48. Memulai hal baru

3.5K 159 9
                                    

Mencoba memulai hal baru adalah caraku memaafkan semua yang ada dimasa lalu- Ann.

•••

Sean menggenggam erat bucket bunga yang ia bawa, merasa gelisah. Haruskah ia membalaskan dendam Papahnya kepada Ann? Sean merasa sangat salah dengan semua ini.

Sean duduk termenung dikursi panjang yang tersedia ditaman tersebut, terus berpikir apakah tindakannya ini benar? Akankah semua selesai jika ia membalas dendam? Tidak.

Iya benar, tidak.

Terus-menerus membalaskan dendam hanya akan membuat dendam-dendam yang baru lagi. Tidak heran, jika cerita tentang dendam selalu berakhir tragis.

"Hai anak muda," Sean menoleh ketika seorang kakek tua memanggilnya, kakek itu terbungkuk memegangi pinggangnya seperti kesakitan.

Sean segera bangun dan membantu kakek itu duduk, perlahan namun pasti. Kakek itu sudah mendapatkan posisi nyaman untuk duduk.

"Terima kasih." Ujar kakek itu tulus, kemudian menarik tas selempang yang ia tenteng tadi dan membukanya. Mengambil sebuah buku didalam tas tadi.

"Bunga itu untuk kekasihmu?" Tanya Kakek itu, Sean melirik bunga yang tadi hampir jatuh kemudian memangkunya.

"Bukan, ini untuk kekasih orang." Ucapan Sean tentu membuat kakek itu tersenyum.

"Cinta itu rumit bukan?" Kakek itu menatap Sean penuh arti, "Entahlah, saya belum terlalu paham dengan cinta." Jawab Sean bingung.

"Dulu, seusia kamu. Saya selalu tidak percaya cinta, masa muda saya disibukkan oleh karir, prestasi, dan apapun itu yang membuat saya tidak menyadari sekitar saya." Kakek itu terlihat sedih, Sean juga bingung harus menjawab apa jadi dia hanya diam menunggu kelanjutan cerita.

"Lalu, seorang perempuan lugu diam-diam jatuh hati dengan saya, namun saya terlalu naif. Saya tidak pernah berpikir, bahwa dunia hanya bersifat sementara." Kakek itu mengeluarkan sebuah kalung berbandol logam bulat dan membukanya, terdapat foto dua orang remaja.

"Dia, sangat lugu bukan? Tuhan masih memberi saya kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Dulu, saya tidak mau membalas perasaannya karena dendam saya." Kakek itu mengelus foto yang ia pegang, "Dendam saya, membuat saya kehilangan kemanusiawian saya. Orang tua saya sudah tiada dari saya lahir, saya hidup penuh keterbatasan, dicemooh orang-orang, dihina, direndahkan membuat saya buta akan kebaikan. Saya menjadi pedendam, sampai saya sadar dendam itu jika dilaksanakan tiada habisnya." Sean kaget, mengapa semua ini seperti terlalu kebetulan.

"Nak, jangan menjadi saya dimasa lalu.... Ah sudah jam saya pulang." Kakek itu berdiri dibantu Sean yang memapahnya, mobil berhenti didekat mereka keluar seorang wanita yang sepertinya adalah cucu dari kakek itu.

"Terima kasih, maaf sudah merepotkan." Wanita itu mengambil alih tugas Sean dan memapah kakeknya.

"Ah tidak apa-apa." Jawab Sean canggung.

•••

Ann tertawa melihat Dustin yang kaget akibat Reno yang memakai topeng monyet.

"Hahaha, mukanya gak nyantai." Ann memegang perutnya yang perih akibat tertawa terus.

Reno membuka topengnya, Dustin mengambil topeng tersebut dan menabok Reno berulang kali. "Sorry sorry." Reno tertawa terbahak-bahak.

My BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang