Chapter 3

1.6K 163 10
                                    

"Dr. Park, bagaimana kondisinya?" Tanya Yuri cemas.

"Kondisi Yoona sangat lemah, Yul. Bersyukurlah karena kandungannya bisa dipertahankan."

"Mwo? Yoona hamil?" Ulang Yuri bingung.

"Ne, kau tak tahu? Ku rasa Yoona sendiri juga belum tahu. Aku tak tahu apa yang sedang dipikirkannya, tapi ia tertekan, Yul. Yoona juga jarang makan yang mengakibatkan kandungannya semakin lemah, disamping itu ada tugas berat untukmu dan SNSD,"

"Eh? Wae?" Pertanyaan polos dari Yuri membuat dokter bermarga Park itu mengambil kesimpulan jika yeoja dihadapannya tak tahu penyakit mental yang dialami Yoona.

"Pulihkan kondisi mentalnya seperti dulu. Dia punya trauma pada pria, Yul. Dia pernah disiksa dan diperkosa oleh pria. Gangguan mentalnya bisa mengakibatkan Yoona melukai dirinya sendiri." Jelas dokter Park.

"... ah... ne..." balas Yuri lalu meninggalkan dokter Park yang berjalan kembali ke ruang perawatan.

'Choi Siwon, jadi ini yang kau lakukan pada dongsaeng kesayanganku? Jadi begini kelakuan pria yang dulu berjanji didepan altar, dihadapan Tuhan untuk selalu membahagiakan Yoona? Jika begini jadinya, aku tak akan mengijinkan Yoona menikahimu.' Batin Yuri penuh kebencian.

"Choi Siwon." gumam Yuri tajam.

'Wae Yoong? Kenapa kau tak pernah mengatakannya padaku? Kenapa harus menanggung semuanya sendirian?'

Yeoja itu duduk di taman lalu menatap keatas. Bayangan Minho dan Yoona yang diusir dari kamar bermain-main dipikirannya. Yuri tahu seberapa sering Yoona tidur di sofa, seberapa seringnya yeoja itu sakit karena terlalu sering menahan hawa dingin demi Minho. Ditambah, saat ini adalah musim dingin, dan Siwon dengan teganya membiarkan Yoona yang masih lemah menahan hawa dingin.

"Aku tahu aku akan menemukanmu disini, Yul." Ujar seseorang dengan suara lembut.

"Yoong? Bagaimana kau bisa tahu aku ada disini?" Tanya Yuri penasaran.

Yoona duduk disampingnya dan menyandarkan kepalanya dibahu Yuri. "Kau pikir kita bersahabat hanya dua atau tiga tahun?" Balas Yoona sarkas.

Yuri mencubit lengan yeoja itu dan membuat mereka tertawa akan kebodohan Yuri. Dalam hati, Yoona sangat bersyukur memiliki Yuri, meski sekarang mereka agak jarang bertemu, tapi mereka masih sangat menyayangi satu sama lain.

"Astaga! Yoong! Badanmu panas sekali! Kau harus kembali ke kamar!" Pekik Yuri khawatir.

"Aniyo. Biar seperti ini saja. Aku merindukan momen seperti ini." Ujar Yoona lirih.

Yuri hanya bisa tersenyum miris, kalau saja ia seorang namja, sudah dari dulu dia menikahi Yoona. Tapi ia seorang yeoja, tak ada yang bisa dilakukannya selain berperan sebagai sahabat yang berusaha melindungi yeoja rapuh itu. Yoona yang asli tak sekuat Yoona yang semua orang lihat. The real Yoona is fragile. Dan Yuri tahu itu.

Dimana ada Yuri disana ada Yoona, dimana ada Yoona disana ada Yuri. Dan sekarang, Yuri merasa gagal dalam menjaga sahabatnya.

"Yoong, jawab pertanyaanku, dengan jujur." Ujar Yuri pelan.

"Hah, kau tak perlu menanyakannya. Aku sudah tahu, Yul." Sahut Yoona cepat.

Yoona menatap Yuri dengan senyum termanis yang bisa ia tunjukkan meski dimata sahabatnya, itu adalah senyum paling mengerikan yang pernah ia lihat. Bayangan kejadian hari itu kembali diputar di kepalanya, sakit saat ia mengingatnya.

Yoona mengusap perutnya dengan pelan. "Bukankah dengan hadirnya dia, aku tidak akan kesepian lagi di rumah? Gwenchana, Yul. Kau tak perlu khawatir tentangku. Karena aku mencintai mereka, apapun akan aku lakukan." Lanjut Yoona.

Ambigu. Yuri bingung, perkataan itu membuat perasaannya tak enak. Entahlah, ia sendiri belum tahu apa arti itu semua. Ia memang pernah beberapa kali bertamu ke mansion keluarga Choi, dan Siwon sangat jarang berada disana. Meski seorang Choi Siwon mampu menghidupi keluarganya hingga 7 turunan, Yoona tetap bekerja sebagai artis. Dan mungkin ada alasan dibalik semua itu.

"Yoong,"

"Aku baik-baik saja, Yul." Potong Yoona cepat.

Yoona tersenyum lalu menarik tangan Yuri untuk berdiri. "Kajja, aku ingin es krim, traktir aku, ne?"

Yuri langsung tersadar dan menatap Yoona kesal. "Im Yoona!! Aku tak bawa uang bodoh!!" Teriak Yuri sambil menyusul Yoona yang berlari kecil menjauhinya.

'Kau tak perlu tahu seberat apa masalah yang kuhadapi, Yul. Semua aku lakukan demi anakku, karena aku menyayangi mereka.' Batin Yoona sembari memeletkan lidahnya ke arah Yuri.
***
"Choi Siwon! Apa yang salah denganmu?" Bentak Choi Yungho.

"Appa, mianhae, jeongmal mianhae." Lirih pria itu.

Yungho menatapnya dingin, "Apa ini yang pantas disebut sebagai penggantiku? Sebagai CEO Choi's Group?" Tanya Yungho datar.

"Mianhae, appa. Aku benar-benar tidak tahu jika membangun disana akan membuat saham kita menurun. Aku tidak memperhitungkannya dengan baik, jeongmal mianhae." Ujar Siwon dengan nada penuh penyesalan.

Yungho mendesah berat lalu ia menatap putra kebanggannya itu dengan tatapan yang sulit diartikan "Siwon, appa ingin kau menjawab pertanyaan appa dengan jujur,"

Bahkan sebelum Siwon sempat membalas, eommanya alias Choi Jiwon menyelanya. "Apa yang selama ini kau lakukan terhadap Yoona?" Tanya Jiwon dingin.

"Eomma... aku... aku..."

"JAWAB AKU, CHOI SIWON!!!"

Siwon melihat eommanya dengan takut, jika wanita itu sudah menggunakan kata 'aku-kamu' itu berarti wanita itu sedang marah besar. Dan Siwon tidak akan berani cari masalah dengannya.

"... baiklah. Kau tidak mau menjawab pertanyaanku, aku yang akan mencari tahunya sendiri." Balas Jiwon dingin.

"Yeobo, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Yungho khawatir.

Jiwon menatap Yungho datar. "Mencari tahu apa yang terjadi dengan menantuku dan apa yang telah dilakukan oleh anak kebanggan Choi Yungho pada istrinya."

Selepas kepergian Jiwon, pria paruh baya itu menatap putra satu-satunya dengan tajam. Pasti ada alasan mengapa istrinya sampai begitu marah, karena istrinya adalah salah satu orang paling sabar yang pernah ia temui.

"Jadi jawab appa, Choi Siwon." Ujar Yungho pelan. Namja tampan itu menundukkan kepalanya dalam sebelum menjawab pertanyaan CEO Choi's Group itu. "Mianhae, appa. Aku tak bisa." Balas namja itu.

Emosi Yungho sudah berada diambang batas, ia nyaris melempar folder penuh berkas kearah putranya itu. Ia menggebrak meja dengan keras hingga Siwon terkejut bukan main.

"Appa tak mengerti dengannu, Choi Siwon! Apa susahnya menjawab sebuah pertanyaan simple? Atau memang ada yang telah kau lakukan pada Yoona!?" Bentak Yungho.

"Kalau kau tak bisa menjaganya atau kau sudah tak mencintainya, lebih baik ceraikan saja. Appa kecewa padamu, Choi Siwon." Lanjut namja paruh baya itu meninggalkan putranya.

Siwon terdiam sembari menatap foto Yoona yang terpampang di meja kerjanya dengan penuh kebencian. 'Apa yang telah kau katakan pada eomma dan appaku, wanita jalang?'



To Be Continue...

TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang