PROLOG [ New Version ]

113K 2.5K 88
                                    

Pagi itu, Azkia terburu-buru berlari menyusuri lorong kelas yang lumayan ramai karena bertepatan dengan berbunyinya bel istirahat. Gadis mungil itu menggerutu, menyumpah-serapahi Kakaknya yang terlambat mengantarnya ke sekolah.

Alhasil membuat Azkia harus menghadap langsung Kepala Sekolah karena terlambat datang ke sekolah untuk yang ke sekian kalinya.

Azkia mengetuk pintu berwarna hitam itu kemudian mendapat sahutan dari dalam, ia membukanya perlahan dan masuk ke dalam. Ternyata di dalam sedang ada seorang tamu laki-laki yang duduk berhadapan dengan sang Kepala Sekolah.

" Silahkan duduk, Azkia" ucap Kepala Sekolah menunjuk kursi kosong di sebelah tamu laki-lakinya.

Azkia mengangguk dan menurut " Ini sudah kali keberapa kamu terlambat dalam satu semester?" Tanya Kepala Sekolah dengan tatapan mengintimidasi.

" Ke... sepuluh?" Jawab Azkia dengan ragu, ia sendiri pun lupa berapa kali ia terlambat sangking seringnya.

Kepala Sekolah menggelengkan kepalanya sebelum kembali menyahut " Kamu ini baru kelas satu aja sudah sering kesiangan, gimana kalo udah kelas tiga nanti? Mungkin bisa jam 9 kamu baru datang ke sekolah! Kamu tau aturan sekolah ini, kan?!"

Sang tamu melirik Azkia yang menunduk takut " Sudah berbagai sanksi saya berikan tapi tetap kamu tidak kapok! Jangan mentang-mentang Kakak kamu donatur terbesar di sekolah sini, kamu jadi seenaknya ya, Azkia! Kalau kamu masih mau sekolah disini ya ikuti aturannya, datang ke sekolah sebelum bel masuk bunyi!" Ucap Kepala Sekolah.

" Pokoknya, ini terakhir kalinya saya maafkan kamu! Ini ada surat perjanjian antara kamu dengan saya, kalau dalam kurun waktu satu tahun kamu terlambat lagi, silahkan cari sekolah lain yang jam masuknya flexibel sehingga kamu bisa datang ke sekolah sesuka hati kamu" Lanjut Kepala Sekolah sambil menyodorkan selembar kertas lengkap dengan materai 6000 disana.

Azkia membacanya dengan cepat yang membuatnya meneguk ludah " Ini saya tiap hari harus beresin perpustakaan, Pak?" Tanyanya ragu-ragu.

" Iya dong, Azkiaaa! Itu kan hukuman untuk kamu karena keseringan terlambat, selama ini tidak pernah dihukum, kan? Lagian cuma seminggu kok nggak lama, ayo tanda tangan dulu!" Jawab Kepala Sekolah.

Dengan lemas Azkia meraih pulpen yang tergeletak di sebelah tangan tamu laki-laki itu, namun belum sempat Azkia memegangnya, sebuah tangan merebutnya.

" Loh kok diambil sih, Pak? Ini saya mau tanda tangan!" Tanya Azkia dengan wajah sedikit nyolot, tamu laki-laki itu terlihat tampan dan dingin secara bersamaan.

" Ini pulpen saya! Kenapa mau main ambil aja? Kamu ini emangnya nggak diajarkan tata krama, ya?" Jawabnya yang membuat Azkia semakin kesal.

Azkia berdecak " Yaelah saya pinjem sebentar buat tanda tangan ini doang pelit amat! Gak bakal saya bawa kabur juga, Pak! Pulpen gitu doang mah Ayah saya bisa beliin satu truk" Ucapnya terdengar sombong.

" Satu truk? Terus kenapa masih mau ngambil punya saya kalo emang Ayah kamu bisa ngasih satu truk?" Timpal sang tamu yang membuat Kepala Sekolah memijat pelipisnya karena sedikit pening.

" Dih apaan sih?! Ya ini saya buru-buru, pulpennya ketinggalan di kelas makanya saya pinjem bentar punya Bapak buat tanda tangan ini surat perjanjian. Kalo Bapak gak mau minjemin yaudah sih, gitu doang nyolot" Ucap Azkia sambil meraih pulpen yang disodorkan oleh Kepala Sekolah.

Kepala Sekolah menatap Azkia " Azkia, beliau ini guru baru disini, pengganti Bu Tiara yang resign kemarin. Kamu harus sopan sama beliau ngomongnya" Ucap Kepala Sekolah.

Azkia terkejut kemudian melirik si tamu yang kini sedang menatapnya juga " Kenapa liat-liat?!" Tanyanya sambil menutupi sisi wajahnya dengan telapak tangan.

" Saya punya mata dan masih berfungsi dengan baik makanya bisa melihat! Melihat kalau kamu ini nantinya bakal jadi murid yang paling sering saya hukum" Jawabnya sambil melipat tangan di dada.

Mendengar itu Azkia berdecih " Dih! Kita liat aja nanti! Bapak-" Ucapnya terhenti, matanya menyipit menatap name tag yang tersangkut di kemaja guru bajunya " Agam Zevano Hadrian yang terhormat! Semoga kita bisa menjadi guru dan siswa yang memiliki hubungan yang baik, he'em!"

Agam tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya, sudah gila ia kalau terus meladeni gadis remaja labil seperti Azkia.

Keduanya saling beradu tatap tanpa tau takdir seperti apa yang akan keduanya jalani dimasa depan.

*****

Hallo selamat malam semuaaa! Apa kabaarrr? Semogaa hari-hari kita semua selalu baaiiikk yaa!

Aku beneran senekat itu remake Dear Teacher karena ternyata masih banyak yang sukaaa sama cerita, aku super-duper minta maaf buat para pembaca baru karena sebagian partnya udah dihapus.

Jadi untuk menebus itu aku bikinin kalian Dear Teacher versi baru walaupun alurnya bakal sama aja, cuma sedikit lebih rapi, lebih masuk akal hahaha, dan nyambung!

I hope u all like this new storyy!! Enjoy reading babyyyy💓

Dear Teacher [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang