"Aku hanya ingin tahu bagaimana dunia memperlakukan kita disaat semuanya tampak baik-baik saja."
°°°°°
[Jangan lupa vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]
******
Vanesya dan Rigel kini sudah berada di toko buku, saat pulang sekolah tadi Vanesya meminta untuk lelaki itu mengantarkan nya ke toko buku karena ada yang ingin dibelinya. Untungnya saja Rigel mau, dan disini lah mereka sekarang. Baru saja mereka menginjakkan kakinya ke tempat itu, sangat banyak tatapan yang didapatkan nya. Keduanya sama-sama memiliki paras yang berada di atas rata-rata. Tak ada yang tidak terpesona, bukan?
"Gel, aku kesana dulu ya." Vanesya menunjuk deretan rak novel yang berada di rak ketiga dari tempat mereka berada.
"Iya, aku juga mau nyari buku dulu. Nanti cari di tempat biasanya aja," ucap Rigel yang dibalas anggukan oleh Vanesya.
Vanesya menuju surga nya, binar matanya benar-benar tidak bisa berdusta atas apa yang ia lihat. Hatinya sungguh senang bisa bertemu dengan kesenangan nya, "maafkan diriku yang udah lama tidak membawa kalian pulang dari tempat ini teman," Vanesya terkekeh atas monolog yang dilakukan nya. "Bisa gila gue kalau kayak gini," Vanesya kembali mencari novel yang menurutnya pas untuk dibaca nya.
Saat sedang mencari keberadaan novel-novel itu, Vanesya dikejutkan dengan sebuah tangan yang memegangi pundak nya. Vanesya membalik, matanya membulat sempurna saat melihat Sulthan yang berada disana dengan tersenyum. "Ngapain lo disini?! Lo ikutin gue, ya?!" Tanya Vanesya.
"Mandi," jawab nya asal.
"Gue serius!"
Sulthan menghela nafas nya, "kalau ke toko buku ya mau beli buku lah beb. Lagian gue gak terlalu gabut juga kali harus ngikutin lo kemana-mana."
"Yakali, ngapain lo beli buku? Kagak salah denger gue?"
"Gini nih yang namanya selaku berprasangka buruk sama Calok pacar." Ucap Sulthan memainkan jari telunjuk nya sebagai alat peraga. "Aw," Sulthan meringis saat Vanesya menginjak kakinya dengan sangat kuat. "Sya, sakit. Lo jahat banget sih sama gue?" Kesal Sulthan memegangi kakinya.
"Ada Rigel. Lo mau cari masalah kalau dia sempet denger omongan lo tadi?"
"Oh iya kah? Bagus dong, biar gue bisa minta izin buat pacaran lo."
"Sinting!"
"Sya?" Vanesya membeku saat mengetahui siapa pemilik suara tersebut. Vanesya menoleh secara perlahan, berharap jika bayangan nya tidak benar. "Udah?" Tanya Rigel dingin. Sial, Vanesya menatap beralih pada Sulthan. Lelaki itu bahkan tampak sangat santai, seolah tidak berdosa.
"Hm belum, ketemu aja belum." Ucap Vanesya.
"Pulang sekarang."
"Gel, tapi kan..
"P.u.l.a.n.g!" Rigel menekankan perkataan nya. Kemudian menarik Vanesya saat perempuan itu bahkan belum mengeluarkan kata-kata nya.
"Gel, aku kan belum jadi beli bukunya." Ujar Vanesya saat keduanya sudah keluar dari toko tersebut.
"Besok-besok aku antar." Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulthan [Revisi]
Teen Fiction"Setidaknya biarkan aku menjadi penikmat angan yang tak akan pernah tergapai." Tentang bagaimana Sulthan yang memperjuangkan cinta nya. Dan tentang bagaimana Vanesya mempertahankan hubungan nya. Bercerita tentang pertemanan lama yang berakhir pa...