"Aku akan memberitahumu sebuah peringatan, Lesley" Angela ingin mengancam Lesley. "Lihat saja nanti sore"
"Hm temen temen, aku & Lesley pulang duluan ya, kita lagi ada urusan." Ujar Gossen. Mereka ber enam saling berpandangan. "Hayooo urursan apaaa???" Hayabusa si raja kepo mulai menggoda. "Hayabusa si raja kepo plus aneh plus cerewet plus konyol, tidak perlu tahu ya!" Lesley cekikikan. "Jaga jarak aman loh!" Kagura melirik dengan sinis ke Gossen. "Iya iya, jangan jaga jarak aman juga tidak apa apa kok, my honey!" Lesley langsung menutup mulut Gossen. "Ahahahah tidak kok dia ngawur. Hm kita pulang dulu ya, bye! Sampai ketemu besok!" Mereka pun melambaikan tangan dan Gossen juga Lesley pulang.
"My baby," Gossen tidak menoleh. "My baby," lagi lagi tidak menoleh. "My baby Gossen yang paling ganteng!" Akhirnya Gossen menoleh. "Apa my honey?" Lesley menghela nafasnya, lalu berbicara. "Sebenarnya mau ada urusan apa?" Gossen menjawab, "ada acara minum teh bersama, terus pergi jalan jalan sore hari, setelah itu bersih bersih rumah, dan makan malam bersama." Lesley mengkerutkan dahi. "Bersih bersih rumah? Kamu mau bantu aku?" Gossen tertawa. "Ya iya lah my honey. Walaupun aku laki laki aku juga bisa. Aku sudah biasa sendiri, melakukan semua sendiri, sampai sakit pun aku mengurus diriku hanya seorang diri," wajahnya menjadi muram. "Iya ya, aku lupa. Tapi sekarang kan, ada aku yang mengurusmu." Lesley tersenyum, Gossen memeluknya. "Kamu yakin?" Lesley menjawab, "tentu. Aku sayang kamu"Di balik semak - semak...
Bahaya mengintai mereka dari kejauhan. "Apakah aku bisa memisahkan mereka?" Angela mulai putus asa. "Mereka sudah seperti sepasang kekasih. Berbagi suka duka bersama, saling menjaga, saling merawat, dan sudah punya janji untuk bersama." Angela meneteskan air mata. "Aku tidak boleh putus asa!"
Di rumah Lesley...
Sore hari yang hangat. Ditemani teh manis dan kue, membuat suasana semakin hangat. Lesley dan Gossen duduk bersama di teras rumah Lesley. "Tidak terasa, sudah 10 hari aku ada di rumahmu. 4 hari lagi aku akan pulang," Lesley menatap Gossen. "Iya, tapi kamu harus sering sering main ke rumahku." Gossen tersenyum. "Pasti".
Tiba tiba handphone Lesley berbunyi. Sepertinya ada telfon dari nomor yang tidak ia kenal. "Angkat saja,". Lesley mengangguk.Lesley : halo
??? : halo, kami dari petugas kepolisian.
Apakah anda Lesley?Lesley : betul, ada apa pak ?
Petugas : Apakah betul orang tua anda bernama Mr. Ryan dan Mrs. Martia? Dan apakah betul adik anda bernama Harley?
Lesley : iya, betul pak. Ada apa dengan mereka?
Petugas : orang tua anda mengalami kecelakaan di jalan tol 55 kota timur Land of Dawn dan tidak dapat terselamatkan. Namun adik anda dapat terselamatkan.
Lesley : *menangis* j- jadi begitu. Di kota timur Land of Dawn?
Petugas : iya. Kami berharap anda cepat datang ke mari.
Lesley : baik pak. Terimakasih infonya
Tuutt... tuuutt.. tuuutt...
Lesley menangis mendengar info dari petugas kepolisian. "Ada apa?" Gossen bingung. "Orang tuaku mengalami k- kecelakaan d- dan meninggal. Tetapi Harley terselamatkan. Mereka kecelakaan di kota timur Land of Dawn" Gossen menghapus air mata Lesley dan mencoba menenangkannya. "Sudah sayang, jangan menangis lagi. Aku tau perasaanmu bagaimana. Sekarang lebih baik kita harus pergi ke sana, dan menjemput Harley" Lesley menjadi lebih tenang. "B- baiklah. Kamu mau kan me- menemani ak- aku?" Lesley menangis sesenggukan. Luka yang ia alami sangatlah dalam. Seperti ditusuk seribu pedang di dadanya. "Tentu saja. Aku akan membantumu. Ayo sekarang kamu ganti baju, setelah itu naik ke mobil. Kita berangkat." Setelah itu, Lesley berganti baju dan sedikit bersolek agar wajahnya tetap fresh
"Sudah, Ley?" Lesley mengangguk. Lesley mengunci pintu rumahnya, lalu masuk ke mobil Gossen. Air matanya masih mengalir dengan deras. "Sayang, kamu tidak boleh menangis. Sekarang kita kan harus menjemput Harley, jadi kamu harus ceria. Karena jika kamu menangis, pasti orang tuamu sedih" Gossen menghapus air mata Lesley dengan lembut. Lesley hanya menangguk. "Kalau menangis, cantiknya hilang loh" Lesley tertawa. "Ada orang sedih, malah digombalin." Lesley mencubit hidung Gossen. Berkat Gossen, kesedihannya mulai berkurang.Gossen pov.
Jujur, saat Lesley menangis, rasanya aku juga ingin ikut menangis. Tapi sudahlah, lebih baik ku menenangkannya dari pada ikut menangis.
Aku mencoba membantunya untuk menjemput Harley di kota itu. Semoga saja dapat mengurangi kesedihannya. Ya hitung hitung, ini sedang jalan jalan berdua. HehehheLesley pov.
Sebenarnya aku belum siap menerima semua ini. Tapi, mau bgaimana lagi. Untung saja ada Gossen yang mau menemaniku untuk menjemput Harley. Kalau tidak ada dia, aku tidak bisa menjemputnya.
Aku sangat bersyukur Harley terselamatkan. Dan sekarang mungkin tidak ada kehangatan lagi di rumahku. Hanya ada aku dan Harley.Sesampainya di kota timur Land of Dawn...
Wiu wiu wiu.....
Suara ambulan sudah terdengar sebelum mereka memasuki kota itu. Jantung Lesley berdegup kencang. "Jangan takut, my honey" Gossen melirik Lesley yang ketakutan. "Iya sayang. Tapi Harley dimana?" Gossen melihat kerumunan orang orang. "Kamu tunggu disini. Aku akan keluar mencari informasi dimana Harley berada" Gossen keluar dari mobil. "Ya tuhan, lindungilah Harley" bisik Lesley.
Tidak lama kemudian, Gossen masuk ke mobilnya. "Harley ada di rumah sakit kota ini. Di ruangan Orchide no 8" Gossen kembali mengendarai mobilnya. "Baiklah, kita sekarang kesana"Sesampainya di rumah sakit...
Lesley dan Gossen menanyakan kepada petugas rumah sakit tentang letak kamar Harley. "Masuk ke lorong yang disana, lalu belok ke kanan, dan cari kamarnya." Jelas petugas itu. Mereka pun bergegas pergi ke sana. Mereka mengetok pintu kamar Harley. Tok tok tok...
"Masuklah," terdengar suara Harley dari dalam. "Harley ini aku, kakakmu Lesley. Dan ini kak Gossen," mata Harley membulat. "Kakak! Aku rindu kakak!" Harley memeluk Lesley. "Kakak juga rindu kamu." Ternyata, ekspresi cemburu Gossen mulai terlihat. "Ekheeemmm" Gossen berdehem. Harley menoleh ke arahnya. "Eh kak Gossen. Lupa kalau ada kakak. Aku juga rindu kakak!" Lesley dan Gossen duduk di kursi sebelah ranjang Harley. "Kak, nanti aku bisa pulang kan?" Harley memakan sup yang dibuatkan suster. "Sepertinya," jawab Lesley. "Lalu mana ayah dan ibu, kak?" Pertanyaan itu membuat Lesley terpaku. "Tidak perlu dipikir Harley." Jawab Gossen yang tidak ingin Harley tahu sekarang. "Ya sudah. Btw, kalian cocok loh kalau duduk berdua begini." Pipi Lesley memerah. "Oh ya?! Memang aku cocok dengan kakakmu!" Gossen merangkul Lesley. Lesley tidak bisa berkata apa pun. 'Aduh aku kok salah tingkah lagi... huh! Tapi aku senang jika dikatakan cocok' batin Gossen. Harley pun tertawa. Tiba tiba ada dokter yang masuk, dia dokter Rafaela. "Pasien boleh pulang sekarang. Lalu kalian harus mengurus administrasi nya. "Yeeeaaayyy aku pulang!" Sorak Harley. Dan mereka segera mengurus administrasinya. "Biar aku saja yang mengurus" Gossen mengeluarkan uang dari dompetnya. "Tapi biaya ini ti-" ucapan Lesley terpotong Gossen. "Jangan menolak sayang" Lesley memeluk Gossen. "Aku sangat berterima kasih. Kamu sudah banyak membantuku. Sedangkan aku belum bisa membalasmu." Gossen tersenyum. "Aku senang membantumu. Kamu ingin membalasku?" Lesley menangguk. "Balas dengan cinta saja sudah lebih dari cukup kok" Lesley tertawa. "Berarti aku sudah membalasmu dong," Gossen ikut tertawa. Dan mereka pun pulang.Halo readers.. makasih udah baca chapter 8
Chapter 9 besok sudah ada kok
Ditunggu yaaa 😆😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Mobile Legends campus : Lesley X Gossen [COMPELETED]
FanfictionLesley, gadis polos dan dingin itu masuk ke kampus Mobile Legends. Cepat baginya untuk mendapatkan teman. Seorang pria bernama Gossen tergila gila denganya. Suka duka kehidupan Lesley ada di sini! Meninggalnya kedua orang tua membuatnya frustasi, da...