"Aku butuh bantuanmu," ujar seorang gadis dengan wajah tertutup masker.
"Bantuan apa?" Balas pria yang duduk menghadap kearah tembok sambil menyesap kopinya.
"Memisahkan Yoona dan Siwon. Aku tahu Siwon tengah terbakar api cemburu karena lawan main Yoona adalah seorang namja tampan. Jadi, apa kau mau?"
Pria itu tersenyum sinis, "Apa yang akan kudapatkan jika aku membantumu?"
"10 juta, apa itu cukup?" Tanya gadis itu tersenyum miring.
Park Chanyeol, pria itu, tersenyum sinis menanggapi yeoja itu. "Kau ini orang kaya. Beri aku 20 juta dan aku akan membantumu." Jawab Chanyeol.
"Baiklah,"
***
Yoona berjalan gontai menuju kamarnya, dibelakangnya, ada Yuri yang terus mengikutinya. Sebagai sahabat, siapa yang tak sedih dan sakit hati melihat teman yang awalnya ceria menjadi lemah? Tapi ia tahu, dibalik itu semua, ada alasan yang mengubah yeoja bernama Im Yoona yang awalnya kuat menjadi lemah. Namun hingga sekarang, Yuri sendiri tak tahu alasan apa yang menyebabkan sahabatnya itu menjadi seperti sekarang.Ditatapnya punggung rapuh itu, bagaimana Yoona yang dulu sangat tomboy dan sedikit kekanakan itu kini berubah menjadi wanita dewasa yang keibuan. Semua ibu pasti ingin anaknya mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, dan ia sadar jika Yoona juga menginginkan anaknya mendapatkan kasih sayang yang utuh. Tak peduli jika dirinya menderita.
"Aku ingin membuat mereka merasakan hal yang tak kurasakan, Yul. Aku ingin mereka merasakan keluarga yang utuh."
Kata-kata yang pernah diucapkan Yoona dan masih membekas diingatannya. Saat itu, meskipun Yoona belum menikah, tapi ia memiliki pengalaman pahit yang tak seharusnya dirasakan oleh siapapun. Ditinggal oleh seorang ibu membuatnya menjadi gadis yang kuat, bagaimana ia dibully karena tak memiliki ibu. Ia tak mau melihat anak-anaknya bernasib sama sepertinya.
Dan Yoona benar-benar membuktikannya, ia membuat Minho merasakan seperti apa keluarga yang utuh. Meskipun karena itu, ia harus membayarnya dengan mengorbankan kebahagiaannya sendiri.
"Yoong,"
Yoona menoleh dan tersenyum tipis, "Ah, Yul, wae?"
"Mau menemui Minho?" Tawar Yuri dengan maksud basa-basi karena ia tahu jika Yoona sudah mengawasi Minho dari kejauhan.
Yeoja itu terdiam sejenak kemudian menatap Yuri sendu. "Dimana Minho?"
"Di cafe," jawab Yuri sambil menarik tangan yeoja itu.
Keduanya berjalan menuju ke arah cafe dan menemui Seohyun, Sunny dan Hyoyeon yang berusaha menenangkan Minho yang menangis kencang. Yuri dengan cepat menyerahkan Minho kepada Visual SNSD itu.
"Minho-ya, mianhae..." lirih Yoona pelan.
Yoona mendongak, mengalihkan tatapannya dari Minho yang mulai terlelap. 'Oppa, apa aku bisa egois sedikit saja? Untuk anakku? Untuk Minho?'
Yeoja itu meneteskan air matanya perlahan, ada satu tekad bulat dalam hatinya untuk berpisah. Tapi sekali lagi, ia masih memikirkan Minho. Ia tak ingin anaknya tumbuh tanpa kasih sayang yang lengkap.
"Berjuanglah untuk kebahagiaanmu, Yoong. Kami ada disini. Bersamamu dan mendukungmu." Ujar Sunny.
Yoona terdiam, ia memikirkan perkataan Sunny sebelum menjawabnya. "Aku akan memperjuangkannya, unnie. Demi Minho."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears
FanfictionKarena cinta membutuhkan perjuangan dan air mata. Dan dia sudah membuktikannya.