[Budayakan vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]
******
Sulthan meneguk minuman kaleng yang sedari dipegang nya, setelah mengambil nya di lemari pendingin yang bersama di dapur kini Sulthan melangkah kakinya gontai kearah ruang keluarga. Disana kedua orang tuanya sudah berbincang santai.
Sulthan dengan sengaja nya duduk di antara kedua orang itu, membuat Nita-Mami nya menjadi sebal. "Kamu gimana sih Than, disana kan masih banyak tempat. Suka banget gangguin orang."
Merasa budek seketika, Sulthan bahkan tidak menggubris ucapan Mami nya itu. Sulthan meneguk minuman nya, "males ah, mami aja yang ke sana." Ucap Sulthan asal setelah minuman nya berhasil melalui tenggorokan nya.
Plak. Mata Sulthan terbelalak tatkala kepalanya baru saja di toyor oleh Nita, Mami nya itu memang predator berdarah dingin yang diciptakan untuk menyakiti dirinya. Sedangkan Andy hanya memperhatikan hal yang selalu saja menjadi tontonan baginya ketika berada di rumah.
Kedua hal yang penting nya itu sungguh tidak pernah akur dalam hal apapun, namun tidak dibohongi jika Andy sangatlah menyayangi keduanya. Keduanya bagaikan hal terindah yang pernah dimiliki nya dalam hidup.
"Papi... Nih liat Mami jahat sama Sulthan, marahin Pi." Adu suktha. Kepada Andy, mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang sedang dijahati oleh anak lainnya.
Andy mengacak rambut putranya, lelaki itu sudah semakin besar. Semuanya terasa begitu cepat berlalu, dan Andy selalu tidak ingin melewatkan perkembangan putra nya itu. "Sulthan kamu itu sudah besar, coba deh sekali-kali aja lakukan hal yang masuk diakal untuk anak seusia kamu. Jangan seperti anak kecil mulu." Ujar Andy, namun tidak bisa dipungkiri jika Sulthan memang terlalu manja dengan dirinya. Sejak kecil bahkan Sulthan selalu menangis jika Andy hendak pergi kekantor.
Detik berikutnya Nita mendelik saat Sulthan melakukan hal yang tidak ia pikir kan, "kan Culthan masi kecil Pi, maci gemes kan?" Sulthan menusukkan jarinya di pipi seolah ia benar-benar menggemaskan.
Sontak Nita membual, "jangan melakukan kebohongan terhadap kenyataan Sulthan. Seharusnya kamu itu dengerin kalau orang tua ngomong itu, jangan masuk kanan keluar kiri." Celetuk Nita.
"Kayak parkiran restoran ayam ya, masuk nya kanan terus keluarnya sebelah kiri." Sulthan terkekeh layaknya orang bodoh membayangkan omongan nya.
"Tau ah, terserah. Mami pusing sama kamu. Jadi anak kok bandel banget,"
"Hah, Mami ngomong sama Sulthan? Sejak kapan?"
Plak. Sulthan kembali meringis, "kualat tau nggak kamu kayak gitu. Mau jadi anak durhaka?" Mendengar itu Sulthan menggeleng cepat, bahkan jika ditanya tidak ada satu anak pun yang menginginkan menjadi anak durhaka.
Sulthan menatap sebal pada Maminya, wanita itu sepertinya senang dengan kekalahan anak nya sendiri.
"Sulthan," panggil Andy tiba-tiba.
"Iya Pi, kenapa?"
Andy membenarkan posisi duduk nya, "kamu sudah punya pacar, ya?"
Sulthan menyipitkan matanya, "kenapa Papi nanya kayak gitu sama Sulthan?"
Andy hanya mengirimkan bahunya. Sebenarnya ia hanya penasaran saja, Andy juga sama sekali tidak pernah melarang apa yang dilakukan oleh putranya itu jika tidak melanggar aturan yang ada.
Jauh dari pada itu, Andy juga percaya bahwa Sulthan sudah dewasa. Andy sangat yakin jika Sulthan sudah mengetahui mana yang baik dan buruk untuk nya.
"Pacar sih nggak punya ya, cuma lagi sayang aja sama orang yang nggak pernah nganggap Sulthan ada." Sulthan menggeleng kan kepala nya layaknya ia adalah orang yang ternistakan, di pegang nya dadanya seolah itu tengah benar-benar sakit.
"Emang nya kamu sayang sama siapa?" Tanya Andy semakin penasaran.
"Hamba Allah, Pi,"
Andy mendelik, Sulthan memang tidak bisa jika diajak berbicara serius, "ya sama orang dong Pi, yang jelas dua anak nya mama sama papa nya. Udah gitu aja."
"Hebat tuh perempuan nya, kalau pun dia tau kalau kamu suka sama, pasti dianya nggak mau." Semuanya mengalihkan pandangan pada Nita, seolah kini Nita menjadi sorot utama.
Kening Andy berkerut, membuat beberapa keriput di kening nya terbentuk dengan jelas. "Kenapa gitu Mi?" Tanya Andy bingung.
"Mana ada yang mau sama Sulthan sih Pi, orang kerjaan nya kena masalah mulu. Cewek udah ilfeel kali sama dia," jelas Nita, kemudian beralih melirik Sulthan, "iya kan, makanya jangan bikin masalah mulu. Jangan bandel." Lanjutnya sarkatis.
Selalu saja seperti itu, Mami nya memang tidak bisa sedikit saja membuat nya bahagia. Selalu menjatuh kan dan membuat Sulthan selalu ternistakan, "Ya Allah ampunilah hamba, berikan hamba kesabaran dalam menghadapi orang-orang yang jahat kepada hamba. Amiin." Sulthan mengaminkan nya.
Melihat itu Andy mengulumkan senyum tulus namun sangat tipis, "perjuangkan ya Than, buktikan kalau kamu itu pantas juga untuk di cintai. Bukan sekedar mencintai."
"Ini beneran Papi?" Sulthan memperhatikan lekat-lekat Papi nya, seolah apa yang dikatakan oleh Andy adalah hal yang tak lazim. "Puitis banget parah, bay the way dapat dari mana Pi kata-katanya? Google ya?" Selidik Sulthan intens, membuat Andy berdecak pelan.
"Terserah kamu saja Sulthan, Papi capek ngadepin kamu."
"Tenang aja Pi, akan ada saat nya Sulthan bakalan kenalin dia sama Mami, Papi. Jadi ditunggu aja."
"Mau percaya tapi takutnya boong, Mami tunggu aja deh ya Than. Kamu kebanyakan halu soalnya," Nita bangkit lebih dulu, meninggalkan kedua lelaki itu yang kembali melanjutkan obrolan nya.
Kini Andy beralih menatap Sulthan, Andy paham mengenai masalah anak remaja. Bukan hal yang dapat dihindari jika dirinya juga dulu berada di situasi seperti itu, melihat Sulthan mulai mengenal sesuatu yang berkaitan dengan cinta membuat Andy sadar bahwa semakin lama Sulthan benar-benar akan pergi dengan kehidupan nya.
Sepertinya perputaran kehidupan itu nyata, yang kecil menjadi besar. Semua akan berjalan sesuai proses dan tidak ada yang dapat menghalangi nya, "ingat ya kata Papi jangan pernah menyerah, sesuatu yang kamu anggap penting akan selalu seperti itu jika kamu mau memperjuangkan dan mempertanggungjawabkan." Andy menepuk pelan pundak Sulthan. Memberikan semangat seolah berkata bahwa semuanya akan berlalu seiring berjalan dengan waktu.
Sudah terlalu banyak masukan dan harapan yang Sulthan dapatkan, semua itu selalu dijadikan nya sebagai dorongan bagi Sulthan mencapai cintanya. Namun semuanya pun terasa sulit ketika Sulthan menatap kenyataan yang dirasakan nya saat ini.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulthan [Revisi]
Novela Juvenil"Setidaknya biarkan aku menjadi penikmat angan yang tak akan pernah tergapai." Tentang bagaimana Sulthan yang memperjuangkan cinta nya. Dan tentang bagaimana Vanesya mempertahankan hubungan nya. Bercerita tentang pertemanan lama yang berakhir pa...