FORGET HER!

642 50 0
                                    

***

(Y/n) POV

Sejak sebulan yang lalu. Aku terus memikirkan apa yang telah terjadi padanya. Ia mungkin tidak berubah secara tingkah lakunya padaku, tapi tentang bagaimana cara memperlakukannya padaku. Sekarang ia lebih memilih melihat benda persegi panjang yang bisa muat di tangan panjangnya.

Ia menatapnya seakan-akan itu adalah hal terpenting. Walaupun dia bilang aku adalah yang nomor satu. Dia lebih memilih menatap hp nya daripada aku yang berada di depannya.

"Chanyeol?" Tanyaku.

Ia tidak menatapkuu. "Ya? Kau mau sesuatu?"

Walaupun ia peduli, tapi aku lebih iri pada handphone-nya sekarang. Benda persegi itu ternyata lebih menarik daripada aku. Aku mulai kesal. Ini selalu terjadi sejak sebulan yang lalu. Aku tidak pernah bertanya padanya kenapa, karena aku masih membiarkan privasinya terjaga. Kami berdua berpacaran, namun tidak membuka privasi masing-masing seperti handphone atau tas dan lainnya.

Kami berpacaran memang baru berjalan tiga bulan. Tapi benda itu benar-benar mengganggu mataku sekarang ini. Aku iri. Dengan sengaja aku mencoba menanyainya.

"Apa benda itu lebih penting daripada perempuan di depanmu ini?" Setelah bertanya, aku mengambil gelasku dan menyedot chocolate milkshake-ku perlahan.

Aku tahu ia tersentak dan menatapku dengan alisnya yang juga ikut terangkat. Aku bisa melihatnya meletakkan handphone-nya di meja, kemudian menatapku.

"Maaf. Aku tidak bermaksud. Ini soal pekerjaan." Jelas Chanyeol.

"Setiap hari? Bahkan kita jarang bisa bertemu seperti ini. Tidak bisakah ia menahan tangannya untuk tidak mengirim sesuatu padamu?"

Yang ku maksudkan "mu" disini adalah managernya. Aku tahu jika managernya selalu berhati-hati padanya jika ia kemana-mana. Managernya tahu jika ia bersamaku maka ia akan aman. Namun kali ini aku yakin jika Chanyeol tidak bilang padanya.

"Aku minta maaf."

"Berhentilah meminta maaf Chanyeol. Kenapa manager mengirimi-mu pesan? Bukankah dia sudah tahu bahwa kau dan aku sedang out of a date?"

Chanyeol tertawa sebentar. Kemudian melanjutkan. "Ini bukan manager, sayang. Ini Kai dan beberapa lainnya."

Aku menaikkan satu alisku. "Beberapa lainnya?"

"Kalau kau mau kau bisa melihatnya sendiri." Ujar Chanyeol berdiri dan memberikan handphone-nya padaku. Ia menggaruk kepala belakangnya yang terlihat tidak gatal. Lalu melanjutkan. "Aku ke kamar mandi dulu dan memesan beberapa cangkir kopi untuk kubawa pada manager. Aku yakin dia akan suka."

Sebelum ia membuka pintu masuk. Aku menangkap tangannya. Ia berbalik. "Ya?"

"Pesankan aku hot chocolate untuk kubawa pulang."

Ia tersenyum. "Tentu."

Baru aku mau melanjutkan, ia langsung menghentikanku lebih dulu. "Tanpa topping-kan? " Tanyanya, aku terdiam sebentar menatapnya. Kemudian kuangguki.

 Kemudian kuangguki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Imagine EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang