d u a-d e l a p a n

457 61 0
                                    

A/N: chapter ini kembali mengandunglah unsur ke-anu-an. h3h3h3. enjoy aja lah ya.

~~~
Sejak Kyungsoo keluar dari toilet dan berjalan meninggalkan sekolah, seseorang memperhatikannya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Ia ragu untuk mengejar Kyungsoo. Haishh.

Cepat-cepat ia mengejar Kyungsoo, namun menciptakan jarak sekitar 1 meter darinya. Ia tidak mau kalau nanti ia terciduk dan akhirnya Kyungsoo meninggalkannya.

Ia terus mengikuti Kyungsoo dari sekolah menuju bus. Ketika tau Kyungsoo duduk di barisan tengah, maka ia duduk di barisan terbelakang. Ketika Kyungsoo turun dari bus pun, ia juga ikut turun. Mengikutinya hingga ke rumah.

Begitu Kyungsoo berhenti tepat di depan pagar rumahnya, ia langsung berlari dan memeluk Kyungsoo dari belakang. Kyungsoo tersentak, tentu saja. Ia sama sekali tidak menyangka; bahkan tidak mengharapkan seseorang datang disaat seperti ini.

"Hiks.. Hiks.." Kyungsoo mengernyit. Orang yang memeluknya menangis. Kyungsoo menatap ke arah tangan yang memeluk pinggang rampingnya itu. Ah, dia tau siapa orang ini. Jongin-nya, ya... Jongin lah yang memeluknya saat ini.

Kyungsoo tersenyum sendu. Berniat melepaskan pelukan Jongin, Jongin malah mengeratkan pelukannya dan semakin terisak. Lelaki itu menaruh kepalanya pada ceruk leher Kyungsoo. Membuat sang empunya terkadang merasa geli.

Sebenarnya Kyungsoo malu. Tidak seharusnya Jongin memeluknya di trotoar, apalagi sambil menangis. Nanti malah Kyungsoo yang dituduh melakukan sesuatu pada Jongin. Ana Kyungsoo mau.

Kyungsoo mengelus punggung tangan Jongin yang masih setia memeluknya.

"Jongin." Panggilannya dibalas dengan isakan kecil Jongin.

"Jongin, ayo kita masuk." Udara di luar dingin. Karena, nyatanya ini masih pagi dan langit juga tidak mendung. Cerah, namun matahari tidak terlalu nampak.

Jongin mengangguk tanpa merubah posisinya sama sekali. Kyungsoo tersenyum sekilas, sebelum akhirnya membawa Jongin masuk ke dalam rumahnya.

🌠🌠🌠

"Hiks.. Hiks.." Kyungsoo menggelengkan kepalanya. Ia tidak suka dengan Jongin yang cengeng seperti ini. Mungkin sudah sejam yang lalu Jongin tidak kunjung berhenti menangis.

Oh ya, mereka berada di kamar Kyungsoo. Keduanya sama-sama duduk bersila di atas tempat tidur Kyungsoo. Kyungsoo bosan, benar-benar bosan. Ia tidak bisa melakukan aktifitas lain kecuali duduk di depan Jongin dengan lengannya yang dikunci oleh lengan Jongin.

"Jongin.. Jangan nangis ya? Emang kamu mau aku ikut nangis juga?" Jongin menggeleng pelan di sela-sela isakannya.

"Jongin.." Jongin menatap ke arah Kyungsoo dan,

chup!

Kyungsoo mengecup bibirnya kilat! Mata Jongin membola, tubuhnya kaku dan ia sama sekali tidak dapat bergerak. Katakanlah kalau Jongin ini berlebihan, namun sungguh, ini adalah kecupan yang benar-benar Jongin harapkan dari seorang Kyungsoo. Terhitung seminggu lebih Jongin tidak mendapat ciuman dari Kyungsoo. Bahkan melakukan skinship-pun Kyungsoo sama sekali tidak mau.

Seketika Jongin merasa ia meleleh, ketika mendapat tatapan hangat dari Kyungsoo disertai senyuman manisnya; walau beberapa bekas luka merusak segalanya. Tapi tak masalah bagi Jongin.

"Jongin sayang, lepasin ya tangannya? Keram nih." Jongin langsung menekuk wajahnya. Ia kesal dengan Kyungsoo.

"Huh." Setelah itu Jongin memunggungi Kyungsoo. Kyungsoo hanya terkekeh melihat tingkah Jongin yang menurutnya menggemaskan.

kakel × kaisoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang