Sembunyi

1.9K 388 58
                                    

Moonbin menarik tangan seseorang disebelahnya buat sembunyi bareng dia di UKS, namun setelah melihat Yuto dan Yein masuk kesana ia mengurungkan niatnya dan memilih untuk sembunyi di ruang kepala sekolah.

"Bin jangan cepet-cepet, capek!" Ucap seseorang dibelakangnya dengan nada cempreng, Pinky.

"Lah? Kok jadi lu sih Pink? Gue kira tadi Sinb." Moonbin cengengesan lalu melepaskan genggamannya pada tangan Pinky.

"Makanya liat-liat!" Balas Pinky sambil cemberut.

"Kita mau ngumpet dimana?" Tanya Moonbin sambil melihat ke seluruh penjuru ruangan.

"Gue dibawah meja aja deh, lo dimana?" Pinky balik bertanya saat ia sudah berada dibawah meja.

"Gue disini aja." Jawab Moonbin lalu jongkok disamping lemari.

Sebenernya tadi Pinky mau ngumpet bareng Yein, tapi entah kenapa dia punya firasat kalo Moonbin dapet peran baik, jadi dia pasrah aja ditarik kesini.

"Guardian, pilih satu pemain yang ingin kamu lindungi."

"Ya tuhan tolong lindungi Pinky! Pinky belom mau mati sekarang, baru juga jadian seminggu sama Kak Mingyu masa udah mati sih huhuhu, nanti kalo Pinky mati terus doi balikan sama si Tzuyu gimana? Huaaaaa gamaooo gak rela!!!" Ucap Pinky dari kolong meja, Moonbin terkekeh mendengar curahan hati gadis itu.

"Berisik lu onta china! Orang mah mau mati inget dosa, lah lu malah inget Kak Mingyu!"

"Suka-suka gue dong? Sirik aja jones!"

"Witch, apa kau akan menggunakan kekuatanmu?"

"Seer, pilih orang yang akan kamu terawang!"

Moonbin bisa melihat Pinky memejamkan matanya, mungkin ia ketakutan akan diserang Werewolf?

"Pink, lo seer?" Tanya Moonbin ngasal, Pinky menggeleng lemah.

"Gue villager bin, gue cuma berharap bisa selamat dari game sialan ini!" Ucap Pinky pasrah.

— 🐺 —

Eunseo lari sendirian di koridor sekolah, dia bingung mau sembunyi dimana.

"Kesana aja deh," Gumamnya lalu berlari mendekati pintu perpustakaan yang kebetulan tidak terkunci.

Kriett!!!

Eunseo membuka pintu perpustakaan sepelan mungkin, agar jika disana ada werewolf ia bisa menutup pintunya kembali dan berlari.

"Aauuuuuuu..."

"ANJING! EH SERIGALA! EH ASTAGFIRULLAH!" Eunseo spontan teriak lalu masuk kedalam perpustakaan dan mengunci pintunya.

"Eunseo? Itu lo kan?" Tanya seseorang yang sedang bersembunyi dipojok ruangan, Eunseo menghampiri suara itu, dan ternyata itu Rena. Gadis itu sedang bersembunyi bersama Elkie.

"Kalian disini daritadi?" Tanya Eunseo yang kini berjongkok didekat rak berisi novel.

"Iya, lo gabung aja sini ngumpet bareng kita." Ucap Elkie, Eunseo mengangguk.

— 🐺 —

Vernon berlari ke kantin sendirian.
Jika teman-temannya bisa pasrah di permainan ini, maka Vernon tidak. Ia berusaha mencari benda tajam untuk perlindungan diri jika saja tiba-tiba werewolf menyerangnya.

"Aauuuuuu.."

Setelah mendengar lolongan dari arah barat ia berinisiatif menghampiri suara itu, namun diperjalanan ia bertemu dengan Donghan.

"Lo denger suara lolongan juga?" Tanya Donghan pada Vernon, yang ditanya mengangguk.

"Iya gue juga denger, samperin yuk?" Ajaknya, lalu mereka berdua berjalan kearah UKS.

Namun nihil, tak ada werewolf disana. Hanya terlihat mayat Yuto yang sudah terbujur kaku dengan darah mengalir dari perut dan lehernya.

Teng.. teng.. 🔔

Lonceng berbunyi tanda waktu permainan sudah habis.
Awalnya Vernon dan Donghan memutuskan untuk kembali ke lapangan, namun baru beberapa langkah mereka melihat sosok berbulu lebat dengan mata merah berlari menjauh kearah kelas 12.

Saat Vernon berniat mengejar, ia dikejutkan dengan kemunculan Kino yang sedang berlari dengan ngos-ngosan dari arah kanan. Itu berarti Kino baru saja muncul dari arah kelas 12.

"Kino?" Tanya Vernon kaget, Kino mengeryit heran. "Lo kenapa, Non? Kayak kaget gitu?" Kino bertanya balik.

"Tadi ada werewolf lari kearah sini, lo gak liat?" Vernon celingak-celinguk, Kino menggeleng.

"Enggak tuh, eh Yuto mati?" Tanya Kino yang kaget melihat mayat Yuto, Vernon mengangguk sedangkan Donghan memandang Kino curiga.

Kino beneran kaget?

Atau pura-pura kaget nih? Hehehe 😏

"Ngeri banget sih anjir! Mending kita balik ke lapangan aja yuk? Gue pengen muntah." Ajak Kino, akhirnya mereka bertiga kembali ke lapangan.

— TBC —

Werewolf games | 1998 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang