Chapter - 1

2.6K 196 26
                                    

“Nona Elf?” panggil seseorang di belakangku yang sukses membuatku menoleh ke belakang. Aku mendengus kesal dan merenggut ke arah orang yang memanggilku dengan panggilan seperti itu.

“Sudah berapa kali kukatakan padamu bahwa jangan memanggilku dengan sebutan seperti itu.” Gerutuku kesal sambil merapatkan tanganku di depan dada. Sosok yang kutegur malah tertawa renyah dan kegelian, aku menyipitkan mataku ke arahnya.

“Maafkan aku Non-” ucapannya terputus takala aku mendelik ke arahnya, “Maksudku, maafkan aku Lean.” Katanya sambil nyengir di akhir kalimat. Aku memutar bola mataku ke atas dan menggeleng pelan.

“Ada apa kau memanggilku?” tanyaku penasaran kepadanya.

Ia menjentikkan jarinya dan kemudian berseru dengan penuh semangat.

“Ah iya! Tadi kau dicari oleh Yang Mulia, jadi dia mengutusku kemari untuk menyampaikan pesannya kepadamu.” Jelasnya padaku.

Dahiku menyerit keheranan. Ayahanda memanggilku? Ada apa?

“Dimana Ayahanda sekarang?”

“Saat ini beliau sedang berada di Istana Paduka Raja Maha Agung. Sedang rapat, eh sepertinya sih begitu.” Katanya penuh keraguan. Langit langsung bergemuruh oleh sambaran kilat, aku menautkan alisku keheranan.

“Apakah itu rahasia?” tanyaku lagi.

“Rapatnya? Ah sebenarnya kau akan diberitahu nanti, tapi.. Yah aku kelepasan. Nah mulai lagi.” Katanya saat petir kembali menyambar. Aku mendengus pelan.

“Pamanku yang satu itu sepertinya perlu mendapat gelar atau julukan baru, berlebihan sekali dia.” Sinisku sambil memandang ke langit. Dan gemuruh kembali terdengar, bagus.

“Sebaiknya kau jangan mengungkit ataupun mengatainya lagi. Nanti kau malah bisa hangus tersambar oleh petir asali miliknya.” Sam mengingatkanku. Aku tertawa geli mendengar penuturannya. Mana berani Paman Zeus menyambarku. Tapi, jika ia sedang senggang dan memerlukan hiburan dengan cara membuat Ayahanda murka yah.. Mungkin saja.

“Baik lah, aku akan segera ke sana.” Tukasku akhirnya dengan wajah berseri-seri. Hey, mengunjungi Olympus itu termasuk salah satu kegiatan yang menyenangkan loh.

Sam berdecak dan kemudian menggeleng. “Enak sekali ya menjadi seorang Putri dari Raja Lautan dan Samudra. Yang Mulia Poseidon pasti bingung kenapa anak gadisnya semanja ini.” Protesnya dengan nada bercanda. Aku balas nyengir kuda.

“Kalau dia merupakan Raja Lautan dan Samudra, itu tandanya kau adalah hambanya. Kan dia adalah Rajamu.” Aku terbahak mendengar leluconku mengenai namanya.

Ia menyeritkan dahinya sesaat dan kemudian tertawa kegelian.

“Ya, Yang Mulia Poseidon adalah Raja Samudra. Dan aku adalah Samudra Dion Leonidas, dia adalah Rajaku.” Kata Sam memperjelas leluconku. Aku kembali terbahak.

“Ah sudah lah, Ayahanda sedang menungguku. Aku akan berangkat ke Olympus sekarang, sampai jumpa Sam.” Kataku dengan senyuman manis madu dan kemudian berlalu dari hadapannya untuk bersiul memanggil Pegasusku, Whitney.

* * *
‘Mau kemana kita kali ini Boss? Eh maksudku, adiknya Boss. Eh, sepertinya Bossku juga. Ah. Aku bingung.’ Blackjack mulai kebingungan.

Aku mendesah pelan dan mengutuk Kakak lelakiku di dalam pikiran. Dia bawa kemana Pegasus putihku sehingga aku harus menunggang Kuda Hitam super berisik seperti ini?

‘Em.. Non? Eh, Boss. Maksudku.. Ada baiknya kau jaga pikirkanmu daripada aku melemparkanmu sehingga terjatuh dari ketinggian 3000 meter seperti saat ini.’ Suara Blackjack mulai menampakkan kekesalannya.

Alleanna's Stories (Percy Jackson and Heroes of Olympus Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang