Chapter 9

8.5K 1.3K 63
                                    

"Haaah, ada apa dengan bulan ini? Aku benci hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haaah, ada apa dengan bulan ini? Aku benci hujan."

"Aku menyukainya."

Chanyeol menoleh, menatap tidak suka pada sosok yang lebih pendek darinya. Hoodie putih dengan payung biru ditangannya, Byun Baekhyun.

Anak itu menatapnya dengan senyuman lebar konyolnya. Hanya ada kilat menghiasi langit yang mendung. Untung saja tidak ada suara petir karena Chanyeol amat membencinya. Suara Baekhyun saja sudah sekeras petir.

"Sana pulang, anak kecil pasti dicari ibunya!" usirnya dengan tangan yang mendorong-dorong udara.

Si mungil berdecak kesal namun tidak menghilangkan senyuman manisnya.

"Apa kau mengkhawatirkanku?"

"Huh?" Chanyeol tertawa remeh. "Tidak, tentu saja."

"Kau tidak jago berbohong." Chanyeol memilih diam. Karena sedikit banyak pertanyaan Baekhyun ada benarnya.

Ia memang 'sedikit' mengkhawatirkan Baekhyun setelah kejadian dimana ia memergoki anak itu tengah bermain piano dengan dramatis.



"Chanyeol-ah!" Chanyeol enggan menatapnya namun bergumam sebagai balasan untuk panggilan lembut Baekhyun.

Tanpa disadari yang lebih tinggi, Baekhyun mengusap-usap hidungnya yang terasa gatal, lalu meninggalkan sedikit jejak merah di jemarinya yang kemudian disembunyikan dibalik punggungnya.


Tubuh Baekhyun bergetar tanpa ada yang tahu.



"...."

"Aku sangat menyukaimu." Pernyataan itu telah didengar Chanyeol berulang kali, namun nada yang digunakan Baekhyun kali ini membuat hatinya terketuk. "Aku sangat... sangat menyukaimu."

"Aku... tahu."




Chanyeol tahu, seharusnya itu tidak memberikan jawaban itu. Karena itu akan menyakiti Baekhyun.




"Terima kasih untuk semuanya." Mata bertemu mata.

Chanyeol menatap wajah putih pucat Baekhyun dengan seksama. Mengamati seseorang yang selama ini memujanya. Baekhyun begitu indah jika boleh jujur. Ketulusannya tercetak jelas di binar matanya yang cantik. Seorang pemuda gigih yang tidak pernah mengeluh bahkan ketika dia lelah.

"Kau tahu, aku akan selalu menyukaimu."

Kemudian anak itu pergi, berjalan menjauh menuju gerbang sekolah mereka. Meninggalkan Chanyeol yang sibuk mengamati punggung mungilnya yang semakin lama semakin kecil, tertelan oleh jarak yang menyesakkan.







"Aku... juga." bisiknya selirih desiran angin.

[☑]『 ꜰᴏᴏʟɪꜱʜ ᴄʀᴜꜱʜ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang