empat-puluh (KYUNGSOO)

525 50 9
                                    

a/n: nah chapter ini hadir bersama dengan uri Kyungsoo!~ YEAY

langsung saja, ne?

WARN: ada part itunya.
- - -

(Kyungsoo's POV)

Kalian tahu tidak? Patah hati itu tidaklah menyenangkan. Tentu saja! Siapa juga yang mau mengalami yang namanya patah hati? Kalian tidak mau kan? Begitu juga denganku.

Pertemuanku dengan Jackson bukanlah suatu kebetulan. Begitu juga dengan pertemuannya dengan Jinyoung. Pertemuanku dengan Sohyun. Pertemuanku dengan Kak Seunghyun, dan terakhir, pertemuanku dengan si hitam, Jongin. Hehehe, aku hanya bercanda.

Yang paling menyakitkan adalah ketika aku dan Jackson akan menjadi saudara tiri. Aku tak dapat membayangkannya. Mengapa dari begitu banyak wanita di dunia ini, Ayah justru memilih Mamanya Jackson? Kenapa?

Aku sendiri akhirnya sadar, mungkin aku dan Jackson dilahirkan bukan untuk menjadi sepasang kekasih, melainkan untuk menjadi saudara yang saling menopang, juga saling tolong-menolong.

Beruntung, Ayah menemukan wanita yang tepat. Keluargaku terasa lengkap kembali. Ya, walau itu bukanlah dengan Ibu. Namun tak apa, selama Ayah bahagia, Jackson bahagia. Aku turut bahagia.

Aku yakin Jackson juga benar-benar mudah melupakan perasaannya padaku begitu ku dengar ia memiliki kekasih baru, yaitu si polos Jinyoung. Aku tak apa dengan itu. Justru Jackson memang harus mencari orang baru pengganti diriku, bukan?

Hm, omong-omong.. Mengenai aku dan Sohyun. Ahh, aku sebal lagi jika harus mengingat wanita itu. Bagaimana ia datang secara hidup-hidup di hadapanku, bahkan dihadapan Ayah. Juga bagaimana ia mempermalukanku di kolam renang. Kalian masih ingat kejadian itu bukan? Ah, benar-benar memalukan. Sial.

Ah iya, aku dan Jongin baik-baik saja. Walau tak jarang kami bertengkar bahkan karena hal sepele. Seperti misalnya ketika makan siang, Jongin tak mau mencuci piringnya. Aku selalu memaksanya, bahkan menyubit atau menjewernya jika ia sama sekali tak mau bergerak dari duduknya.

Namun melalui hal-hal seperti itu, aku yakin hubunganku dengan Jongin akan semakin kuat. Sama seperti dengan pertemananku dan Xiumin. Ah, dengan Jackson juga. Kami bertiga sejak kecil sudah bersama, meskipun Jackson sempat meninggalkan kami berdua karena harus ikut dengan ibunya ke London.

Aku dan Xiumin, juga Jackson seringkali bertengkar karena masalah-masalah kecil. Yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan cara baik-baik, yang tentu saja jauh lebih cepat. Ya, tapi maklum. Kami masih kecil waktu itu, jadi sering memilih cara-cara panjang untuk menyelesaikan suatu masalah.

Sampai sekarangpun, kami masih sering memakai cara kekanak-kanakkan kami dalam menyelesaikan masalah. Seakan tak mau melepaskan masa kecil. Hahaha, lucu sekali jika diingat-ingat.

Awal-awal bersama Jongin, aku sok-sok-an menjadi 'semenya'. Padahal aku tahu aku tak cocok dengan kata itu. Bahkan waktu dengan aku adalah 'ukenya'.

Aku berjanji pada Jongin, tidak akan sok-sok-an lagi untuk menjadi dominan baginya. Karena tentunya ialah sang dominan, untukku. Hhhh, terima nasib.

Kalian tahu? Setelah berkelana dalam mimpiku yang singkat ini, aku dikejutkan dengan sepasang tangan yang mengalungi pinggangku. Aku terkejut, namun senyum tercipta di wajahku. Ini Jongin, orang kesayanganku. Setelah keluargaku tentunya!

Akhir-akhir ini aku menjadi sosok yang manja padanya, tahu. Dan aku yakin kalau Jongin menyukainya. Bayangkan, aku yang masih asik dengan duniaku, kini sudah berada di atas tempat tidur. Di bawah kungkungan seorang Jongin.

Astaga Jongin ini. Pandangannya benar-benar membuat pipiku sukses memerah. Dasar.

— — —

(Author's POV)

kakel × kaisoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang