Teruntuk kamu
Bodohnya aku, bisa menyukai orang sepertimu. Saking sukanya, aku terus memperhatikan gerak gerikmu. Tapi, mau bagaimana lagi jika hati ini sudah terpikat denganmu. Aku belum mampu membuat hati ini untuk tidak lagi menyukaimu. Kamu pintar dalam matematika, hanya saja, kamu kurang pintar perihal kepekaan. Jika saja kamu peka, bisa jadi aku sudah tidak waras lagi, melompat tidak menentu seperti gadis kecil yang baru mendapatkan permen. Aku tahu ini berlebihan. Maafkan aku. Inilah akibatnya jika terlalu dalam menyukai seseorang. Aku harap kamu tidak keberatan jika aku menyukaimu dengan cara yang seperti ini.
Dariku, si pengagum senyummu.
