Chapter 7

7.8K 1.2K 21
                                    

"Park Chanyeol, kira-kira menurutmu, ada berapa banyak jerawat di wajah pacarmu itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Park Chanyeol, kira-kira menurutmu, ada berapa banyak jerawat di wajah pacarmu itu?"

Chanyeol memutar matanya bosan ketika Baekhyun mengekorinya seperti anak ayam. Beberapa langkah di belakang mereka ada Jongin dan Luhan yang memutuskan untuk kabur ke kantin mengikuti ajakan Chanyeol.

"Dokter kesehatan bilang kalau wanita lebih sering berjerawat daripada lelaki. Mereka cenderung lebih mudah stress. Ya! Jangan menyakiti kekasihmu atau jerawatnya akan berpindah ke wajahmu!"

"Byun Baekhyun,"

"Ya?"

"Berjerawat atau tidak, dia itu pacarku. Tidak ada hubungannya denganmu."

Baekhyun cemberut, namun lagi-lagi ia menanyakan hal-hal konyol lain yang membuat Chanyeol kesal setengah mati. Keduanya tampak bersikukuh dengan jawaban masing-masing tanpa ada yang mau mengalah.





"Oh, oh. Lihatlah bagaimana Baekhyun mengontrol Chanyeol." celetuk Jongin tanpa disadari oleh dua orang yang tengah digosipi.

Luhan menatap kedua teman sekelasnya itu tanpa minat. Ia tidak pernah menyukai Chanyeol, oke?

"Hanya Baekhyun yang bisa membuat Chanyeol kesal setengah mati karena tidak bisa memenangkan argumen mereka. Haha." Tertawa oleh pernyataannya sendiri dan tersedak liur lima detik kemudian.

"..."

"Ya! Luhan-ah! Tidakkah menurutmu hubungan mereka itu cute? Seperti virus love-hate?"

"Akan kupastikan Baekhyun mendapat taksiran baru."

"Kenapa? Kau cemburu?"

"Jangan gila, Jongin." Bola mata Luhan berotasi dengan malasnya. "Aku tidak mau membiarkan puppy kesayanganku tergila-gila pada makhluk tak punya hati seperti Chanyeol. Hah. Dia pikir rasa suka selama bertahun-tahun dengan penolakan berkali-kali itu tidak sakit? Lebih baik Baekhyun berkencan dengan Kris Wu atau Kim Jisoo atau senior keren yang lainnya. Park Chanyeol itu nothing."

"Ya, ya. Terserah kau saja. Menurutku mereka itu cute."

"...."






"Park Chanyeol, kau makan jjajangmyeon saja sepertiku~"

"Tidak mau!"

"Sepiring berdua? Itu pasti romantis."

"Jangan bicara denganku!"

"Tapi kau membalas ucapanku, Chanyeol-ah."

"Aku tidak! Aku hanya sedang menolakmu!"

"Kau tidak akan bisa."

"Hentikan! Ya! Singkirkan tanganmu dari wajahku?!"







"...."





"Sudah kubilang 'kan. Mereka itu cute~" Seharusnya Luhan tahu kalau Jongin itu sama gilanya dengan Park Chanyeol. Dasar payah.






e)(o







"Chanyeol-ah!"

Suara lembut seorang gadis mengiterupsi pertengkaran Baekhyun dan Chanyeol mengenai mie hitam yang dipesannya. Ekspresi kekesalan Chanyeol langsung berubah menjadi cerah ketika menemukan gadis berambut coklat itu melambai kearahnya.

Dengan langkah ringan dan wajah secerah bunga matahari, gadis cantik itu menghampiri meja keempat anak adam itu dan duduk disamping Chanyeol.

"Kenapa kalian berada di kantin?" Suara cerianya kembali mengalun.

Mengundang decihan Baekhyun karena merasa iri dengan suara lembut yang dimiliki gadis itu.

"Kami dikeluarkan dari kelas." Jongin menjawab dan wajah gadis itu berubah mendung.

"Kalian ini!" Lalu wajahnya mengarah pada dimensi lain, menunduk kecil pada Luhan yang bersikap cuek dan Baekhyun yang wajahnya tertekuk sejak tadi. "Hallo, Luhan-ssi. Hai, Baekhyun-ssi."

Keduanya membalas dengan senyuman paksa. Mengerti akan suasana canggung itu, Chanyeol segera merangkul pundak kekasihnya.

"Lalu apa yang kau lakukan diluar?"

"Ah," Senyum cerah gadis itu kembali terlukis. "Aku telah menyelesaikan tes harianku lebih awal, jadi aku boleh istirahat terlebih dulu. Aku pikir aku akan bosan sendirian, ternyata kalian disini. Ditambah Baekhyun-ssi dan Luhan-ssi jadi semakin ramai. Ah! Bukankah ini juga pertama kalinya kita duduk bersama, iyakan Baekhyun-ssi?"

"Hn." Baekhyun menjawab dengan senyuman lebar. "Ini pertama kali aku melihatmu dengan jelas dan ternyata wajahmu mulus tanpa jerawat. Tepat seperti kata Chanyeol. Aww!"

Chanyeol menginjak kakinya pada ucapan terakhirnya. Mata sipitnya melotot protes namun dibalas pelototan oleh pujaan hatinya. Menghela nafas, ia akhirnya memilih mengalah. Tidak ada gunanya juga membela diri.





"Chanyeol, aku akan memesan dulu."

Belum sempat gadis itu beranjak, Chanyeol langsung meraih pergelangan tangannya. Hal tersebut tak luput dari mata Baekhyun dan ia hanya tersenyum kecut tanpa ada yang menyadari.

"Biar aku saja."

"Tidak, tidak!" Ia menginterupsi. "Aku ingin memesan minum, jadi sekalian saja. Kau mau makan apa? Sama dengan kami?" Dan setelah anggukan dan ucapan terima kasih menjadi balasan untuknya, ia pun segera melangkah pergi.

Meninggalkan semua hal yang membuat moodnya memburuk. Yah, mungkin hanya untuk lima menit ke depan.

[☑]『 ꜰᴏᴏʟɪꜱʜ ᴄʀᴜꜱʜ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang