Hari ini adalah hari terakhir gue berada di Thailand. Dan ini juga mungkin terakhir kalinya gue ngelihat si bos sebelum resign. Gue belum berbicara secara pribadi bahwa gue mau berhenti, gue menunggu timing yang tepat, agar mood bos gue gak bertambah buruk.
Sebelum pergi ke bandara, gue dan pak Sehun terlebih dahulu pergi ke toko oleh-oleh.
Pak Sehun sedang memilih souvenir di sebelah gue.
Mungkin ini timing yang tepat
"Pak?"
"Hm?"
"Saya boleh resign gak?" tanya gue pelan.
"Apa tadi kamu bilang?" Pak Sehun bertanya balik dengan menahan emosinya.
"Saya boleh resign pak?" balas gue dengan sedikit keras.
"Silahkan, saya tidak melarang. Asal kamu bayar denda." gue menelan ludah gue sendiri.
Duit aja kagak punya, lah disuruh bayar denda.
"Pak gabisa gitu dong," protes gue ke pak Sehun.
"Kamu memangnya tidak sadar? Disurat perjanjian kan sudah tercantum."
"EMANG ADA PAK?" teriak gue dengan nyaring.
"Ada sayang."
Jantung gue dugeun dugeun nih
"Tau ah." gue pun pergi menjauh dari hadapan pak Sehun.
•••
Selama perjalanan pulang, gue dan pak Sehun sibuk dengan urusan masing-masing. Pak Sehun sibuk dengan tabletnya dan gue sibuk memikirkan perkataan pak Sehun di bandara.
YAIYALAH MANA ADA CEWE YANG GAK BAPER KALAU DI GITUIN :'(
Perjalanan ke apartemen pak Sehun kali ini berjalan cepat, akhirnya kita berdua turun dari mobil.
Gue heran, waktu di lift pak Sehun sama sekali gak ngomong. Gue pun memperhatikan gerak-geriknya.
Tumben jalan si bos lemes gitu? Apa dia sakit ya?
"Pak. Bapak sakit ya?" tanya gue.
"Enggak, saya cuma jetlag aja."
"Mau saya bikinin teh anget pak?"
"boleh"
Tbc.
HAI GAIS MAAPIN BARU KALI INI GUE UP LAGI HUHU😭😭 SUMPAH SIBUK BANGET :(
LOVE YOU ALL💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Cogan - Oh sehun
Hayran KurguAira sarasvati hanya seorang warga biasa, namun semuanya berubah setelah tragedi rok bersama bosnya. ©Jaee-ri