part7

7.9K 245 2
                                    

Malam ini rasanya langit sedang mendukung ku, dan ikut terseyum kepadaku.
Buktinya saja taburan bintang-bintang ada dimana mana, seperti sedang berbicara kepada ku "aku bahagia melihat mu".

Ya benar aku sekarang sedang duduk di ayunan taman belakang rumah ku, tiba-tiba dengan berdering nya notif pesan dari ponsel ku berdering, itu Excel pacar ku sekarang.

Lucu sekali rasanya bila mengingat bagaimana proses nya aku berstatus pacar dengannya, sama sekali tidak menyangka mengapa bodoh nya aku bisa menjalin hubungan haram dengan seorang playboy disekolah SMA ku ini.

Aku terbangun dengan terburu-buru yang benar saja sekarang sudah pukul 06.52 bentar lagi bel neraka ingin berbunyi, aku ambil pasta gigi dan menyikatnya dengan kasar, ganti baju dan turun kebawah.

"Oalah Van Mama kira kamu udah berangkat sama Papa makanya Mama nggak cek lagi ke kamar kamu"

"Assalamualaikum Mah aku berangkat udah telat soalnya"

PINTU GERBANGNYA!

Aku berteriak dengan seluruh tenaga.

"BAPAKKKKK TUNGGU! "

"makanya neng bangun itu pagi anak gadis kok ya males amat toh ya" suara pak satpam yang membuat hari ku makin seperti tertabrak oleh awan hitam sekaligus petirnya.

FINALY!

aku bertemu dengan guru BP yang mukanya seperti baju lama yang tidak pernah digosok, berlipat, gember dan menyebalkan sekali menatap kumisnya yang ingin kutarik satu persatu!

"Vannisa hari ini kamu mau buat alasan apalagi!"

"...."

"Lari lapangan delapan kali, dan minta maaf kepada pak Joko (satpam) yang sudah kamu injak kakinya! "

"Ya pak" dengan ogah-ogahan aku menjawab pertanyaan orang tua yang tak pernah bosan menghukum orang terus menerus!

Lari delapan kali sudah!
Minta maaf sudah!
Apalagi abis ini ketus ku dengan kasar sambil membuang bekas botol minum dengan sembarang.

"Vannisa! " suara yang seperti nya dia kenal untuk beberapa minggu ini.

"Excel? Ngapain lo diluar kelas ini kan masih jam belajar? "

"kangen sama lo"

Sekarang Excel duduk disebelah ku dan dia menyuruh ku untuk menaruh kepala ku dipundak nya, dia sangat tahu kalau sekarang aku sedang kelelahan.

Aku bingung ingin memulai pembicaraan dengan Excel, dia pun sepertinya hening dan kita disini hanya terpaku melihat lapangan basket tanpa saling bicara.

"..."

"Van nanti malam siap-siap ya"

"Mau kemana? "

"Liat aja nanti" dengan kekehan receh nya Excel tertawa

"Please deh Xel jangan bikin gua makin penasaran"

"yaudah ke kelas"

Excel menarik tangan ku lembut, dan kita sama-sama ke kelas masing masing, kebetulan aku dan Excel memang beda kelas.

Bel pulang berbunyi.

"Van! "

"Kenapa Xel"

"Ayo pulang"

"...."

Dimobil Excel dan aku hanya diam tanpa ada obrolan apapun, aku masih bingung sebenarnya dengan hubungan ini, apa maksud dari hubungan tanpa tujuan ini.

Disela hening, tiba-tiba ada notif pesan di ponsel Excel, aku sedikit melihatnya yang benar saja itu dari Febriella anak IPS disekolah ku.

Masih menimba-nimba kenapa tiba-tiba Febriella menghubungi Excel, tapi ah sudah lah aku berusaha buat menepis kebiasaan buruk ku yang menilai semua nya dengan pikiran negatif ku.

"Woii Van udah nyampe malah molor"

"..."

Berusaha membuka mata ku dari kantuk yang teramat sangat

"Eh udah nyampe, makasih ya Xel"

"Sama-sama pacar" dengan senyum nya yang ingin aku tonjok rasanya.

Aku hanya membuka pintu tanpa melihat ke arahnya sambil berkata "Najis! "
Dan Excel dibelakang setirnya tertawa lepas dan terlihat sedikit seperti orang bodoh.

Notif di ponsel ku berdering begitu banyak berderet seperti kereta babaranjang saja pikir ku.
Dan ketika aku lihat benar saja itu dari Excel aku memang sudah menduga nya sejak tadi

Excel playboy: Haii pacar udah siap kan kita jalan?

Vanissa: Bentar gue lagi make up

Excel playboy: alhamdulillah pacar gue jadi makin cantik

Vanissa: nggak usah banyak omong jemput gue sekarang bentar lagi gua selesai!

Excel playboy: SIAP 86 PACAR!

setelah selesai make up dan keluar dari kamar, ingin pamit ke Mama dan Papa, ternyata diruang tamu Excel sudah duduk dan menikmati secangkir minuman tanpa merasa malu.
Aku pun bingung mungkin urat malu nya Excel sudah putus.

"Woy gimana sih katanya mau dinner tapi malah diem aja duduk disini" ketus ku.

"Wow! pacar gue beneran pacar gue tah ya Tuhan!"

"Nggak usah bikin gue kesel karena denger semua omongan dari mulut lo Xel, kalo masih ngegombal receh gue janji besok kepala sama badan lo bakal pisah" Vannisa menatap Excel dengan sinis.

Sementara Excel hanya terkekeh.

"Udah jadi pacar masih aja galak, gimana kalau kita nikah nanti?"

***

to be countinuous

PELAKOR (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang