11. Jangan buat gue khawatir

41 4 0
                                    

Cowok itu mendumel kesal, pasalnya sudah setengah jam ia menunggu Gadisnya yang tak kunjung datang.

Cowok itu menggigit bibir bawahnya cemas, terlihat  kekhawatiran dari raut wajah cowok itu, tapi dimata semua siswi yang tak sengaja melewati kelas XI Ipa 1, itu adalah hal langka yang tidak boleh dilewatkan

"Ck!si Rinai kemana sih?"

Juna mendesah pasrah, jam sudah menunjukan angka 7, dan tentu 15 menit lagi gerbang akan ditutup, ia berjalan ke arah balkon, terlihat disana, beberapa motor siswa berebutan untuk masuk gerbang duluan, tapi yang ia herankan, kemana gadis satunya ini?

Jarang sekali Rinai telat, Mungkin tidak pernah, karena gadis itu terkenal dengan kedisiplinannya akan waktu

Juna berbalik badan, tidak sengaja ia melihat seorang gadis berkepang dua dengan kacamata berjalan menunduk, bukannya itu gadis yang selalu bersama Rinai kapanpun?

Teriakkan histeris menggema di koridor kelas XI pasalnya, ketua osis kita satu ini menarik tangan seorang gadis yang terlihat sangat tidak menarik. Lisa menelan salivanya mati-matian, saat cowok itu berbicara dengannya

"lo temennya Rinai kan?"

Lisa tak mampu berkata-kata lagi, walaupun ia dekat dengan Rinai, ia belum pernah berbicara berdua dengan pacar sahabatnya ini yang terkenal disekolah. Ia hanya menganggukan kepalanya dua kali macam anak anjing yang sedang diajak bicara dengan majikan

"Lo tau Rinai dimana?"

Lisa mengangguk, lalu senyum manis mengembang dibibir cowok itu

Lalu sedetik kemudian, Lisa kembali menggeleng, membuat Juna mengernyit heran

"Yang bener yang mana, lo tau atau nggak dimana Rinai?" Lisa hanya menelan salivanya dengan susah payah saat kepala cowok itu diangkat keatas, ia terpaku pada, jakun cowok itu.

Aish, L-lisa inget d-dia pacar tem-men lo!

Matanya melotot saat cowok itu menatapnya kembali, ketauan deh kalo tadi lista melihatnya

"Lo beneran gak tau Rinai dimana?"

"G-gue gak t-tau, cuma t-tadi R-rinai bilang k-kalo dia ada u-urusan."

Juna mengangguk, dan tersenyum "Okay, thanks." setelahnya Juna kembali ke kelas.

Ia tidak menanyakan lebih, karena belum sempat ia bicara tadi, bel sudah berbunyi membuat cowok itu mebgurungkan niatnya

Juna melempar tasnya asal-asalan keatas meja, membuat keempat temannya kaget, bahkan Bambang sempat menyumpahi cowok itu.

"Anjing, apaan sih Jun, gajelas banget lo." kesal Bambang

Juna mengacak rambutnya, lalu duduk di kurinya, tepat disebelah Satria

"Lo kenapa?"

Juna menoleh, mendapati Satria dengan kacamata cowok itu yang kini sedang dilepasnya

Juna menghembuskan nafasnya, sedari tadi semua orang bertanya tentang keadaannya tapi Juna sama sekali enggan untuk menjawab

"Tentang Rinai?"

Juna menoleh ke sumber suara, disana Satria sedang menyenderkan punggunya di kursi dan menaikkan sebelah kakinya

"Udah beberapa jam dia gak bales chat gue."

"Udah coba lo hubungi?"

Juna menggeleng "Nomornya gak aktif"

Satria mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Juna

Secangkir kopi HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang