6. Jatuh

116 11 4
                                    

"Pak Yogi..", panggil seorang siswi.

"Wah sialan nih anak ngajak ribut", ucap Mona mendekati siswi itu.

"Eh eh Mon udah lah jangan diladeni, mending kita pergi ayo", ajak Nesa kepada Mona.

Nesa pun menarik tangan Mona dan pergi.

"Ha ha enak juga tuh gue kerjain", ucap siswi itu.

"Huh huh cape gue Nes", ucap Mona.

"Sama Gue juga cape Mon, emang lu ajah yang ngerasain cape", jawab Nesa.

"Yaudah kita cepet langsung kelapangan aja anak anak udah mulai kumpul tuh", lanjut Nesa.

"Ah iya kepumpung pak Yoginya gak ada ya Nes ayo", jawab Mona.

Mereka berdua pun mulai ikut ngumpul ke anak basket lainnya.

"Pengumuman bagi kapten tim basket putra dan putri harap sekarang keruang guru secepatnya", bunyi suara pengumuman.

"Eh Nes lukan kapten sana itu dipanggil", ucap Mona dengan menyenggol tangan Nesa.

"Eh iya, tapi kapten basket putra? kan Si Tio udah pindah, terus siapa dong?", tanya Nesa.

"Ya mana gue tau Nesa cantik, lu yang kaptennya aja gak tau apa lagi gue", jawab Mona sambil memutar bola matanya.

Nesa pun langsung pergi keruang guru sambil lari tapi tiba tiba ada yang menenggor Nesa.

"Ups sorry gak sengaja", ucap kakak kelas perempuan itu dan langsung berlalu pergi.

"Aws... Sakit banget lagi kaki gue", ucap Nesa sambil berdiri.

Tiba tiba Nesa bertemu dengan kak Farel saat berjalan dikoridor sekolah.

"Eh Nesa lagi latihan?", ucap kak Farel.

"Iya Kak", ucap Nesa.

"Eh tunggu kaki kamu berdarah", sela kak Farel.

"E.... Iya tadi aku terpeleset iya iya terpeleset", jawab Nesa bingung karena dia tidak ingin kak Farel tau kalu yang menabrak Nesa itu teman kak Farel.

Ternyata waktu jatuh tadi kaki Nesa tergores.

"Yaudah kak Nesa pergi dulu ditunggu pak Yogi".

"Tunggu kak punya plester ditas kakak jadi tunggu".

Nesa pun menuruti permintaan kak Farel.

"Aws aws sakit kak pelan pelan", ucap Nesa sambil kesakitan.

"Iya Nes".

"Sialan tuh anak kali ini lu beruntung lain kali aku bikin lebih parah", ucap Seorang siswi sambil memukul mukul dinding.

"Makasih kak, Nesa harus cepet cepet nih jadi Nesa harus pergi".

"Ah iya lain kali jalannya hati hati ya Nes".

"Iya kak".

Ceklek....!

"Nesa kamu habis kemana lama banget?", tanya pak Yogi.

"Itu pak Nesa habis terpeleset jadi Nesa harus obatin kaki Nesa dulu".

"Parah engga?",

"Engga kok pak cuma berdarah doang".

"Lain kali kamu harus hati hati karena pertangin basket antar sekolah sudah mulai dekat hanya beberapa hari lagi saja".

Nesa pun mengangguk mengerti.

"Nah bapak panggil kalian berdua kesini hanya mau memperkenalkan kapten basket putra pengganti Tio kepada kamu Nes, supaya kalian bisa saling kerjasama".

Revolusi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang