LIMA [ New Version ]

38.6K 1.1K 26
                                    

Gara-gara batu yang ditendangnya tadi siang, Azkia harus ikhlas berjalan menggunakan tongkat sebagai penopang karena kakinya yang terluka. Gadis itu mengomel sepanjang hari karena Ali yang terus meledeknya soal Agam yang menolongnya, katanya harusnya Azkia malu karena sudah menyumpah-serapi Agam padahal kalau bukan karena Agam ia pasti tak akan secepat ini ditangani.

" Makanya kalo benci sama orang tuh jangan berlebihan, malu kan lo malah ditolongin. Gue sih kalo jadi Agam, gue biarin aja lo nangis-nangis" Ucap Ali sambil menyimpan nampan berisi sepiring makan malam di atas nakas.

Azkia meliriknya kesal " Lo diem gak?! Gue juga gak benci sama Agam, biasa aja, cuma kesel karena suka banget hukum gue seenaknya. Gue juga udah berterima kasih kok, gue gak se-gak tau diri itu, ya" Jawabnya.

Mendengar itu, Ali tersenyum kemudian duduk di sebelah Azkia yang memainkan handphonenya " Iya maksud gue juga nggak gitu, gue Cuma ngingetin aja, kalo benci orang tuh ya sewajarnya aja, kita gak pernah tau kedepannya hidup kita bakal gimana"

" Bisa aja orang yang lo benci sekarang, bakal jadi orang yang akan menemani lo seumur hidup" Lanjut Ali.

" Lo doain gue jodoh sama Agam?" Tanya Azkia kemudian membanting handphonenya pada bantal di sebelahnya.

Sontak Ali menggelengkan kepala seraya terkekeh " Nggak, lagian gue gak mention nama Agam sama sekali. Kan katanya juga lo juga gak benci sama Agam, jadi kenapa bisa lo mengira seperti itu, ya, Tuan Putri" Ucapnya yang semakin gencar meledek adiknya.

" Dih apaan sih lo, Bang! Udah ah sana keluar, ganggu banget!!!" Ucap Azkia sambal mendorong tubuh Ali agar menyingkir darinya.

" Iyaaaaaa deh! Yaudah, makanannya dimakan. Kata Ayah besok gak udah masuk sekolah dulu aja, istirahat! Good night!" Ucap Ali sambil mengecup puncak kepala Adiknya.

Azkia mengangguk " Good night juga, Abang! Makasih banyak, ya" Ucapnya sambil meraih piring berisi makanan.

Gadis itu melahap makanannya dengan tangan kiri yang memegang handphone, sedang mencari tau sosial media milik Agam. Azkia menemukan akun instagram milik Agam dengan username agamzhadrian yang tidak ada isinya sama sekali, hanya poto profil dan beberapa sorotan yang berisi foto pemandangan alam dari berbagai negara.

" Cih, sok misterius banget gak ada postingan apapun! Tapi nih guru kayaknya hobi travelling apa gimana ya, banyak banget loh negara yang udah dia kunjungin" Gumam Azkia sambil terus men-stalk akun instagram Agam.

Dan bodohnya, Azkia malah tidak sengaja menekan tombol ikuti.

" Aduh, aduh! Bego kenapa pake segala kepencet follow sih! Kan jadinya keliatan gue lagi stalk!!" Ucapnya yang buru-buru mengotak-atik handphonenya.

Azkia menghela napas lega kemudian membanting handphonenya, " Mampus deh gue! Semoga gak masuk notifnya Pak Agam!" Ucapnya.

Di tempat lain, Agam tengah berkumpul dengan teman-temannya di apartment pribadi milik Agam. Keempat laki-laki dewasa itu sibuk bermain game di handphonenya masing-masing.

" Tadi cewek di rumah sakit siapa, Gam?" Tanya Arya yang bekerja sebagai dokter di rumah sakit milik orang tuanya sendiri.

Pertanyaan Arya itu sontak membuat dua laki-laki lainnya menjadi menoleh pada Agam, " Dih Agam bawa cewek?! Alhamdulillah sekarang kita semua tidak perlu takut untuk menjalin pertemanan dengan Agam lagi, karena ternyata Agam tidak gay!" Ucap Akmal yang mendapat lemparan korek api dari Agam.

" Bangsat! Gue dari dulu juga masih normal, demen cewek!" Bantah Agam kesal.

Sedangkan Fahri hanya terkekeh " Lagian, semenjak lo putus dari si itu pas SMA, lo gak pernah keliatan bawa cewek lagi. Jadi, kan, gak salah kalo kita semua ngira lo udah gak suka cewek" Jawabnya.

Dear Teacher [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang