Selamat membaca!
♥♥♥♥♥
Pagi ini Camilla tengah bersiap siap untuk berangkat ke sekolahya, dia sedang menatap pantulan dirinya di depan cermin besar yang terdapat di dalam kamarnya.
"Dah cantik, sekarang let's go cuss berangkat!" Gumamnya semangat. Setelah puas mengamati penampilannya.
"Eh, ini masih jam 05.15. Pasti mama masih kelonan sama papa. Yaudahlah." Gumamnya lagi. Melihat jam tangan dark coklat yang melingkar manis di tangan sebelah kirinya.
Dia pun berjalan menuruni tangga untuk turun ke lantai dasar, berhenti sebentar di depan meja makan lalu mengambil beberapa bungkus roti dan memasukkannya kedalam tas. Kemudian dia berjalan menuju pintu utama.
Tapi langkahnya terhenti setelah membuka pintu utama, di depan pekarangan rumahnya terdapat sesosok makhluk tertampan ciptaan tuhan *menurutnya:v sedang menyender ganteng di motor ducati berwarna dark blue.
'Oemjih oemjih ini bebeb kenapa pagi pagi gini udah nangkring di depan pekarangan gue sih, gatau apa jantung gue kan jadinya dag dig dug derr.' Pekik batinnya jingkrak jingkrak absurd.
"Morning!" Sapa sang pemuda yang telah menguasai hatinya itu.
"Morning, alan ngapain nongkrong pagi pagi gini di depan pekarangan?" Tanya Camilla polos. Memiringkan kepalanya ke kiri hingga terlihat menggemaskan.
Alan yang gemas melihat pose gadis itu pun langsung medaratkan cubitannya pada pipi Camilla.
"Ya jemput lo lah milaaa, masa arisan pkk."
"Awww, sakit alan! Suka banget sih nyubit nyubit." Camilla memajukan birir bawahnya ke depan. Dia mengusap ngusap bekas cubitan pangerannya itu.
Camilla mendongak merasakan usapan lembut di pipinya, pangerannya itu tersenyum.
"Iya iya maaf. Dah ah yuk berangkat!" Katanya.
Alan pun langsung menaiki motor kesayangannya, memakai helm kemudian menatap gadis yang masih terbengong di depannya.
"Weh! Cepet naik. Nih pake helmnya."
Camilla menatap sebal pemuda di depannya.
"Iya ih, gimana gue naik nya alan? Motor lo kan tinggi, nah gue nya kan kurang tinggi terus kalo nanti paha gue keliatan gimana? Kalo nanti pas gue naik kejengkang gimana? Kalo nanti--" ocehannya terhenti saat merasakan ada tangan yang melingkar di pinggangnya.
Seperti de javu, dia merasakan pangerannya tersenyum saat memasangkan jaket yang berwarna sama seperti motornya itu ke pinggangnya.
'Aduh bang! Hayati gak kuat pagi pagi udah di bikin melting kayak gini. Seret aja hayati kerawa rawa bang. Seret!" Otak nya mungkin mulai konslet.
"Nah, udah kan tuh. Sekarang cepet naik! Nanti kita telat." Alan naik ke motornya, kemudian membantu sang gadis untuk ikut naik ke atas motornya yang lumayan tinggi itu.
"Pelan pelan dong narik nya pak! Ini tuh tangan bukan tali tambang." Sungut gadis itu saat telah berada di atas motor.
Kemudian dia menoleh kan kepalanya ke sana kemari. Alan yang melihat lewat kaca spion pun kembali merotasikan bola matanya.
"Kenapa lagi sih mil? Gini banget ya ternyata kalo pergi sama cewek. Ribet."
Camilla membulatkan kedua bola mata nya lalu memukul pelan bahu kanan Alan.
"Sembarang kalo ngomong, gue tuh lagi bingung mau pegangan di mana. Motor lo kan ga ada pegangannya di belakang kaya motor maticnya Bianca." Balasnya kesal.
YOU ARE READING
COLD PRINCE
RomansaChristian Diralan Subrata. Kapten team basket, Ganteng nauzubillah, kaya, cuek, ga pekaan, dingin pada perempuan tapi anehnya punya banyak penggemar. Yang diam diam suka memperhatikan Ketua team cheers yang bawelnya minta ampun. Camilla Angeline Atm...