23. Not Break heart

4.5K 197 10
                                    

Hati aku cuma satu tapi tenang dia tidak mudah patah hati.

-Dustin James Alfred.

•••

Pertandingan bola ditelevisi membuat Ann jengkel setengah mati, biasanya dia yang sering mengabaikan seseorang kini dia yang diabaikan.

Miche, Joe, Lorenzo, dan Dustin sibuk sendiri berteriak dan bertaruh didepan tv mendukung tim kebanggaan mereka masing-masing.

Perihal kekesalannya Ann karena dia cewek sendiri, Eva dan Bundanya pergi menuju acara mereka masing-masing. Eva yang mau ngedate dengan Chan dan Bunda Eva yang menghadiri acara ibu-ibu sosialita. Sebenarnya bisa saja Ann pergi jalan keluar tapi rasa malasnya itu loh susah diilangin.

Kaki Ann digoyangkan kesana kemari berusaha mengusir kebosanan. Diambilnya hape dan mengecek app whatsapp, banyak sekali chat tetapi dia tidak berminat menjawab.

Perutnya berbunyi, membuatnya meringis. Dia lapar dan ini hampir tengah malam. Dirumahnya memang banyak makanan tetapi Ann ingin Nasi goreng yang sering mangkal diujung jalan komplek.  Dia berdiri memasukan hape kedalam kantung jaket tebalnya dan berjalan keluar rumah tanpa pamit.

Tepat saat setengah jalan hendak menuju pintu keluar dia berpapasan dengan Dustin, "Gue Ma-" Ann tak melanjutkan ucapannya karena Dustin melaluinya begitu saja. Diangkatnya bahu acuh lalu berjalan lagi. "Mau kemana?" tanya Lorenzo.

"Kepo aja lo." Jutek Ann, "Dih, gue mau ikut keleus, gue tau lo mau beli nasgor kan. Nah gue juga lapar. Yaudah sekalian." Ann melongo, Lorenzo tersenyum paksa lalu menarik tangan Ann dan pergi menuju penjual nasgor dengan berjalan kaki.

Ann yang memaksa katanya hemat bensin, Lorenzo terpaksa menuruti. "Lo tuh emang aneh dah! Daritadi kalo naik motor juga udah nyampe sana kali." kesel Lorenzo sembari menepuk-nepuk tangan dan pipinya sepertinya dia digigit nyamuk.

"Bawel lo, laki kok lebay. Biar sehat." jawab Ann. Lorenzo mendengus, ingin dia tendang gadis disebelahnya ini hingga ke afrika.

"Nyesel gue nurutin lo, curiga lo suka sama gue ya jadi mau abisin waktu lama-lama makanya lo nyuruh jalan kaki." tuduhan yang membuat Ann delik lalu nampol muka Lorenzo.

"Aw! Sakit bego!" kesel Lorenzo karena seenaknya Ann menamparnya. "Bodo amat lo banyak bacot." ketus Ann, "Hey, gue banyak bacot karena lo ya. Lo tuh diajak pake motor gak mau, mobil gak mau, sekarang malah jalan kaki, lo tuh huhhh kalau gak gue disuruh Papah lo beli nasgor juga gue kagak mau ngikut lo. Astaga mana nyamuk lanji banget sama gue anjirt iya-iya gue tau gue manis sampe darah gue diembat juga. Eh lo harus tanggung jawab sama ku-" Ann menyumpal mulut Lorenzo dengan permen batang yang kebetulan ada dikantung jaketnya. Bawel parah ini si Lorenzo.

"Meledak indonesia kalau omelan lo gak gue bungkam." Ann menggeleng dan lanjut jalan meninggalkan Lorenzo yang diam. "Cepet!" teriak Ann kesal. Lorenzo kalang kabut lari mengikuti Ann.

Dia tetap mengemut permennya, enak sayang dibuang. Diam-diam Ann menghela nafas lega karena pusing dengerin rengekan Lorenzo. Dia bahkan ragu jika Lorenzo laki-laki. Akhirnya mereka sampai diwarung nasgor, "Eh Neng cantik." sapa sipenjual. Ann menanggapi dengan senyuman, "Lima dibungkus, sambelnya pisahin. Yang satu, jangan pake hati." sang penjual mengangguk paham.

Ann dan Lorenzo mengambil duduk berhadapan, melihat muka Lorenzo membuat Ann tiba-tiba tertawa. "Kenapa lo?baru nyadar gue ganteng?" Lorenzo kembali mengemut permennya.

"Idih gantengan juga Dust- eh Papah gue, lo mah beda jauh. Gue ketawa juga muka lo lucu." Ann mengambil hapenya disaku.

"Taroh kali hapenya masa gue diabaikan." kesel Lorenzo, Ann menaruh hapenya dimeja lalu menatap lurus Lorenzo.

My BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang