"Kita itu sedang dalam fase saling mencintai.
Aku yang mencintai mu.
Dan kamu... Yang mencintai orang lain."
°°°°°[Budayakan vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]
******
Saat tengah berkutik dengan beberapa pr nya yang sudah menumpuk gara-gara kegiatan yang padat beberapa hari lalu, Vanesya di ganggu oleh perintah ayah nya yang menyuruh dirinya untuk turun dari kamar nya.
Baru saja berada di ambang tangga, Vanesya mendengar jelas percakapan antara ayah nya dengan-- papi Sulthan? Kening nya berkerut, bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang penting sampai-sampai papi lelaki itu berada di sana.
"Nah itu Vanesya nya, sini duduk Sya." Ujar ayah nya-Surya. Vanesya hanya tersenyum lalu menuruti perintah ayah nya.
"Jadi bagaimana Ndy?" Tanya ayah kepada papi Sulthan.
Andy pun mulai menjelaskan nya secara rinci, tujuan nya kesini tentang meminta Vanesya untuk menjadi guru belajar Sulthan dalam waktu dekat.
Mendengar penjelasan itu jujur sekali Vanesya sangat merasa kesal. Bagaimana bisa dirinya harus kembali mengurus lelaki itu, bukan bayi dan bukan anak-anak tapi selalu saja menyusahkan.
"Kalau saya sih setuju aja Ndy, tergantung Vanesya nya aja mau apa nggak?" Ujar ayah sambil melirik Vanesya sembari meminta jawaban.
"Bagaimana Sya?" Tanya Surya pada putrinya itu.
Melihat Vanesya yang tampak tengah berpikir keras Sulthan sudah sangat yakin jika perempuan itu akan menolak permintaan papi nya itu. Mana mungkin Vanesya berbaik hati akan membantunya.
"Iya om Vanesya mau kok."
Mata Sulthan membulat, yang tadinya ia tengah sedikit menunduk langsung mendongak dan menatap Vanesya tidak percaya. Sedangkan Vanesya hanya memasangkan tampang datar nya. Vanesya yakin jika Sulthan akan mengacaukan hidupnya kedepan nanti.
Sepertinya Sulthan harus merayakan kemenangan ini. Sungguh hal yang langka untuk Vanesya bisa berada di dekat nya.
++++++
Diantara riuh nya angin yang saling berpacuan satu sama lain terlihat Sulthan dan Vanesya yang duduk bersebelahan di kursi panjang. Keduanya tidak saling berbicara, mereka hanya diam dengan pikiran mereka masing-masing.
"Makasih lo mau jadi temen belajar gue Sya." Ucap Sulthan lebih dulu memecah keheningan diantara mereka.
Vanesya tidak menjawab, "walaupun gue tau lo nggak ikhlas atau malah terpaksa untuk menerima nya, tapi jujur gue seneng banget Sya." Ucap Sulthan lagi.
"Jangan suudzon jadi orang."
"Sya."
"Apa?"
"Gimana hubungan lo sama Rigel?"
Helaan nafas mulai terdengar, "gue nggak tau. Gue aja heran sama kisah cinta gue."
"Ternyata pacaran nggak seindah yang gue bayangkan."
Vanesya menoleh, "maksud nya? Lo pikir pacaran selalu bahagia tanpa masalah? Pemikiran bocah banget sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulthan [Revisi]
Fiksi Remaja"Setidaknya biarkan aku menjadi penikmat angan yang tak akan pernah tergapai." Tentang bagaimana Sulthan yang memperjuangkan cinta nya. Dan tentang bagaimana Vanesya mempertahankan hubungan nya. Bercerita tentang pertemanan lama yang berakhir pa...