Chapter 3

7.6K 1.3K 30
                                    

Pagi berlalu seperti biasa dan jam istirahat pun terasa datang lebih awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi berlalu seperti biasa dan jam istirahat pun terasa datang lebih awal. Jeritan siswi perempuan karena ulah jahil tangan siswa disana, suara perut kelaparan, suara kaki berlarian di lorong, dan gelak tawa tidak jelas memenuhi lorong sekolah.

Diantara kumpulan siswa-siswi itu, tersembunyi sosok Chanyeol dan kekasih barunya tengah bergandengan tangan menuju kantin. Seperti umumnya, makan bersama.

Beberapa menatap mereka iri, bagaimana tidak?

Chanyeol itu terkenal sangat manis pada kekasihnya.

Lalu bagaimana bisa ia menjadi playboy?

Chanyeol bukannya playboy. Hanya saja, beberapa mantan kekasihnya tidak tahan akan ulah Baekhyun. Dan sikap Chanyeol yang membiarkan tingkah Baekhyun itu, membuat mantan-mantannya semakin frustasi dan memilih untuk mengakhiri hubungan mereka.

Jadi, intinya, Park Chanyeol itu bukanlah playboy. Julukan playboy hanya tersemat secara tidak sengaja dan merambat hingga sekarang.


"Apa kau ada waktu siang ini?"

"Ah, maaf. Aku ada les bahasa inggris sepulang sekolah, Chan." jawab gadis itu dengan wajah penuh penyesalan. Chanyeol hanya tersenyum dan mengusak rambut kecoklatannya dengan gemas.

"Tidak apa-apa. Mungkin lain kali."

Keduanya saling melempar senyum. Namun entah mengapa Chanyeol merasa ada yang salah dengan hubungan itu.





Terasa... membosankan.





e)(o






"Mereka masih bersama!"

Baekhyun menusuk dagingnya dengan garpu. Tusukan yang begitu keras, seolah meretakkan piringnya sekaligus. Matanya berkilat ketika melihat Chanyeol memasuki kantin bersama kekasihnya. Bibirnya terkulum ke dalam dengan wajah yang memerah. Luhan mendengus melihatnya.

"Kupikir gadis itu melihatnya, ketika aku mencium Chanyeol!"

"Kau menciumnya lagi?!" Luhan menepuk dahinya. "Baek, berhenti menjadi konyol!"

"Bukan salahku." ujarnya tidak terima. "Gadis itu merebut Chanyeolku!"

"Chanyeol yang tidak mau melihatmu!"

Baekhyun sontak terdiam.

"Berhentilah mengejarnya! Jangan membuat dirimu makin terlihat bodoh!" Tatapan berkilat Baekhyun meredup. "Bukannya aku tak mau mendukungmu, Baek. Tapi ini sudah empat tahun. Kau terlihat makin menyedihkan sekarang!"

Nafas Luhan terdengar berantakan. Meluapkan emosi benar-benar membuang tenaga. Namun, akhirnya pemuda itu menyadari ucapan kasarnya.

Tiba-tiba tenggelam oleh rasa bersalah.

Mata rusanya menatap Baekhyun takut-takut dan menemukan wajah pemuda manis itu begitu datar. Matanya kosong tanpa emosi. Menatapnya tanpa ekspresi.

Luhan tahu Baekhyun marah. Tapi tak pernah ia melihat tatapan kosong seperti itu.

Ekspresi itu bertahan selama semenit, sebelum bibir tipis Baekhyun mengulum senyuman.

"Kau seperti tidak tahu aku saja."

Setelah mengatakan itu, Baekhyun beranjak berdiri.

"Kenyangnyaaa~ aku akan kembali ke kelas duluan! Habiskan semua makananmu, Luhan!" Baekhyun benar-benar pergi setelahnya.

Luhan mengigit bibirnya. Ia kehilangan selera makan. Larut dalam penyesalan. Ia hanya ingin menyadarkan sahabatnya, tetapi ia menyampaikannya terlalu kasar. Meskipun sahabatnya itu bertingkah biasa, Baekhyun pasti tersakiti oleh kata-katanya.

"Maafㅡ" ujarnya entah pada siapa.

[☑]『 ꜰᴏᴏʟɪꜱʜ ᴄʀᴜꜱʜ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang