Kami melangkah memasuki aula depan sekaligus teras bagi Istana Olympus. Ada beberapa Dewa Minor dan bertugas jaga di depan gerbang. Aku hanya terdiam dan mengikuti langkah kaki Percy.
Tidak seperti Percy yang bisa dikategorikan cukup sering ke Olympus, ini baru merupakan perjalanan keduaku ke Istana Para Dewa. Maklum lah, pengaruhku tidak sehebat pengaruh Percy.
Aku bukan merupakan Pahlawan yang terkenal seperti Kakakku. Percy sudah pernah menyelamatkan Olympus dari Invansi Gunung Olympus. Ia juga pernah menyelamatkan bumi dari ancaman kehancurkan oleh Ibu Bumi.. Eh, Ibu Pertiwi Gaea. Huft, melelahkan sekali ya menjadi Percy.
Tanpa sadar, rupanya aku sudah menatap Percy dari jarak dekat dengan tatapan yany cukup meresahkan.
“Apa?” tanya Percy canggung.
Aku menggeleng pelan dan kemudian mengalihkan pandanganku darinya ke pada ukiran rumit yang ada di sepanjang dinding di sini.
Faktanya adalah aku selalu mengagumi Percy. Yah memang ia selalu memanjakanku, bersikap over-protective kepadaku, mengkhawatirkanku, melarangku dan lain sebagainya. Tapi, itu salah satu bentuk kasihnya untuk menebus hampir 18 tahun dari hidupku tanpa kehadiran sosok Kakak.
Sebenarnya aku tidak pernah memusingkan hal ini. Bagiku, Percy tetaplah Percy. Ia tidak perlu bersikap demikian karena merasa bersalah kepadaku. Maksudku.. Hey, siapa sangka bahwa dalam sekejap aku sedang menyelam ke dalam laut dan kemudian bertemu dengannya yang mengira bahwa aku tenggelam. Lalu ketika mata hijau laut kami bertemu.. Boom! Sontak saja semuanya menjadi jelas.
“Kau.. Putri Poseidon?” tanya pria aneh terperangah. Aku menyeritkan dahiku dan kemudian mengangguk pelan.
“Serius?! Seorang Putri Poseidon?! Berapa usiamu?!” okay, pria ini berlebihan. Kenapa ia histeris seperti itu?
“Tahun depan menginjak 18 tahun.” Kataku dengan suara pelan.
“Terkutuklah para Gorgon di dasar Tartarus! Yang benar saja! Aku memiliki seorang Adik perempuan dan tidak ada yang pernah memberitahuku?! Yah, kau berutang penjelasan kepadaku!” pria ini sulit dijelaskan emosinya antara senang bahagia ataupun kesal setengah mati. Eh? Barusan dia menyebutku apa? Adik perempuannya?
“Siapa kau?” aku bertanya dengan suara penuh keheranan.
“Hey, aku Perseus Jackson. Kau boleh memanggilku Percy, Perce, Kakak, atau apapun! Salam kenal adikku! Siapa namamu?” ia menjelaskan dan bertanya diakhir kalimat.
“Eh? Aku Alleanna Leighton. Namamu.. Perseus tapi kau anak dari Poseidon..?” dahiku berkerut bingung.
Ia mendesah dan kemudian mengangguk. “Panjang ceritanya.” Ujarnya seperti menutupi sesuatu dariku.
“Tenang saja, aku sedang tidak terburu-buru.” Balasku sambil menyunggingkan senyum dan memamerkan lesung pipiku yang dalam. Oh tidak, ia terhipnotis.
“Whoa, kau cantik sekali. Seperti Putri dari-“
“Yeah, aku cantik, menawan, anggun, dan rupawan seperti Putri dari Aphrodite. Tapi percayalah, aku bukan Putri dari Aphrodite. Aku hanya mendapat tali keturunan Aphrodite dan restu Athena.” Jelasku kesejuta kalinya. Aku heran, sebegitu fanatiknya kah orang kepada Leluhurku yang satu itu?
Percy terperangah dan kemudian tertawa. “Kau pasti cocok dengan Pacarku dan sahabatku. Mereka adalah Putri Athena dan Aphrodite. Kau sempurna sekali Dik!” Percy memujiku dengan tulus. Wajahku memerah dan kemudian aku menunduk.
“Jadi.. Bisa kita mulai pindah dari Pantai ini? Kita harus saling membagi cerita bukan?” tanya Percy. Aku tertawa renyah dan kemdian mengangguk antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alleanna's Stories (Percy Jackson and Heroes of Olympus Fanfiction)
FanfictionZeus memiliki Thalia sebagai Putrinya, dan pada saat yang hampir bersamaan Zeus (Jupiter) juga memiliki Jason sebagai Putranya. Hades memiliki Nico sebagai Putranya dan nuga memiliki Hazel sebagai Putrinya dalam wujud Pluto. Lalu apa yang membuat ha...