Hari ini gue pergi ke Thailand. Dan gue baru bangun jam 7, sedangkan si bos udah siap pakai setelan jas formal warna hitamnya.
Gue pikir si bos itu kayanya gak punya pakaian santai, coba kalau gue jadi istrinya, udah gue beliin 2 lusin.
EH ANJIR GUE MIKIR APAAN
KALIAN HARUS TAU
GUE. GASUKA. PAK. SEHUN.
"Kamu itu pemalas ya? Masa karyawan bangun siang." tiba-tiba pak Sehun ngomong gitu. Ya jelas lah gue kaget.
Karena gue masih setengah ngantuk, gue cuma bales ucapan dia dengan gumaman doang. Gue pun berjalan ke arah kamar mandi si bos.
Asal kalian tau,
Gue itu berbagi kamar tidur, kamar mandi, dan walk in closet.
Kaya pasutri saja :)
Mandi gue cuma sekitar 5 menit, dan gue harus mencocokkan pakaian yang gue pakai dengan yang dikenakan si bos.
Setelah gue selesai, gue pun menyeret koper gue sama si bos.
Ampun :") koper aja harus gue bawain.
Ternyata pak Sehun udah makan di meja makan.
Gila menu pagi aja steak bor.
Mantaps syekali
Gue pun menghampiri pak Sehun dengan koper yang gue taroh deket meja makan, tanpa permisi gue pun makan dengan lahap.
"Kamu udah selesai makan?"
"Udah pak."
"Kalau gitu kita berangkat sekarang."
Lah anju.
Steaknya masih setengah :(
Sebenernya gue masih laper, cuma karena formalitas dan kegengsian gue pun harus merelakan steak ena itu.
Maafkan aku cacing perut... padahal steaknya enak.
•••
Gue sama pak Sehun akhirnya udah sampai di bandara, kita take off jam 8.15 dan ini baru jam 8.05 pagi, jadi masih ada waktu sekitar 10 menit.
Gue pun meminta izin ke pak Sehun buat keliling bandara.
Gue emang bopung gais :)
Fyi : gue itu baru ke LN 1 kali dan itu cuma ke singapura, dan waktu itu gue belum sempet jelajahi bandara ini.
Gue jalan-jalan gatau arah disini, dan pas gue lihat jam tangan 3 menit lagi take off. Gue buru-buru nyari penerbangan ke Thailand, tapi gak ketemu juga. Disitu gue udah pengen nangis. Tiba-tiba ada yang nepuk pundak gue. Pas gue liat,
Dia itu pak Sehun.
Refleks gue meluk dia dan nangis bombay ala rtv. Ngeliat reaksi pak Sehun, dia cuma diem aja. Gue pun mengeratkan pelukan pak Sehun, akhirnya dia pun membalas pelukan gue.
"Udah jangan nangis, malu sama umur." ucap pak Sehun. Gue pun lantas mengelap mata sama hidung gue.
"Ayo pak, bentar lagi take off." gue pun mengalihkan dia dengan beralasan.
Kita akhirnya lari-lari ke bagian penerbangan Thailand. Ternyata kita belum terlambat, buru-buru gue narik lengan pak Sehun ke pesawat.
•••
Sesampainya di Thailand, ternyata udah ada yang menyambut. Koper gue sama si bos udah di masukin ke bagasi mobil oleh supir.
Kita gak langsung ke hotel, karena kita harus meeting dulu. Kerjaan gue cuma bawa tablet dan hp khusus nomer kliennya pak Sehun.
Suasana rapat kali ini terbilang santai namun serius, karena desas desusnya 2 orang pimpinan disini adalah temen dekat pak Sehun. Disini gue sekalian cuci mata juga, karena gue gak perlu repot nyatet.
Yang mimpin rapat kali ini adalah pak Joo Hyuk, dia yang punya perusahaan properti disini. Sedangkan 3 orang lainnya adalah orang yang mau menjalankan kerja sama dengan perusahaan pak Joo Hyuk, termasuk bos gue. Pak Joo Hyuk di temani seorang asisten laki-laki, yang ternyata adalah anaknya sendiri. Namanya pak Jongin, menurut informasi, pak Jongin juga termasuk teman dekatnya pak Sehun.
Ada lagi pak Suho sama pak Kyungsoo. Mereka ditemani sama asisten perempuan. Menurut analisis gue, pak Suho itu orangnya songong karena di rapat dia berbicara sesuatu.
"Dulu kami pernah mengalami sedikit kekurangan dana, yang berujung saham disini sedikit turun." ucap pak Joo Hyuk.
Tiba-tiba pak Suho bilang, "kenapa bapak tidak berbicara pada saya? Uang saya itu tidak bakal habis 7 turunan. Bapak juga kan kenal sama daddy saya, pak Siwon."
ANJAS KAN?
Kalau gue, buat sehari-hari aja susahnya minta ampun.
Kalau pak Kyungsoo itu tipe-tipe pendiem tapi ramah. Gak kaya pak Sehun.
Rapat kali ini selesai sudah, kita pun bubar dan kembali ke hotel masing-masing. Gue sedikit kecewa, karena gue nggak sehotel sama temen cogannya pak Sehun.
Tbc.
Jangan lupa vomentnya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Cogan - Oh sehun
FanfictionAira sarasvati hanya seorang warga biasa, namun semuanya berubah setelah tragedi rok bersama bosnya. ©Jaee-ri