6. Trap in trap

11.7K 507 1
                                    

Jebakan paling indah yaitu aku terjebak pada perasaanmu.

•••

R

eno menyusun berkas yang tak terlalu banyak, "Tuan muda tidak setuju." Reno menyampaikan pesan Dustin.

"Biarkan saja, awasi saja diam-diam." jawab tuan Alfred sembari mengutak-atik gadgetnya.

Dia tampak sibuk sekali, "Tuan, apakah tidak kita paksa saja?" Reno masih kukuh memberi pendapat.

"Kenapa Reno? Kenapa kamu bersikukuh ingin membawa mereka berada dalam pengawasan kita disini?" heran tuan Alfred sampai ia menghentikan aktifitasnya.

Reno hanya terdiam, wajahnya terlihat ragu menjawab. "Reno jawab saya? Ada yang kamu sembunyikan?" tepat sekali.

"Karena musuh sudah mengetahui identitas tuan muda, mereka bahkan merencanakan pembunuhan, mereka juga menggunakan kecelekaan 1 tahun yang lalu itu sebagai senjata mereka untuk menyerang." jelas Reno.

"Sudah kuduga, awasi lebih ketat." perintah Alfred serius.

Reno mengangguk dan segera pamit keluar dari ruang kerja Tuan Alfred. Dia segera menelpon seseorang.

"Bergerak." ucapnya seperti kode.

Seorang gadis, menghampiri Reno. "Dimana Dustin? Mengapa aku tidak mendapat kabarnya sama sekali? Dia menghilang sekejap!" tanya gadis itu dengan kedua alis menyatu heran.

"Kamu tidak perlu ikut campur terus dengan kehidupan Dustin, kamu siapa?" sindir Reno kesal dengan gadis itu yang selalu saja merecoki kehidupan Dustin.

"Aku? Aku adalah sahabat Dustin, dan aku perlu tau semua kehidupan Dustin!" tekan gadis itu.

"Sudahlah Aurora! Pergi saja, percuma kamu ada disini mereka tidak akan memberitau dimana Dustin berada, lupakan saja perasaanmu itu aku tau kamu tidak hanya ingin menjadi sahabat Dustin." Reno meninggalkan gadis cantik bernama Aurora tadi.

Gadis itu menangis, membenarkan setiap perkataan Reno. Tetapi apa salah jika dia ingin tau dimana Dustin? Dia hanya ingin tau dimana keberadaan sahabatnya itu.

Mengenai perasaannya, Aurora bungkam. Lagi dan lagi perkataan Reno selalu menghancurkan hatinya, Reno sangat pedas jika berbicara dengan Aurora.

Aurora tau dimana dia bisa mendapatkan informasi keberadaan Dustin. Moms, ya hanya dengan datang kerumah Dustin, memasak, bercanda dan menemani moms Dustin. Aurora rasa dia pasti dapat menemukan dimana keberadaan Dustin.

Aurora segera melangkah keluar dari daerah perkantoran yang terlihat sibuk setiap saat, maklum tugas mereka berat sekali sepadan dengan gajih dan penghasilan mereka.

Sebelum menuju kerumah kediaman keluarga Alfred, Aurora membeli beberapa cake untuk mengambil hati Moms terlebih dahulu.

Agar rencananya lancar, agar dia tau dimana Dustin berada. "Dustin, waiting me." ucap Aurora kemudian melangkah masuk kedalam rumah.

"Moms, are you here?" panggil Aurora. "Hey Aurora, sejak kapan kamu disana?" tanya Moms sembari memasak.

"Baru saja Moms, hmm mari Aurora bantu." Aurora meletakan kue tadi dimeja makan dan segera pergi membantu Moms.

"Moms, dimana Dustin?aku ingin bertemu." Aurora memulai aksinya.

"Haha Dustin sedang sibuk Aurora, dia tidak bisa bermain dulu denganmu." ucap Moms tenang, "Setidaknya dia memberiku kabar, dimana dia sekarang, beritau aku Moms agar aku tenang." Aurora memaksa meskipun nada bicaranya lembut.

"Kamu yakin setelah ini kamu tenang? Moms harap kamu tidak bertingkah macam-macam." ucap Moms.

"Apa Moms tidak percaya Aurora lagi?"

"Ahh tidak anakku, kau sudah kuanggap putriku kemarilah Moms ingin memelukmu." Aurora mendekat, Moms memeluknya penuh kasih sayang.

"Tenang saja Aurora, Dustin sahabatmu itu baik-baik saja, dia sedang bersama gadis yang dia cintai ahaaa putra moms sudah besar ternyata, dia sudah bertunangan dan menetap di Indonesia." jelas Moms, "B-bertunangan?" tanya Aurora kaget.

Rasanya dirinya hancur seketika, "Iya, dia bertunangan, hey perkenalkanlah pada Moms pacarmu." Moms menggoda Aurora.

Aurora pura-pura tersenyum malu, "Aurora mau fokus kuliah saja Moms." ucap Aurora.

•••


My BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang