TIGA [ New Version ]

36K 1.4K 7
                                    

Teriknya sinar matahari siang ini ternyata tak membuat Handi luluh, malam saat Agam mampir karena katanya dikejar-kejar orang tawuran, Handi dan Resti pulang ke rumah. Melihat Azkia memukuli kepala Agam dengan bantal sofa.

Laki-laki paruh baya itu marah pada Azkia karena sudah bersikap tidak sopan pada Agam, yang notabene nya adalah gurunya di sekolah. Handi bahkan sempat tak mengizinkan Azkia untuk pergi sore itu sebagai hukuman.

Segala cara Azkia lakukan agar Ayahnya itu mau memaafkannya, termasuk membantu Handi merapikan tanaman di belakang rumah.

" Lagian, Yah, Pak Agam tuh tiba-tiba aja dateng ke rumah pas rumah lagi gak ada siapa-siapa" Ucap Azkia sambil memupuk tanah dengan kedua tangannya.

Ia tak peduli kuku indahnya kemasukan tanah yang penting ia mendapat maaf dari Handi, " Ya tetep aja loh kamu gak sopan, Ayah yang malu tau" Jawab Handi.

Azkia menatap Handi sebentar " Lagian kok Ayah kenal sama Pak Agam sih?" Tanyanya terheran, Azkia kembali fokus tanaman mawar yang baru ditanamnya.

" Ya kenal dong, Agam itu anaknya sahabat Ayah sama Unda jaman sekolah. Agam juga direktur utama PT Procyon Farmacy tau, seperusahaan sama Abangmu tuh" Jawabnya lagi.

" Udah jadi dirut ngapain jadi guru lagi sih, Yah?"

Handi tersenyum kecil " Hobinya kali, lagian Agam tuh bagi waktu. Ngajar 3 hari, di perusahaan 3 hari. Ada yang mau dikejar kali"

Kening Azkia berkerut bingung " Aneh. Jadi ini Kia boleh nggak hari ini keluar sama Aldi sama Esya? Boleh yaahhh Ayaaahhh" Ucapnya sambil memegang tangan Handi.

Kelihatannya Handi tampak berpikir membuat Azkia harap-harap cemas " Iyaaa boleehh, asal pulangnya jangan terlalu malem ya!" Ucapnya.

Mendengar itu, Azkia tampak kegirangan bahkan tak sadar sampai menari-menari " Yeaayyy! Makasih banyaak Ayaahhh! SAYAANGG AYAAHH!!" Ucapnya kemudian mengecup pipi Handi sebentar dan lari ke dalam rumah.

****

Di dalam kamarnya, Azkia sibuk memoles wajahnya dengan bedak dan beberapa kosmetik lainnya. Gadis yang memakai cardigan berwarna pink muda itu cengengesan menatap pantulan dirinya di cermin.

Jam kini menunjukkan pukul 5, Azkia meraih sling bag putihnya dan buru-buru turun ke bawah. Di ruang tamu ia melihat sosok Agam sedang tertawa dengan Ayahnya, kening Azkia berkerut. Sedang apa Agam disana?

" Heh Azkia, ini disini ada guru kamu loh. Salim dulu dong, jangan pura-pura nggak liat gitu ah" Ucap Handi ketika Azkia melewati ruang tamu dengan wajah menunduk, seperti menghindari seseorang yang duduk disana.

Menoleh pada Ayahnya, Azkia tersenyum paksa kemudian menghampiri Agam dan mencium punggung tangan laki-laki yang memakai kaos polo hitam itu " Pak Agam, buat yang semalem itu saya minta maaf, ya" Ucapnya getir.

Agam hanya menanggapinya dengan tersenyum tanpa mengatakan sepatah kata pun membuat Azkia menyesal, gadis itu kemudian bergantian menyalami Ayahnya " Kia berangkat dulu ya, Ayah. Aldi udah di depan"

" Pulangnya jangan kemaleman, ya"

" Ya Ayaahhhh" Sahut Azkia seraya berlari keluar rumah.

Apa yang Azkia lakukan tak lepas dari jangkauan pandang Agam, laki-laki itu menatapnya dengan alis yang bertaut. Aldi? Pacarnya Azkia?

Sementara Azkia langsung masuk ke dalam mobil Aldi yang memang sudah terparkir di depan rumahnya, di dalam mobil sudah ada Esya yang duduk di depan bersebelahan dengan Aldi yang kini menatapnya heran.

Esya mengerutkan kening " Kenapa lari-lari sih, Ki? Kayak maling dikejar-kejar warga aja" Tanyanya sambil memberikan tisu pada Azkia.

Sebelum menjawab, Azkia mengelap wajahnya dengan tisu " Gak papa, takutnya kalian kan kelamaan nungguin gue. Gak enak" Jawabnya disertai senyuman sok manis yang membuat Aldi merasa mual seketika.

Dear Teacher [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang