Special Jihoon Point Of View.
Srett
Sial! hujan makin deras!
Ah! disana ada kafe! tapi aku harus menyebrang terlebih dahulu, bagaimana ini?
Oh, disana ada yang memegang payung, sepertinya ia ingin menyebrang.
"Permisi, bolehkah aku menumpang sebentar sampai seberang sana?"
"Eh, boleh saja."
Sepertinya aku mengenal suara ini.
"Oh! Jisoon!"
"Oh, kau yang namanya sering tertukar denganku kan?" Jawab Jisoon terkejut.
"Iya, kau masih ingat ternyata,"
Aku terkekeh pelan.
***
"Bagaimana kabarmu?"
"Aku? hmm baik, bagaimana denganmu?"
"Baik tentunya,"
Jawabanku membuat percakapanku dengan Jisoon berakhir.
Saat ini, aku dan Jisoon di kafe.
Biasalah, basa-basi ringan dengan teman sekolah.
"Kau sudah punya kekasih atau istri mungkin?"
"Astaga, mana mungkin aku punya istri, kekasih saja aku tidak punya,"
Aku terkekeh kecil.
"Kalau kau bagaimana?"
"Em aku sekarang fokus berkarir," Jawabnya lalu mengambil minumannya.Diam lagi.
Oh ayolah! suasananya terlalu canggung.
"Aku harus pulang maaf,"
Aku mendongakkan kepala saat ia tiba-tiba berdiri.
"Mau kuantar?"
"Ah, tidak usah. Tempat kerjaku dekat dari sini kok,"
Dia mengambil uang dan memberikannya padaku.
"Ini untuk bayar minumanku, aku titip ya,"
Aku menolak uangnya dengan segera.
"Ah, tidak usah. Aku traktir kali ini,"
"Baiklah kalau begitu, aku duluan takut hujan datang lagi,"
Ia berlari kecil.
Astaga! aku lupa bertukar nomor telpon dengannya!
***
Aku sampai di rumah sibuk memikirkan percakapan tadi.
Setelah bercakap dengan Jisoon, aku baru menyadari bahwa selama ini aku tidak mempunyai kekasih.
Sesibuk itukah diriku?
Ting tong!
Ceklek.
"Jihoon-ah!"
***
"Jadi, kau dilamar oleh Jungkook? terus, mengapa kau cerita kepadaku?"
Eunha mengerucutkan bibirnya.
"Kau tau kan kalau Jungkook adalah musuhku?! Bagaimana bisa aku menerimanya?!"
Ya ampun, aku tidak bisa berhenti tertawa mendengar omongannya.
"Ya!"
"Maaf maaf, jadi, bagaimana Jungkook bisa melamarmu?"
"Dia langsung datang bersama orang tuanya ke rumahku. Aku langsung kaget saat ia bilang ingin melamarku, lalu dengan santainya orang tuaku mengiyakan dan menyerahkan semuanya padaku. Ahhhh bagaimana ini?"
"Hmm, dia gentle sekali. Tapi menurutku tidak salah juga menerimanya sebagai suamimu kan?" Jawabku.
"Iya sih,"
Aku tersenyum lalu mengacak rambutnya pelan.
Dia saudaraku kalau mau tahu.
"Sana temui Jungkook," perintahku.
Eunha langsung berlari menuju ke rumahnya tanpa berterima kasih padaku.
Dasar.
Hari Minggu, tanggal sekian.
Akhirnya aku bisa libur tanpa resah akan pekerjaanku.
Kurasa, mampir ke kafe tidak buruk.
Ah, kafe saat aku bertemu dengan Jisoon!
Siapa tahu bisa bertemu dengan Jisoon lagi dan bertukar nomor telpon dengannya.
"Silahkan kopinya...Jihoon? loh kau disini?"
Aku terkejut saat melihat Jisoon di depan mataku saat ini.
"I..ya? bukankah katamu kau kerja di dekat sini? mengapa kau malah disini?"
Dia tersenyum kecil.
"Aku...kerja serabutan."
Aku menganggukkan kepalaku dan menyuruhnya untuk duduk denganku.
"Duduk sebentar tidak masalah kan?"
"Em, aku izin dulu."
______
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup Tau ✅
Fanfictionthat summer, we're meet and know (name) each other in a simple way. ;disarankan baca sampai selesai ―Written by Lopedoi