Chapter 4

1.6K 155 23
                                    

Siwon membuka pintu kamarnya dengan kasar, amarahnya memuncak ketika ia ingat bagaimana perlakuan orang tuanya demi istrinya —atau yang baginya hanyalah budak seksnya saja—

"Im Yoona... dimana kau saat ini?" Geram Siwon.

Namja itu membanting tubuhnya ke ranjang berukuran king size itu. Ia menatap ke langit-langir kamar mewah itu, kamar yang beberapa bulan belakangan ini terasa sangat sepi. Tak ada tangisan manja dari Choi Minho, tak ada ucapan selamat pagi dari Yoona, dan yang pasti, tak ada yang bisa menggantikan Yoona.

Entah apa yang menyihirnya, ia mulai terbakar api cemburu. Lebih tepatnya sejak Yoona mulai syuting drama terbarunya bersama namja tampan yang bahkan ia sendiri tak tahu siapa namanya itu. Bagaimana namja itu terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Yoona, meskipun tahu jika yeoja itu bahkan sudah memiliki anak.

Jauh dalam lubuk hatinya, masih ada cinta untuk yeoja yang sudah 5 tahun menjadi istrinya itu. Tapi ego dan cemburunya lebih menguasai dirinya. Tak peduli seberapa lelahnya istrinya itu, ia tetap ingin melakukannya, untuk membuktikan jika tubuh Yoona hanya miliknya seorang. Tak ada yang bisa memiliki seorang Im Yoona.

Im Yoona hanya milik Choi Siwon seorang.
***
Jangan berpikir jika Kim Taeyeon, Jessica Jung, Choi Sooyoung, dan Kwon Yuri tidak diam saja melihat kondisi Visual SNSD itu. Terbukti saat ini, Jessica berpura-pura sakit demi membuntuti Siwon dan menyadap apa saja pembicaraan pria itu. Berulang kali ia memaki pria itu dalam bahasa Inggris ketika ia mendengar pria itu menjelek-jelekkan Yoona.

Jessica sudah berada di depan mansion keluarga Choi sejak satu jam yang lalu. Dan hingga kini, ia masih bisa mendengar pria itu mengumpat Yoona entah karena apa.

"Im Yoona, apa yang kau lakukan dengan pria itu diluar sana!?!?" Teriakannya menggema di telinga Jessica yang membuat gadis itu menjauhkan earphone dari telinganya.

"Such a bitch. Do you think she's playing around with other guy when she love you so much? Hah, what a fucking bitch are you." Umpat Jessica penuh kekesalan.

Gadis itu segera meninggalkan mansion Choi karena tak tahan dengan semua umpatan menyakitkan yang dikeluarkan Siwon. Dalam hati, ia masih menyumpahi pria itu.

'Aku jamin, kalian para fans seorang Choi Siwon akan menyesal jika melihat dan mendengar ini semua.'

Ia mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit. Ia tahu, semakin lama ia berada di mansion itu, semakin sakit pula hatinya mendengar umpatan yang ditujukan untuk Yoona. Air mata mengalir dari mata Jessica. Yeoja itu tahu bagaimana Im Yoona. 8 tahun bersama, tinggal dalam satu atap yang sama, menjadi sebuah keluarga bersama, tak mungkin ia tak mengenal para member dengan baik. Dan Yoona sangat istimewa dimata Jessica, yeoja itu adalah yeoja yang mampu menutupi semua masalah pribadinya dengan baik, tak peduli seberapa berat itu semua.

'Yoong, kenapa harus kau yang merasakannya? Kenapa? Kenapa harus gadis sepertimu yang terus mendapat ujian?'

Sesampainya di rumah sakit, ia langsung turun dan membereskan semua peralatannya tadi. Ia langsung berlari menghampiri Taeyeon dan Sooyoung di cafe. Ia menyerahkan hasil rekaman tadi dan menunjukkannya pada mereka.

"Apa yang kau katakan pada eomma dan appaku, yeoja jalang!?!?"

Sooyoung membulatkan matanya mendengar kata yang diucapkan Siwon. "Mwo?! Begitukah cara bicara seorang Choi Siwon?" Tanya Sooyoung dengan raut wajah penuh penyesalan.

"Apa ini memang Choi Siwon sesungguhnya?"

Satu pertanyaan Taeyeon membuat dua yeoja lainnya terdiam. Ya, mereka memikirkan pertanyaan itu. Apakah memang benar jika ini Choi Siwon? Jika benar, pasti ada alasan kenapa namja itu berubah.

"Taeng..." panggilan Jessica menyadarkan keduanya dari alam lamunnya.

"Ne?"

Jessica terlihat gusar, tapi ia memberanikan diri untuk mengatakan hal yang mengganjal pikirannya. "Tae, apa ini... apa ini ada hubungannya dengan drama baru Yoona?"

"Maksudmu?"

"Ya.. kau tahu sendirilah, lawan main Yoona adalah namja tampan, jadi, ya... begitulah." Jawab Jessica.

Ambigu. Yuri mendengarnya dari luar, dan perkataan Jessica membuatnya bingung sama seperti saat ia mendengar perkataan Yoona. Ada apa dengan dua member SNSD ini?

Sementara itu, Yoona yang memperhatikannya dari jauh melihat kearah Yuri dengan tatapan sayu. Tangannya bergerak untuk mengusap perutnya yang masih rata. 'Maafkan eomma, nak. Eomma belum bisa memberi tahu appa tentang kehadiranmu.'

Yoona menatap Yuri sendu. Air matanya kembali mengalir membasahi pipi mulusnya, ia mengalihkan pandangannya kearah lain agar tak menangis. Tatapannya jatuh saat ia melihat Minho yang masih menangis keras dalam dekapan Seohyun. Bayi mungil itu tahu jika ibunya berada didekatnya, tapi Yoona tak berani mendekatinya.

Yeoja itu segera meninggalkan cafe dan kembali ke kamarnya, air mata mengalir deras dari matanya. Beribu-ribu rasa bersalah menghantui dirinya. Bersalah pada Yuri karena mengatakan ia baik-baik saja meski kenyataannya tidak, bersalah pada Minho karena tak bisa menjadi eomma yang baik untuknya, dan yang pasti, bersalah pada Siwon karena tak ada didekatnya saat ini untuk memenuhi keinginan namja itu.

"Mianhae,"

Yuri melihatnya menjauhi yang lain, dalam hati, ada satu tekad kuat untuk mengembalikan Yoona dan Siwon seperti dulu.

'Aku akan membantumu, Yoong.'

TBC

TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang