One

222 68 148
                                    

Teman.

Teman orang yang ada di sekitar kita.

Dia ada, dan hidup di dekat kita.

Tapi dia, tidak pernah menganggapku sebagai temannya...

Aku selalu di kucilkan oleh mereka di hina dan di cacimaki. Bukan hanya temanku saja yang memperilakukanku seperti itu tapi juga ibu, ayah, kakak dan guruku mereka selalu memperlakukanku dengan buruk.

Orang tuaku selalu menuntutku untuk mendapat nilai bagus. Kakakku selalu menyuruhku seakan aku pembantunya. Dan guruku selulu menghukumku padahal aku tidak bersalah. Selama dua tahun aku bersabar, tapi aku tidak ingin di perilakukan seperti ini terusmenerus sehingga membuatku berani melawan mereka.

****

"Kalo nilai ulanganmu enam puluh lagi, kamu nanti malam tidak ibu beri makan!" ucap ibuku.

Aku hanya mengaguk.

"Heh inget ya nanti bersihin kamar gue!" ucap kakakku.

Aku hanya bisa mengangukkan kepalaku.

***

"Pagi anak-anak hari ini ibu akan membagikan kertas ulangan kalian. nilai paling tinggi di raih oleh..."

"Ibu ibu. ibu dipanggil ke kantor" ucap seorang anak yang berdiri di depan pintu kelas.

"Iya ibu akan kesana. Lili bagikan kertas ulangannya!" ucap ibu guru menyuruh ketua kelas mebagikan kertas ulangannya, setelah itu dia pergi keluar kelas.

Saat sampai di mejaku dia diam sesaat.

"Lo nyontek ya?"

"Enggak ko." ucapku kepadanya.

"Bohong lo pasti nyontek, liat nih nilai lo sempurna" ucapnya sambil menaruh kertas ulanganku di mejaku.

"Enggak."

"Ga usah bohong deh lo!"

"Kenapa ribut-ribut?" ucap guru yang tiba-tiba masuk.

"Ini bu dia pasti nyontek, buktinya dia dapat nilai sempurna" ucapnya terus menuduhku, padahal aku tidak menyontek.

"Apa benar kamu menyontek?"

"Enggak bu."

"Bohong bu."

"Eng.." belum selesai aku berbicara ibu Sri memotong ucapanku.

"Sudah sekarang kamu ibu hukum membersihkan wc, sana bersihkan!"

Aku hanya bisa pasrah menerima hukuman yang di berikan oleh ibu Sri, akupun berjalan keluar kelas...

***

Saat aku sudah selesai membersihkan wc, di depan wc aku dihadang oleh Andre dan teman-temannya.

"Heh udik ikut gue!" ucap Andre kepadaku.

"Tapi ak...." belom selesai aku berbicara, aku di seret kebelakang sekolah oleh Andre dan teman-temannya.

***

"Bo**h."

"Mati aja lo!"

"Dasar engak berguna, masih hidup aja lo." hinaan mereka sambil memukuliku.

Karena aku tidak tahan lagi di perilakukan seperti ini, aku lalu memukul Andre yang berada tepat di depanku. Dia langsung terhempas ke tanah, karena pukulanku yang lumayan keras mengenai perutnya.

"Bo**h apa yang lo lakuin?"

"Lo mulai berani sama kami!?" teriak mereka berdua dengan keras sambil menahan emosi. mereka langsung menghampiri Andre yang sedang kesakitan karena pukulanku tadi.

"Lo nggak papa kan dere?"

"Nggak papa kan lo bro?" ucap mereka berdua kepada Andre.

"Kalian semua yang bo**h, kalian yang tidak punya perasaan, kalian juga mungkin tidak punya hati. Kenapa aku berkata seperti itu, karena kalian selalu membully ku apa salahku kepada kalian hingga kalian berbuat seperti itu kepadaku. Dan mulai hari ini aku bukan anak yang pegecut lagi aku akan membela diri ku sendiri, walau tidak ada yang membelaku."

"Heh udik, habis mimpi apa kamu tadi malam, ko berani banget kamu ngomong kaya gitu ke kami." ucap salah satu teman Andre kepadaku.

"Jangan-jangan kamu salah makan tadi pagi hahaha..." ucap temannya yang satu lagi.

"Apa yang kalian berdua tunggu hajar dia!" perintah Andre kepada kedua temannya.

Mereka berdua langsung berdiri lalu berlari siap menghajarku. Akupun dengan cepat menghindari serangan mereka.

Saat mereka lengah aku balik menghajar mereka hingga mereka berdua terjatuh ke tanah.

"Apa apaan kalian. bisa kalah sama si udik ini, kalo gitu gue aja yang melawan lo, lo pasti kalah." ucapnya dengan percaya diri yang sangat tingi.

"Buktikan jangan hanya berbicara saja!" ucapku datar.

"Mati lo di tangan gue." teriaknya sambil berlari ingin meninjuku.

Dengan mudahnya aku menghindari serangannya dan membalas pukulannya berkali-kali, diapun terjatuh ke tanah sambil merintih kesakitan.

"Apa kamu masih ingin lagi?"

"Tunggu pembalasan gue nanti!" ucapnya sambil bangun dan berlari berlawanan arah dengan jalanku, kedua temanya mengikuti Andre dari belakang.

Aku berhasih melawan kelemahanku, mulai sekarang aku tidak akan mau di remehkan oleh mereka lagi. Aku Noval akan menjadi orang yang tidak lemah lagi, dan tidak ingin diremehkan lagi.

***

"Sebelum kamu berbicara buruk tentang orang lain lihatlah dirimu sendiri. Sudah pantaskah kamu menilai orang lain?"

Hallo sebelumnya aku ucapkan makasih udah mau mampir di ceritaku^^. Tolong di maklumi kalo cerita ini banyak typonya.
Sebelum pergi di persilahan meninggalkan keritk dan saran makasih.

reality of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang