Chapter 6

7.5K 1.3K 63
                                    

Tuk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuk!

"Aww!" Baekhyun meringis pelan ketika kepalanya dipukul oleh sesuatu yang berat.

Dengan ekspresi kekesalan, ia memutar kepalanya 180 derajat demi melihat pelaku pemukulan sebelum akhirnya umpatan yang akan dilontarkannya tertelan kembali. Wajah kesal itu langsung sumringah seketika.

"Chanyeol-ah!" ㅡkarena sosok yang memukulnya adalah gebetan empat tahunnya.

Ia tersenyum lebar, sampai membuat Chanyeol takut karena Baekhyun lebih mirip joker sekarang.

"Jangan tersenyum seperti itu, cebol! Mengerikan!"

Namun, senyumnya justru semakin lebar.

"Hehe."






"Nah." Sebuah payung lipat berwarna biru langit terulur di depan wajahnya. Tanpa sadar tangannya mengusak-usak hidungnya yang memang terasa gatal sejak ia bangun tidur.

Sebuah keajaiban ia tidak demam, mungkin hanya sedikit pusing tapi ia bisa mengatasinya dengan baik. Senyuman bunga-bunga masih tergaris di bibirnya ketika ia menerima payung kesayangannya.

"Terima kasih." ujar Chanyeol dengan wajah datar.

"Hm." Ia mengangguk. "Apa kau tidur nyenyak?"

Keduanya berjalan bersama tanpa sadar. Menimbulkan banyak tanya pada beberapa murid yang berpapasan dengan mereka.


"Seharusnya aku tidur nyenyak kalau aku tidak memimpikanmu! Sial."


Langkah Baekhyun terhenti ketika serangkaian kalimat manis itu tanpa sadar diucapkan oleh pujaan hatinya.


"Kau.... memimpikanku?"


Dan pertanyaan itu sukses membuat wajah Chanyeol memerah. Merasa bodoh karena membuka kartu as pada Baekhyun. Skor satu-nol untuk mereka pada pagi ini.

Dengan ekspresi gugup ia mencoba menghindari pertanyaan Baekhyun dengan berjalan lebih cepat. Meninggalkan bocah mungil yang meneriakkan namanya dengan girang dan senyuman secerah bunga matahari.

"Selamat belajar, Park Chanyeol!"

Bodohnya mereka lupa kalau sekelas.






e)(o







Guru biologi tampak sibuk menjelaskan tentang sistem percernaan manusia sementara murid-muridnya justru bergelut dengan dunia mereka sendiri.

Hanya ada sekitar... dua orang saja yang mendengarkan sementara yang lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Begitu pun dengan Chanyeol, pemuda tinggi yang digilai Baekhyun sejak Sekolah Menengah Pertama itu sibuk bermain game di ponselnya dengan earphone menyumpal telinganya sejak satu jam pelajaran berlangsung.


Sementara Baekhyun...


Anak itu sibuk memperhatikan Chanyeol dari bangku paling belakang. Menatap Chanyeol dengan binar penuh kekaguman. Yang menurut sahabatnya, Luhan, justru tampak mengerikan.

"Wajah Chanyeol bisa-bisa berlubang hanya karena tatapanmu itu, Byun Baekhyun." bisik Luhan sarkastis.

"Bilang saja kau iri karena Sehun tidak setampan dia."

"Yang benar sajaㅡ" Luhan memandangnya ngeri. "Sehun seribu kali lebih baik daripada Park Chanyeol."

"Setidaknya Chanyeol tidak cedal."

"Theheck, Byun?!"

"Tuan Luhan, apa anda bosan dengan kelas saya?" ucapan Guru Biologi langsung saja membuat keduanya tersentak.

Luhan membuka tutup mulutnya tanpa bisa menjawab, sementara Baekhyun langsung berpura-pura membaca buku biologi yang penuh dengan coretan stickman.

"Tuan Luhan dan Tuan Byun, silahkan keluar dari kelas saya."

"Kenapa saya juga, Pak?"

"Karena bapak tahu betul kalau kau itu sumber masalahnya."

Baekhyun cemberut. Refleks, matanya langsung menatap ke bangku Chanyeol dan pemuda itu tertawa nista diatas penderitaannya. Wajahnya semakin tertekuk.

Hari yang buruk.

Kedua sahabat itupun keluar dari kelas dengan lengan saling senggol. Berusaha mencapai pintu kelas terlebih dahulu.




"Ck, dasar cebol."

"Jangan terlalu lama menatap Baekhyun. Ada istilah berbunyi jatuh cinta itu dari mata turun ke hati."

"Omong kosong apa itu?!"

"Tuan Park dan Tuan Kim, silahkan keluar menyusul Tuan Lu dan Tuan Byun."

"!?"

[☑]『 ꜰᴏᴏʟɪꜱʜ ᴄʀᴜꜱʜ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang