Keesokan harinya Nesa pun kembali berangkat sekolah lagi.
"Nes cepetan udah siang nih nanti telat", ucap Mona.
"Iya entar dulu gua lagi ngiket sepatu", jawab Nesa.
Selang beberapa detik
"Ayo Mon berangkat", ucap Mona.
Nesa dan Mona langsung berangkat dan lari menuju ke halte.
"Bang angkot", teriak Nesa dan Mona.
Angkot itupun langsung berhenti dan membawa mereka ke sekolah.
Mereka berdua langsung lari masuk ke sekolah, karena sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup.
KriningKriningKrining
Bel sekolah berbunyi.
"Syukurlah kita gak terlambat Nes", ucap Mona.
"Huu..huu.. huu..(suara nafas Nesa yang terengah engah) iya Mon", jawab Nesa.
Mereka langsung menuju kekelasnya dan duduk dibangkunya masing masing.
"Eh Nes si Rendy mana kok bangkunya masih kosong", tanya Mona.
"Dia telat mungkin", jawab Nesa.
Kemudian datanglah Pak Babe guru bahasa Inggris kami.
Semua siswa dikelas sangat tenang saat Pak Babe menjelaskan tentang pelajarannya.
Tapi tiba tiba pintu kelas terbuka sehingga memecahkan keheningan kelas yang sedang kondusif itu.
Ceklek..!
"Rendy?", ucap teman teman sekelasnya.
"Maaf pak saya telat, saya jalannya susah karena kemarin saya habis jatuh dari motor pak", jelas rendy.
Pak Babe pun mengerti dengan kondisi Rendy yang penuh luka itu, dikaki ada perban, ditangan juga ada perban yang tidak besar, walaupun kondisinya tidak terlalu parah Pak Babe kasihan dan langsung menyuruh Rendy duduk.
"Yaudah Rendy silahkan duduk", ucap Pak Babe.
"Makasih pak" jawab Rendy yang langsung berjalan menuju tempat duduknya.
"Lu kenapa Ren?" tanya Nesa dengan suara pelannya.
"Gara gara kalian berdua!!" ucah Rendy dengan menatap sinis Nesa dan Mona.
"Kok gara gara kita sih Ren?", tanya Mona.
Rendy tidak menjawab pertanyaan Mona, dia langsung duduk dikursinya dan membuka buku pelajaran tanpa menghiraukan Nesa dan Mona yang sedari tadi melihatinya.
Mona pun langsung mendongakan dagunya keatas yang berarti di bertanya kepada Nesa.
Nesa hanya menjawab dengan gelengan kepala dan mengangkatkat bahunya yang berarti dia tidak tahu.
Merekapun kembali mendengarkan pelajaran.
Berjam jam pun mereka sudah lewati dan sekarang waktunya istirahat.
"Sekian dulu pelajaran dari Bapak kita lanjutinnya minggu depan", ucap Pak Babe mengakhiri jam pelajarannya.
"Ren Ren lu kenapa sih kok bisa jatuh gitu?", tanya Nesa ingin tau.
Rendy hanya terdiam sambil memijat mijat tangannya yang lumayan membiru itu.
"Ren jawab dong", sela Mona.
"Jatuh dari motor!!" jawab Rendy ketus.
"Kok bisa sih Ren?", tanya Nesa.
"Yabisalah buktinya gue sekarang kaya gini", jawab Rendy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revolusi Cinta
Novela JuvenilTerimakasih karena sempat hadir dikehidupanku dengan sebuah luka dan goresan dihatiku, karena itu menjadi bukti dari kehadiranmu yang nyata. Dan hal itu tidak menjadi masalah, aku masih bisa tersenyum dan mampu menjalani kehidupanku dengan seseorang...