Track 08

174 24 6
                                    

Now playing : Decision.🎶

Terbangun di hari yang lain, aku lelah dengan semua ini. Aku benar-benar butuh pencerahan dari semua kekacauan ini. Kenapa?! Kenapa pada akhirnya harus begini?! Kenapa jalan hidupku sesulit ini?! Kenapa rasanya sesakit ini ketika menyadari orang yang kucintai sudah memiliki orang lain?

Lalu kenapa rasanya juga sakit sekali saat mengetahui bahwa orang yang sudah kuanggap sebagai keluarga sendiri justru patah hati karena mencintaiku?

Apa hidupku ini hanya membawa kesialan bagi mereka?! Apa tak ada gunanya aku di dunia ini?!

"Di-dimana aku?" tanyaku dengan suara bergetar setelah pupilku menerima cahaya lampu yang cukup menyilaukan. Kutatapi sekitarku dengan lesu, ada beberapa orang yang sangat kukenal jelas. Mereka mengeluarkan wajah kelegaan seolah baru saja merasakan ketegangan hebat bak berada di roller coaster. Tiba-tiba aku mengulas senyum kecil, mereka adalah keluargaku.

Tanpa diduga Taka-nii memelukku dengan erat hingga rasanya hampir tercekik,"Jangan bodoh lagi, Mei!"

"Jangan diulangi lagi, Mei."

"Mei!" teriak mereka menggema mengisi ruangan, bersatu padu langsung menyerusuk paksa masuk ke dalam gendang telingaku yang baru saja bisa berfungsi kembali beberapa menit lalu.

"Maafin aku."

Benar. Sejauh apapun aku mencoba untuk melupakan kalian, sehebat apapun aku mencoba menghindari kalian, Tuhan selalu punya caranya sendiri untuk mengembalikan kita.

Mendekatkan kita,

Menyatukan kita,

Karena kita adalah keluarga.

"Kenapa kau menghindari kami, Mei?! Kenapa kau gak ma---" sekian lama bergeming di ujung ruangan kamar rumah sakit, akhirnya dia, pemilik suara berat itu, Yamashita-san bertanya dengan jelas dan cepat.

"Diamlah, Toru!" sarkas Taka-nii padanya sambil sedikit mengeluarkan wajah tak suka. "Mei itu baru sadar setelah sakit maag kronis akibat gak makan dua hari. Gak pantes kalo kau langsung nanyain banyak hal begitu!"

Yamashita-san bangkit dari posisi duduk santainya lalu membalas cibiran Taka-nii, "Bagaimana denganmu? Apa kau selama ini udah jadi kakak yang baik untuknya? Disaat adikmu bersimpuh lemah di kamar rumah sakit kau malah asyik kencan dengan seorang cewek, kakak macam apa kau itu?"

Taka-nii mulai terbakar emosinya lalu mengepalkan kedua tangannya keras hingga urat-uratnya terlihat, "Jangan membuatku marah, Toru! Tau apa kau tentangku dan Mei?!"

Aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari sini, ini gawat! Mereka bertengkar gara-gara aku?! Dan lagi kenapa Kohama-san dan Tomoya hanya diam saja?! Lerai! Cepat lerai mereka!

Yamashita-san hanya terdiam saja, dia mengalihkan pandangannya dari mata Taka-nii yang berapi-api, mungkin dia sadar kakakku itu adalah tipe orang yang sangat mudah emosian dan nekat melakukan apapun yang dia mau. Sama seperti dulu saat kabur dari rumah.

Taka-nii menarik bibirnya merasa kemenangan di pihaknya, "Aha! Aku tau! Mei jadi kayak gini setelah tur terakhir kita di Saitama. Seingatku dia pergi bersamamu, benar?"

"Apa maksudmu, Taka?"

Taka-nii semakin terpancing emosinya dan tak segan-segan menarik kerah baju Yamashita-san yang masih berwajah datar namun menusuk itu, "Jangan bodoh! Kau udah ngelakuin sesuatu sama Mei kan, sampai dia jadi kayak ini?!"

Kohama-san yang melihat kejadian benar-benar sudah memanas itu langsung sigap melerai keduanya dari kekacauan, "U-udah! Ini di rumah sakit, bodoh! Gak baik kalo kalian bertengkar begini!"

SAE 1 - Mighty Long Fall✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang