"Waktu habis! Kalian terlaku banyak berdebat! Tidak ada yang digantung malam ini."
"Guardian, seer dan werewolf silahkan tentukan target kalian sekarang!"
Teng.. Teng.. 🔔
Kali ini Vernon tidak sembunyi sendiri ataupun dengan Donghan, melainkan ia menarik tangan Sinb berlari bersamanya.
"Non, lu gak curiga sama gue?" Tanya Sinb sambil menatap Vernon.
"Emang kenapa, Bi?" Vernon balik bertanya.
"Abis yang lain pada nuduh dan curiga sama gue tadi, tapi lo malah narik tangan gue." Ucapnya, Vernon cengengesan.
"Iya juga ya? Yaudah kita pisah disini aja deh!" Ucapnya lalu berlari kearah Lab fisika yang tak jauh dari tempat mereka sekarang. Begitupun Sinb, ia pergi ke ruang guru yang berada tepat disebelah lab fisika.
"Witch, apa kau akan menggunakan kekuatanmu malam ini?"
"Werewolf silahkan beraksi!"
"Aaauuuuu..."
Vernon sedikit tersentak saat mendengar lolongan itu, namun ia memilih untuk tenang dan mencari senjata.
"Lah cuma ada ini doang, yaudahlah mayan buat gua lempar kalo ada werewolf." Gumamnya lalu mengambil tabung reaksi kosong.
"Aaauuuuuuu.."
Lolongan itu terdengar lagi, bahkan suaranya semakin dekat.
Bohong jika Vernon bilang tidak takut, sebenernya dia merinding + deg-degan, tapi kan harus tetep stay cool, iya ga?Karena penasaran, ia mengintip dari jendela lab. Vernon tercekat.
— 🐺 —
Pinky menggandeng Yein untuk bersembunyi bersamanya, Yein yang masih lemas hanya pasrah ditarik-tarik Pinky seperti itu.
"Lo kenapa narik gue, Pink?" Tanya Yein bingung setelah mereka bersembunyi diruang kelas.
"Gue tau karakter lo baik, iya kan?" Tebak Pinky, Yein mengangguk.
"Kalo gitu, kita sama-sama good side, dan gue juga tau kalo lo bisa jawab clue yang Yuto kasih." Sambung Pinky lagi.
"Tadi itu gue mau bilang kalo 'Eun' itu artinya anugerah," Ucapnya, Pinky mengeryit. "Nama aslinya Sinb kan Eunbi? Tapi Eunseo juga ada 'Eun' nya kan?" Ucapnya, Yein mengangguk.
"Berati bisa aja Sinb werewolfnya?" Ucap Yein, "Atau mungkin dia korban selanjutnya? Kan gak ada yang tau."
"Gue khawatir sama Eunseo deh, gue takut dia korban selanjutnya, Pink."
"Sama, gue juga, In."
"Aauuuuuuuuuuuuuuuu..."
Pinky menggenggam erat tangan Yein. "Yein, gue takut!" Ucapnya dengan gemetar. "Sstttt!" Yein merangkul Pinky untuk menenangkannya.
"Aauuuuuuuuuuu..."
Yein sudah kebal mendengar suara lolongan semacam itu, toh di ronde pertama tadi pun ia bertemu werewolf kan? Maka dari itu ia berinisiatif untuk mengintip.
"Lo diem ya, gue mau ngintip." Ujarnya, Pinky mengangguk.
Yein pun perlahan mulai berdiri dan mengintip dari celah jendela yang ditutupi oleh gorden, sesaat kemudian ia duduk kembali dengan wajah pucat.
"Gimana? Siapa yang diserang?" Tanya Pinky kepo, Yein menghela nafas, "D-Donghan sama Eunseo."
— 🐺 —
"Seo, sini! Jangan jauh-jauh dari gue!" Donghan menarik Eunseo memasuki ruang rapat.
"Tapi disini gak aman, Han!" Ucap Eunseo, Donghan mengangguk. "Iya gue tau, tapi seengganya kita bisa mudah kabur atau nyerang dia pake barang-barang yang berat disini."
"Lo masuk kesitu!" Donghan menyuruh Eunseo masuk kebawah meja, sedangkan dirinya masuk ke lemari yang hanya berisi beberapa buku tebal dan pembolong kertas berukuran besar.
"Aauuuuuuuuuuuuuuuuu..."
"Donghan, lo masih disana kan? Lo gak ninggalin gue kan?" Eunseo mulai ketakutan.
"Loh, bukannya lo yang ninggalin gue dan pacaran sama Kak Jaehyun ya?" Jawab Donghan sambil terkekeh, Eunseo melempar pulpen kearah Donghan.
"Masih bisa ya lo bercanda di situasi kayak gini?" Eunseo menghela nafas kesal.
"Gue gak akan ninggalin lo—"
"Aauuuuuuuuuuuuuuuu..."
Kriett..
Pintu lemari terbuka, Donghan terkejut saat melihat sosok bermata merah menyeringai kepadanya.
Tanpa pikir panjang, Donghan segera melemparkan semua benda yang ada didekatnya itu ke kepala sang werewolf hingga werewolf itu terjungkal ke belakang.
Kesempatan itu ia gunakan untuk berlari kearah pintu, namun naas werewolf tersebut bangkit kembali dan mengejar Donghan.
Eunseo yang sudah tak tahan melihat kejadian itu keluar dari persembunyiannya, saat werewolf akan menerkam Donghan, ia melempar kursi kayu dan membuat sang werewolf tersungkur.
"Aakhh.." Rintih Donghan, werewolf itu berhasil melukai tangan mulusnya.
"LARI GOBLOK!" Eunseo yang panik langsung menarik Donghan yang masih kesakitan keluar ruangan.
"Aauuuuu..."
Ternyata werewolf itu masih kuat berdiri dan berlari mengejar sang target. Eunseo sekuat tenaga berlari menarik Donghan yang mulai melemah.
"Han, pliss gue mohon bertahan!" Ucap Eunseo berusaha menguatkan mantan kekasihnya itu. "Kita cuma perlu bertahan sampai loncengnya bunyi." Sambungnya, Donghan mengangguk.
"Seo, t-tinggalin aja gua disini, g-gua targetnya." Ucap Donghan terbata, mereka masih berusaha lari menuju ruang UKS.
"Gak akan!"
GUBRAK!
Mereka berdua tersandung pot bunga dan terjatuh, terlihat dari jauh werewolf berlari kearah mereka. Eunseo bingung, ia tak mau kehilangan Donghannya.
Eunseo melihat kearah kanan dan menyadari ada linggis disana, akhirnya ia mengambilnya.
Gadis itu maju beberapa langkah, berniat melindungi Donghan. Saat werewolf semakin dekat, ia mencoba memukul werewolf itu dengan linggis ditangan kanannya.
Namun baru saja ia mengangkat tangannya, werewolf itu berlari. Seakan takut saat melihat Eunseo.
— TBC —
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf games | 1998 ✔
Mystery / Thriller"Bukan gue werewolfnya!" #19 in m/t [12-04-2018] +lowercase, swear words ©gyutaehui, 2018