[Budayakan vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]
***
"Gue liat akhir-akhir ini Lo sering banget kesini, ada apaan?" Suara Sulthan berhasil membuat Rigel tersentak. Kegiatan nya memainkan ponsel langsung terhenti dan beralih menatap Sulthan yang kini berada di hadapan nya.
Raut wajah Rigel berubah menjadi pasi, ia tampak sangat bingung harus berbuat dan berkata apa. Sedangkan Sulthan sudah menunggu jawaban nya sedari tadi, tatapan mengintimidasi dari sorot matanya benar-benar seperti sedang mendesak orang untuk berbicara.
"Lo, belum pulang?" Tanya Rigel seadanya.
Sulthan mendelik, "kenapa? Gue kan sekolah disini, terserah gue dong mau pulang kapan atau bahkan nggak pulang sekalipun. Bukan nya itu nggak penting?" Ucap Sulthan, lelaki itu benar. Bahkan untung saja Sulthan sengaja menunda untuk pulang karena ingin bermain basket bersama teman-teman nya. Alhasil membuatnya bisa bertemu dengan Rigel.
"Lo belum jawab pertanyaan gue, ngapain disini?"
Shit, Rigel mengutuk didalam hati. Belum sempat ia menjawab, Sulthan kembali bersuara. "Vanesya udah pulang dari tadi, gue cuma mau ngasi tau kalau emang tujuan lo kesini buat jemput dia."
Dada Rigel serasa di tusuk dan dihantam terus menerus, benar-benar terasa sesak mendengar ucapan Sulthan yang terlontar kepadanya.
"Gue balik," setelah lama diam, Rigel memutuskan untuk tidak berkelanjutan berbicara dengan lelaki itu.
"Kalau emang udah nggak sayang jangan buat orang jadi terluka makin dalam, orang kayak Lo nggak pantas bikin orang lain sakit hati. Gue tau rasanya, jangan sampai itu terjadi sama perempuan, apalagi Vanesya!"
Langkah Rigel terhenti, kakinya terasa lemah. Kembali, dadanya serasa di hantam oleh ribuan jarum yang datang entah darimana.
Melihat Rigel yang seperti sudah gelisah, Sulthan semakin yakin ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh lelaki itu. Namun, Sulthan berusaha menepiskan pikiran kotornya. Vanesya tidak boleh terluka, dan Sulthan masih berusaha percaya kalau Rigel tidak akan mungkin melakukan hal tersebut.
Rigel melirik Sulthan sesaat, kemudian kembali melangkah masuk ke mobil dan meninggalkan SMA Nusa Satu.
Dipertengahan jalan Rigel memberhentikan mobilnya, memukul stir mobil nya dengan kesal. Bagaimana bisa Sulthan melihatnya ada disana. Rigel kemudian meraih ponselnya, mengetikkan sesuatu disana.
"Aku tunggu di cafe dekat sekolah, tadi ada Sulthan."
Rigel mematikan ponselnya, dan meletakkan kembali ponselnya.
***
"Maaf ya kak, udah nunggu lama. Tadi aku dipanggil wali kelas dulu."
Rigel mendongak, seseorang yang ia tunggu sudah berada di hadapan nya saat ini. Tanpa bersuara, Rigel bangkit dan berlalu namun baru beberapa langkah, Rigel berhenti.
"Kak, tadi kata mam..."
"Aku tau, besok aja sekarang aku capek. Bilang ke mama kamu kalau besok kita bakalan kesana." Belum sempat Julia menyelesaikan ucapan nya, Rigel lebih dahulu memotong nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulthan [Revisi]
Fiksi Remaja"Setidaknya biarkan aku menjadi penikmat angan yang tak akan pernah tergapai." Tentang bagaimana Sulthan yang memperjuangkan cinta nya. Dan tentang bagaimana Vanesya mempertahankan hubungan nya. Bercerita tentang pertemanan lama yang berakhir pa...