"Kamu tahu apa hal yang palig menyakitkan didunia?
Menyadari bahwa kita ada namun tidak bersama."
°°°°°[Budayakan vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]
*****
"Hai Vanesya," Vanesya menoleh saat namanya dipanggil, namun mendengus saat mengetahui empu pemilik suara itu.
"Pulang sama siapa Sya? Bareng gue aja yuk?" Ujar Sulthan sambil membenarkan letak tas nya.
"Nggak usah, gue bawa mobil."
"Bareng gue aja Sya, nanti mobil lo biar diambil sama supir papi gue aja. Ya, ya?"
"Nggak."
Sulthan berdecak, perempuan itu sungguh keras kepala. "Ayo dong Sya, bareng gue aja ya?" Sulthan terus berusaha. Berharap jika Vanesya mau menerima ajakan nya.
"Gue nggak mau Sulthan, jangan maksa dong."
"Beneran nih?" Tanya Sulthan memastikan.
Vanesya mengangguk malas, "yaudah gue duluan." Sulthan melenggang meninggalkan Vanesya begitu saja.
Menuju parkiran lelaki itu sudah tersenyum tidak jelas seperti orang gila yang berada di jalanan. Banyak tatapan aneh yang di dapatkan nya, "apa lo liat-liat?! Gue ganteng? Oke makasih." Begitulah jawaban dari Sulthan, sepertinya lelaki itu benar-benar tidak mempunyai malu sedikit pun. Bahkan ia terlalu pede mengakui ketampanan yang ia miliki.
+++++
Vanesya terkekeh saat melihat Sulthan yang menatap tajam pada orang-orang yang melihat nya aneh. Sesekali ia menggeleng melihat tingkah teman nya itu.
Sesampainya di parkiran, Vanesya menuju mobil nya. Saat ingin membuka pintu--
"SULTHAN!" Vanesya berteriak sangat kencang, tidak peduli dengan orang-orang yang akan menatap nya.
Dari kejauhan Sulthan hanya terkikik, namun Sulthan tidak akan menjamin hidup nya akan aman setelah ini.
"Kenapa beb, ada yang bisa aku bantu?" Tanya nya saat sudah mendekati Vanesya. Sesekali ia masih terkikik di sela ucapan nya.
"LO!" Vanesya menjambak kuat rambut milik Sulthan. Sontak membuat empunya berteriak kencang karena kesakitan.
"Vanesya sakit gila. Woi lo bisa terjerat hukuman kdrt nanti, mending lepasin... Agrhh." Sulthan kembali meringis saat Vanesya menjambak nya dengan lebih kuat dari pada sebelum nya.
"Maksud lo apa sih, gue mau pulang Sulthan!" Bentak Vanesya kesal.
"Iya lepasin dulu ini, sakit Vanesya. Lo mau gitu suka banget nyiksa gue." Sulthan tidak berhenti untuk melepaskan jambakan Vanesya dari kepala nya.
Vanesya melepaskan jambakan nya, namun kemudian ia menginjak keras kaki lelaki itu. Membuat Sulthan kembali meringis atas kekerasan dari perempuan itu. "Sakit gila. Wah parah banget ni cewek, barbar banget lo. Pantes Rigel...
"Apa?" Vanesya menatap sengit pada Sulthan.
Sulthan menggeleng lalu cengengesan, sembari mengacungkan kedua jarinya. "Lo kenapa sih teriak-teriak nggak jelas? Berisik banget tau nggak si?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulthan [Revisi]
Fiksi Remaja"Setidaknya biarkan aku menjadi penikmat angan yang tak akan pernah tergapai." Tentang bagaimana Sulthan yang memperjuangkan cinta nya. Dan tentang bagaimana Vanesya mempertahankan hubungan nya. Bercerita tentang pertemanan lama yang berakhir pa...