Five

123 34 73
                                    

Pagi itu, aku sedang berjalan di koridor sekolah. Orang-orang ramai membicarakan anak baru. Tapi aku tidak tertarik sama sekali, lagian nggak penting juga.

"Aduh!!"

Seorang cewek tiba-tiba menubrukku, dia terjatuh kelantai yang dingin, aku mengulurkan tanganku.

"Kamu nggak papa?" ucapku berusaha ramah.

Dia mendongak ke atas.
"Ya gue nggak papa." ucapnya menolak uluran tanganku.

Dia lalu berdiri, sambil membersihkan roknya yang sedikit kotor. Kalo dilihat-lihat sepertinya di cewek tomboy yang manis, tapi sayangnya terhalang oleh raut mukanya yang cuek.

"Maaf ya gue nggak sengaja nabrak lo." ucapnya.

"Ya nggak papa. Emang kenapa kamu lari-lari? Terus nabrak aku yang jelas-jelas bisa dilihat pake mata?"

"Kan gue udah minta maaf!!" ucapnya mengeraskan suaranya.

"Aku cuma nanya."

"Ya habis elo pake naya, kepo amat."

Lalu dia berlari meningalkanku. Setelah dia pergi, segerombolan cowok berlari menghampiriku.

"Cewek tomboy yang sama lo tadi, dia lari kemana?" ucap Faris, sambil ngos-ngosan.

"Emang siapa namanya? Terus kenapa kalian ngejar dia?"

"Dia Nita,  lo tau? apa yang baru aja dia lakuin?" ucap Jamil.

Aku mengelengkan kepalaku.

"Dia habis ngerusak tugas yang diberikan pak Win. Tanpa bertanggung jawab. Kalo pak Win, tau habis gue," ucap Jamil, menahan amarah.

"Curhat mas?" Ucap Fariz.

"Aku cuma menjelaskan!"

Aku hanya diam mendengarkan omongan mereka. Yang berkepanjangan membahas tugas.

"Kalian nggak jadi ngejar Nita? Keburu dia jauh loh larinya," ucapku yang berhasil menghentikan pembicaraan mereka.

"HABISNYA ELO PAKE NANYA SIH!!" ucap Surya sambil berteriak.

Krik... krik...krik... suasana hening.

"Bravo..." ucap Rayhan ketua kelas VIIIA, sekaligus ketua osis sambil bertepuk tangan.

Semua orang menghentikan aktifitasnya masing-masing. Mereka lalu melihat ke arah kami, seakan ada pertunjukan gratis, live lagi.

"Bagus Surya," ujar Rayhan.

"Kenapa?" ucap surya menaikan sebelah alisnya.

"Lo tau?"

"Enggak," ucap Surya.

"Lo baru aja melangar peraturan," ucap Rayhan sambil tersenyum sinis.

Surya diam. Tiba-tiba di mukanya bercucuran keringat.

"Gue lupa," ucap Surya pelan.

"Lo tau kan, apa yang harus lo lakuin?" ucap Rayhan berbisik di telinga Surya. Yang membuat Surya merinding.

"Maafin dia lah! dia kan lupa." ucap Dani, membela Surya.

"Oh, ada pahlawan kesiangan. Lo juga dihukum!" ucap Rayhan menunjuk Dani.

"Ta.." belum selesai Dani berbicara. Rayhan memotongnya.

"Ga ada bantahan! Lakukan hukuman!"

Tanpa ba bi bu lagi, Surya dan Dani berlari ke lapangan. Setelah Surya dan Dani pergi semua orang kembali melakukan aktifitasnya masing-masing.

reality of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang