part 6

8.5K 256 7
                                    

Dengan wajah lesu aku berbaring di tempat tidurku, hari ini memang terasa lebih melelahkan aku juga bingung kenapa seperti ini padahal kan aku memang setiap hari nya sekolah.

Kemudian aku terlelap dengan sendirinya.

Pukul 17.25 aku terbangun, benar saja aku terbangun karna suara ponsel ku yang menggaduhkan telinga. Dengan malas aku melihat ponsel ku, aku terkejut ketika melihatnya, ini pesan dari Excel.

Dari mana dia mendapatkan nomor ku? Semua nomor ku hanya orang tertentu saja yang mempunyai nya. Tidak lama dari aku membaca pesannya tiba-tiba dia menelpon ku, aku sebenarnya tidak ingin mengangkat nya tapi bagaimana dia menelponku terus-menerus, dengan malas aku menjawab telponnya.

"Apa lagi sih lo dapet nomor gue dari siapa?!"

"Santai geh cantik gue dapet nomor lo bukan dari siapa-siapa kok gue cuma inisiatif aja nyari sendiri dan akhirnya ketemu kan... Hehehehe"

Nggak tahu malu memang Excel!

"Van kita jalan yuk malam ini gue tau lo nggak ada acara apapun kan?"

"Gue ada acara keluarga lagian juga gue males ketemu lo mending lo diem nggak usah ganggu hidup gue, capek gue ngeliat tingkah lo yang kayak gini"

Aku mematikan telpon nya begitu saja.

Dan aku melihat ponsel ku masih saja terus saja berbunyi, entah apa mau nya Excel, tetap saja tidak ku jawab telponnya, aku hanya kesal dengan tingkah laku dia yang seperti ini, tidak tahu malu.

Pukul 06.45

"Mama aku berangkat ya, bye Ma"

"Loh nak kok nggak sarapan dulu?"

"Lagi males Ma. nanti aja disekolah"

Dengan hati deg-degan aku berangkat kesekolah aku berharap tidak bertemu lagi dengan bocah berengsek tidak tahu malu seperti dia.

"Pagi Vannisa cantik"

Sudah kuduga itu dia pastinya, aku mulai terbiasa dengan sikap Excel yang seperti ini, lama-lama dia seru juga diajak sebagai teman ngobrol dan bercanda.
Makin kesini aku dan Excel sering sekali jalan berdua. Hatiku lemah sekali menghadapai perlakuan Excel yang sangat unik dan berbeda, dia sangat pintar dalam mengambil hati. Walau awalnya aku sama sekali tidak menyukainya.

27 maret.

Aku datang ke sekolah dengan keringat yang bercucuran, karena tadi teman ku Salsa menelpon ku dia bilang Excel pingsan didepan gerbang sekolah, aku panik dan ketika aku sampai disekolah memang sangat ramai teman sekolah ku yang lain sedang mengerubungi sesuatu, seperti semut yang sedang mengerubungi gula.

"Excel woy dia nggak sadar kan diri lagi, ambil tandu cepet" aku mendekat, benar saja itu Excel, tubuh ku lemas tidak tahu harus bagaimana. Aku mendekat ke arah Excel dan menggenggam tangannya dengan erat, aku menangis disana tanpa menghiraukan suara riuh teman-teman ku.

Tidak lama dari aku menangis, tiba-tiba ada yang menggenggam balik tangan ku sambil mengusap air mata ku, dan mengatakan "Van jadi pacar aku ya?" benar sekali itu suara Excel dan semua orang disana berteriak riuh.

Disana aku langsung kembali menangis sekaligus kesal dengannya jadi ini rencana Excel untuk menembak ku menjadi pacarnya, teman-teman ku pada menyorakkan

"TERIMA VAN, TERIMA!!!"

aku diam sekitar 10 menit dan ya aku menjawab, aku mau jadi pacar nya Excel,disana teriak kan teman-teman ku semakin memekik kan telinga. Excel menatapku dengan bangga tatapan yang tidak pernah aku rasakan dari matanya, lalu dia bangkit dan memeluk ku sambil membisik kan "aku sayang kamu Vannisa"

Excel, si manusia tidak tahu diri yang membuatku bahagia.

PELAKOR (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang