Two

199 67 120
                                    

Aku sedang berjalan di koridor sekolah. Setelah Andre dan teman-temannya pergi, sekarang aku memutuskan untuk kembali ke kelas.

"Novaaal" teriak seseorang dari belakang.

Aku menghentikan langkahku lalu berbalik untuk melihat siapa yang memangilku. Oh, ternyata ibu kantin.

"Noval tadi teman kamu makan di kantin, katanya kamu yang disuruh bayar" ucap ibu kantin kepadaku.

"Tapi aku rasa aku tidak memiliki teman. Jadi aku tidak perlu membayar makanannya, kalo mau ibu tagih saja dia." setelah mengucapkan itu aku langsung berbalik dan kembali berjalan ke kelas. Aku menengok ke belakang sebentar, aku lihat ibu kantin itu hanya diam.

***

Sesampainya di kelas hanya ada Lana yang sedang membaca buku. Sepertinya semua orang pergi ke kantin kecuali Lana. Aku pun berjalan menuju kursiku lalu duduk dan mengambil buku untuku pelajari.

Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi. Semua siswa dan siswi memasuki kelasnya masing-masing begitu juga teman-teman sekelasku.

Tak berselang lama guru pun memasuki kelas.

"Selamat siang anak-anak." sapanya kepada kami.

"Siang bu" ucap kami serentak.

"Hari ini kita ulangan mtk."

Semua murid di kelas langsung syok mendengar kata ulangan.Salah satu temanku mengangkat tangannya.

"Iya kenapa?" ucap bu Melda ramah.

"Ibu sekarang bukan jam nya mtk dan lagian kita baru saja ulangan kemaren" ucap Hasan.

"Ibu tau, sekarang kita ulangan mtk lagi soalnya tadi ibu Sri lapor, katanya si Noval nyontek, karena enggak ada bukti kita ulangan lagi."

Mereka hanya bisa pasrah mendengar perkataan ibu Melda barusan. Ibu Melda pun mulai membagikan kertas ulangan kepada kami. Setelah selesai ibu Melda kembali ke kursinya.

Aku mengangkat tanganku.

"Ya kenapa Noval?"

"Bisakah ibu duduk di kursi yang ada di samping saya?"

"Memangnya kenapa?"

"Agar ibu melihat sendiri saya mengerjakan soal. Dan supaya saya tidak di tuduh mencontek lagi."

"Baiklah."

Ibu Melda pun berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri mejaku lalu dia duduk tepat di samping kursiku.

Karena letak kursiku paling pojok belakang, jadi aku harap ibu bisa melihat ke semua arah. Jadi orang yang suka mencotek tidak dapat mencontek.

Dua jam berlalu bel pun berbunyi, ibu Melda berdiri dari kursi yang ada di sebelaku.

"Kumpulkan kertas kalian!" ucapnya sambil berjalan ke arah kursi guru.

Aku berjalan paling awal untuk mengumpul kertas ulanganku dan disusul oleh teman-teman yang lain.

"Ibu akan membagikan hasil ulangannya besok, sekian dari ibu terima kasih" ibu Melda berdiri dan berjalan meninggalkan kelas kami.

Setelah ibu pergi,kelas menjadi ribut. Aku mengambil bukuku dan melanjutkan membaca.

"Heh udik, Udik. Lo budek ya?" ucap seorang yang duduk tepat di depanku.

Aku hanya diam saat dia memangilku karena aku malas meladeninya.

Dia langsung berdiri dari kursinya dan menarik kerah bajuku. Dan kejadian itu menjadi pusat perhatian teman-teman yang lain, mereka semua memandang ke arah kami, tapi tidak satupun dari mereka yang berniat menolongku.

reality of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang