YP 04

6.7K 798 125
                                    

Happy Reading^^

#Jungkook pov.

Esok paginya...

Aku terbangun cukup pagi, tidak kudapati Yerim disampingku atau mungkin dia bangun lebih pagi hari ini. Ah sudahlah, lebih baik aku tidur lagi saja. Karena waktu masih menunjukan pukul 4 pagi.

Rasanya baru saja aku terlelap tidur, suara Hyejin mengintrupsiku untuk segera bangun karena jam kini sudah menunjukan pukul enam pagi.

"Kau sudah bangun? Aku sudah buatkan sarapan dan menyiapkan pakaian milikmu, mandilah dulu lalu makan." Ujar Yerim yang baru masuk ke kamar lalu menggendong Hyejin dan membawanya keluar.

Aku mulai melawan rasa malasku seperti biasa, mengingat Jeon Hyejin butuh sekali nafkah dariku dan Yerim juga butuh pakaian yang lebih baik untuknya. Selalu saja kujadikan mereka berdua sebagai alasanku untuk terus bersemangat.

Aku bergegas membersihkan tubuhku dahulu lalu memakai kemeja yang telah Yerim siapkan, ku biarkan dasi yang belum terikat rapi menggantung di leherku. Mulai sekarang Yerim harus terbiasa mengikatkannya untukku.

Setelahnya aku keluar dari dalam kamar kami dan duduk di depan meja makan, Yerim menghampiriku lalu mengangkat daguku agar mendongkak padanya yang kini tengah berdiri di hadapanku.

Tanpa aku minta, dia tampaknya sudah mengerti apa sajakah tugasnya sebagai istri dari Jeon Jungkook yang tampan ini.

Jantungku tiba-tiba saja berdetak tak karuan kala kedua tangannya mulai bermain di kerah kemejaku, ia tengah mengikatkan dasiku disana. Begitu serius tapi wajah cantiknya yang polos tanpa polesan make up itu membuatku terpesona.

Aku spontan saja mengalihkan pandanganku dari wajahnya ketika dia memergokiku terus menatapnya. "Sudah belum? Aku sangat lapar, ingin cepat makan." eluhku menutupi guna menutupi kegugupanku.

"Sudah, kalau begitu makanlah." Timpalnya yang kemudian menjauhkan dirinya dariku, ia lalu duduk di hadapanku untuk menyantap makanannya juga.

"Kamu sudah membeli bahan makanan?" Tanyaku karena masakannya kali ini jauh berbeda dari yang kemarin, sepertinya dia sudah berbelanja bahan-bahan makanan.

Yerim tersenyum gembira karena dapat memasak makanan lain. "Aku membelinya dengan uang yang aku temukan ketika beres-beres kemarin, tadinya aku mau memberikannya kepadamu tapi kupikir kau akan senang jika aku membelanjakannya untuk makan kita hari ini."

"Begitu, ya sudah. Lanjutkan makanmu." Balasku yang juga segera menghabiskan makananku.

Hyejin juga tampak lebih lahap memakan bubur buatan ibunya, Yerim memang pintar mengurus anak dan rumah tangga.

"Aku akan bersiap-siap ke kantor."

Aku lalu mengambil tas serta berkas-berkas yang ku butuhkan, lalu bergegas keluar dari dalam kamar untuk berpamitan dahulu pada Hyejinku. "Yerim-ah, Hyejin bersamamu?"

"Oo...Kau sudah mau berangkat?" Tanyanya yang baru keluar dari dalam ruangan tempat mencuci baju bersama dengan Hyejin yang baru saja selesai mandi disana.

Yerim mengambil sesuatu di atas meja makan lalu memberikannya padaku. "Ini bekal makan siang untuk kamu, maaf karena kemarin-kemarin aku tidak pernah memberimu bekal untuk makan siangmu di kantor."

"Iya tidak apa-apa, sebenarnya aku baik-baik saja. Disana aku bisa makan di kantin kantor." Timpalku merasa ia terlalu memperhatikan aku jika seperti ini.

Yerim menggenggam tanganku hingga tatapanku dengannya bertemu, dia menatapku tajam. "Makanan di kantin belum tentu sehat, awas saja kalau kau lebih memilih untuk makan dikantin kantormu di banding memakan bekal pemberianku." ancamnya membuatku tersenyum tipis.

Young parentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang