Chanyeol |Trust Me

1.2K 111 22
                                    


*

**

(y/n) POV

"Uohok!!"

Hampir saja aku tenggelam dan merasakan air asin selamanya.

"Aku harus hidup"

Flashback

"Chanyeol, apakah kita akan berangkat?" tanyaku yang masih duduk dikursi Bandara.

"tentu saja sayang"

'Para penumpang segera memasuki ruangan pesawat masing-masing. Kapal Ban*** telah dipersiapkan berangkat sebentar lagi'

"Aku rasa itu panggilan untuk kita. Kajja!" ajak Chanyeol.

"L..lebih baik kita tunda dulu saja keberangkatannya Yeol-ah. Aku rasa hari ini cuaca cukup buruk" kataku khawatir.

Aku melihat pemandangan diluar sana memang benar-benar gelap + mendung berkabut.

"Apa kau yakin? Ayolah, lagipula Mr. Pilot dan Co-Pilot tidak memberitahukan apa-apa, berartikan tidak akan ada bahaya. Kajja! Aku takut kita akan melewatkan bulan madu ini"

.

.

.

Beberapa jam kemudian, aku mendengar suara gemuruh dari arah samping kiriku. Aku duduk tepat didekat jendela pesawat.

Seketika.

Bumm!!!

Goncangan akibat suara tersebut mulai memekikkan suara didalam pesawat dan membuat masker pesawat langsung tergantung diatas kami.

"Chanyeol!? Ada apa ini!??!" teriakku memeluk tangan Chanyeol.

Aku melihat kearah kiriku.

"I..itu terbakar"

Aku melihat seseorang menunjuk kearah jendela kiriku.

Dan benar saja. Baling-baling pesawat sebelah kiriku telah menabrak sesuatu dan membuatnya pecah.

"Mayday mayday! Pasangkan sabuk pengaman dan segera mengambil masker pernafasan yang telah tersedia dihadapan kalian" teriak seorang Pilot dari sebuah alat komunikasi pesawat.

"Ada apa ini?! Katakan padaku! Sedang ada apa ini?!" teriak salah seorang penumpang kepada seorang pramugara yang sedang bertugas.

Aku melihat Chanyeol langsung menarikku menjauh dari kursiku. Aku melihatnya langsung meletakkanku di kursi yang kosong dan cukup jauh dari baling-baling pecah tersebut.

"pakai ini, kau harus hidup" kata Chanyeol memakaikanku sebuah parasut. Tidak lupa dia juga mengambilkanku masker yang berada diatasku.

"Kau juga harus memakainya Chanyeol!" teriakku yang tengah sibuk memikirkanku.

Aku melihat Chanyeol menitikkan air matanya.

"C..chan—"

"seharusnya aku mendengarkanmu tadi" potongnya.

"Chanyeol?"

Aku melihatnya menitikkan air matanya dan langsung memelukku.

"tunggu sebentar. Aku akan mengambil sesuatu" kata Chanyeol mengakhiri pelukan dan langsung pergi.

Aku menunggu beberapa menit.

Aku melihatnya menangis.

Dia tanpa perlengkapan perlindungan.

"(y/n)..ingat, jangan pernah lepaskan ini." Katanya.

"Chanyeol? Dimana alat perlindunganmu?! Kau—"

"aku baik-baik saja (y/n)."

Aku tidak tinggal diam. Aku pergi kearah dimana Chanyeol tadi berlari.

"Ch..chan..yeol.."

Aku melihat kapal ini telah terbagi, bahkan telah terpotong setengah.

Ia menarikku dan mendekapku.

"aku menyayangimu (y/n)"

Dia mendorongku.

Aku melihatnya masih berada didalam pesawat.

"Chanyeol!!!!!!" teriakku.

BUAMM!!!!!!

Ledakkan dari pesawat.

"Ch..chan..yeol, Chanyeol!!!!!!" teriakku lagi.

"kau harus hidup"

Aku melihat laut tengah berada dibawahku, dan segera saja aku langsung menarik parasutku.

Mungkin terlambat. Aku terjungkir dan terus melompat-lompat diatas air, hingga hampir tenggelam karena parasut ini.

Flashback off.

"Uohok!!"

Hampir saja aku tenggelam dan merasakan air asin selamanya.

"Chanyeol!"

Teriakku mencarinya. Aku berenang kearah kapal yang sudah terjatuh.

"Kumohon, biarkan dia hidup" doaku.

Aku berenang hingga sampai disebuah daratan.

Aku mencarinya, dimanapun.

"Aku baru saja menikah.. Kumohon biarkan dia hid—"

"
"(y/n).." panggil seseorang.

Aku menoleh kearah suara tersebut.

"Chanyeol!!?" aku berlari memeluknya.

"Aku sayang padamu (y/n). Tapi aku minta maaf.." katanya.

Aku melihat matanya.

"M..maksudmu Chan..yeol?" tanyaku masih kebingungan.

"Tak ada seorang pun yang akan menerima perpisahan. Tapi ini saatku untuk pergi,sayangku. Maafkan aku. Aku harap kau mampu menemukan yang lebih baik dariku"

"Chanyeol? Apa maksudmu? Kau disini bersamaku..kenapa? Kenapa kau harus pergi?!? Kumohon jangan tinggalkan aku Chanyeol! Aku mencintaimu!" teriakku.

Aku melihatnya mulai memudar dengan alam.

"Ch..chanyeol?! Kau mau kemana?!! Jangan tinggalkan aku sendirian Chanyeol!!" tangisku yang berusaha memeluknya.

"aku juga mencintaimu, Jagiya..mianhae..,Saranghae"

"Anieyo!!!"

.

.

.

"UOHOKK!!" batukku.

"Dia tersadar!! Cepat angkat dia!!"

"Ambulannya cepat!!"

"Nona? Apa anda baik-baik saj—"

"Dimana Chanyeol?!" Teriakku mulai berdiri.

"a..ah, m..maafkan kami nona. Suami anda telah meninggal dunia" kata seorang penjaga pantai.

"Apa maksudmu!? Katakan sekali lagi! Aku akan memukul wajahmu!" teriakku membentak mereka.

"N..nona! sudah! Dia sudah pergi!"

"tenangkan dia!"

"Kumohon Tuhan. Aku benar-benar menyayanginya..selamatkan dia, aku mencintainya" kataku menangis.

Aku terduduk dan menangis.

"Kenapa kau meninggalkanku bodoh!! Aku menyayangimu! Chanyeol!!"

...

"Jagiya..Tuhan mengambilku karena untuk kebahagiaanmu. Kumohon, jangan menangisiku. Aku harap kau mampu menemukan yang lebih baik dariku. Saranghae (y/n)."

Park Chanyeol.

Imagine EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang