"Seo, cepetan dong! Mana kartunya?" Ucap Sinb tidak sabaran.
"Bentar napa, ini lagi gue ambil."
"Tau ih udah sore nih, gue pengen cepet-cepet selesai terus pulang deh, ngantuk soalnya." kata Rena.
"Belom juga mulai jir!" Vernon noyor kepala Rena.
"Udah-udah ributnya, nih kartunya." Eunseo menunjukan segepok kartu yang baru ia keluarkan dari tasnya.
"Kartu werewolf?" Tanya Pinky, Eunseo mengangguk.
"Perasaan gua pernah liat kartu itu deh, tapi dimana ya?" Gumam Moonbin sambil menatap kartu itu.
"Jangan pake perasaan makanya, ntar baper! Udah ayo main?" Yuto merebut kartu itu dari tangan Moonbin, ia mengocok lalu membagikannya.
"Lu dapet apa?" Tanya Kino kepo dan mencoba ngintip kartu punya Yein.
"Gak boleh dikasih tau dodol!" Yein menyentil jidat Kino, Kino cemberut.
"Ini moderatornya siapa? Ada yang dapet moderator ga?" Tanya Donghan, semuanya menggeleng.
"Bukan gue." Balas Chanwoo sambil mengecek kartu yang ia dapat. "Terus siapa dong?" Sambungnya lagi.
"Coba tanyain Mbak Wendy deh Seo?" Usul Elkie yang udah mulai bosen, Eunseo ngangguk terus ngechat mbaknya.
Eunseo
Mbak ini cara mainnya gimana?
Yang jadi moderatornya siapa?Wendy_son
Hah? Main? Main apaan?
Moderator gimana maksudnya?
Gak ngertiEunseo
Itu loh main kartu werewolf
Yang tadi pagi lu kasih ke gue
Masa lupa sih?
Cakep-cakep pikun lu mbakWendy_son
Apaan sih lo, halu ya?
Orang dari kemaren gue nginep dirumah Seulgi
Ngaco lu ah"H-hah?" Eunseo gemetar membaca pesan dari kakaknya itu, wajahnya mendadak pucat.
"Kenapa Seo?" Tanya Rena yang menyadari Eunseo ketakutan, Eunseo ngasih liat chat dia sama kakaknya tadi. Rena merinding.
"Tuh kan! Gue dari awal udah curiga sama kartu itu!" Pinky ikutan panik, Yein disebelahnya ngusap-ngusap punggung Pinky biar agak tenang.
"Udah mending kita pulang aja yuk?" Ucap Donghan mencoba memberikan solusi karena semua temannya terlihat panik dan ketakutan.
"Halo semuanya, selamat datang di permainan Werewolf!"
Baru saja mereka hendak berdiri dan meninggalkan kelas, tiba-tiba mikrofon berbunyi.
"Bangsat! Siapa lo?! Bikin kaget aja!" Ucap Moonbin, padahal mah dia takut bukan kaget.
"Kita kebawah aja yuk? Siapa tau ada orang iseng?" Usul Sinb, semuanya mengangguk lalu turun kebawah.
"Loh kok gerbangnya dikunci? Satpam juga gaada, ini beneran cuma kita doang nih yang ada disini?" Vernon menghela nafas kasar, ia hendak mencoba membuka gerbang sekolah, namun..
"NON JANGAN DIPEGANG! ITU DIALIRIN LISTRIK!" Yuto narik baju Vernon kebelakang sampe mereka berdua ngejungkir.
"Kalian sudah masuk didalam permainan ini, jangan harap bisa keluar sebelum permainan selesai! Jika kalian mencoba kabur maka kalian akan mati."
Suara itu terdengar lagi, kini mereka terdiam karena ketakutan.
"Semuanya kumpul di lapangan!"
Mereka pasrah, mau tak mau akhirnya mereka berduabelas kumpul dan duduk di lapangan.
"Lo siapa sih jing? Kesel gue!" Vernon sudah tak bisa menahan emosinya, mengingat ia tadi hampir mati jika saja Yuto tak menyelamatkannya.
"Kepo banget sih? Saya moderator kalian didalam permainan ini. Okey saya akan jelaskan, ini bukan permainan Werewolf biasa. Semua akan berubah sesuai peran yang didapat pada kartu masing-masing."
"Hah? Gila kali? Berati nanti werewolfnya bakal makan villager beneran gitu?" Kino terlihat tegang.
"Yups! Seratus buat Kino."
"Sinting! Gua gamau mati konyol karena game gak guna ini!" Seru Rena.
"Maafin gue ya guys, gara-gara gue kalian terjebak di game gak jelas ini." Eunseo menundukan kepalanya, ia menggigit bibir menahan tangis.
Pinky merangkul Eunseo pelan, "Gapapa Seo, kan lo juga gak tau akhirnya bakal kaya gini?"
"Udah cukup dramanya! Sekarang kalian semua tutup mata, kalo ada yang ngintip mata kalian gaakan bisa dibuka selamanya!"
"Sadis bener sih bangsat!" Umpat Yein.
"Yang merasa Werewolf buka mata. Tutup!"
"Seer yang bisa menerawang identitas pemain lain, buka mata!"
"Tutup. Witch yang mempunyai kekuatan menghidupkan orang mati, namun setelah itu ia akan menjadi villager biasa buka mata!"
"Sekarang guardian si pelindung buka mata! Tutup."
"Hunter yang bisa mengajak satu pemain mati bersamanya, angkat tangan!"
"Traitor si penghianat, angkat tangan!"
"Cursed warga desa yang bisa berubah jadi werewolf saat dimakan werewolf, angkat tangan!"
"Sisanya villager ya."
"Okey, sekarang semua buka mata!"
Keduabelas remaja itu membuka matanya, mereka saling memandang dengan raut wajah cemas.
"Permainan dimulai, saya beri waktu 30 menit untuk werewolf memburu mangsanya, lonceng akan berbunyi jika waktu habis. Kalian harus kembali berkumpul disini untuk berunding siapa yang akan kalian gantung dan dianggap Werewolf."
"Kalian bisa menggunakan kekuatan kalian atau mencari tempat persembunyian yang aman, semoga beruntung!"
— TBC —

KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf games | 1998 ✔
Mystery / Thriller"Bukan gue werewolfnya!" #19 in m/t [12-04-2018] +lowercase, swear words ©gyutaehui, 2018