04. Wolves

53.9K 2.9K 200
                                    

Karena tak ada adegan R-nya makanya bisa Publik
Hehe
Vote dan Komen please
:D

Warewolf Addicted

04.  Wolves

===========

 


Dhe bangun mendengar suara burung yang bernyanyi di dekatnya serta suara air terjun di kejauhan. Mengherankan sekali, Dhe tak pernah tahu kalau ada burung yang beterbangan di tempat tinggalnya karena rumahnya yang berada di kota tak pernah dilewati burung.

Sampai Dhe mengingat kejadian kemarin.

Bibirnya tersenyum dengan sendirinya. Dia bercinta dengan Yash. Di kencan pertama mereka. Di tempat paling romantis yang tak pernah dirasakan Dhe.

Membuka matanya perlahan, Dhe berhadapan langsung dengan dada Yash. Tangan besar Yash memeluk pinggangnya. Selimut menutupi pinggul mereka sebagian karena kaki mereka kelihatan dari tempat Dhe melihat. Kaki Dhe ada di atas kaki Yash, yang tampak seperti orang mati tidurnya.

Matahari sudah tinggi, tapi terhalang dengan daun-daun pepohonan yang lebat. Semalam Dhe melihat pemandangan indah penuh bintang, sekarang dia melihat pemadangan hutan yang cantik. Air sungai mengalir di dekat mereka, bening seperti kristal dan bercahaya lembut. Air terjun terlihat di balik pohon-pohon yang meluncur turun dengan indah dari tebing-tebing tinggi. Bunga-bunga bermekaran di sekitar mereka, dan burung-burung bernyanyi di cabang pohon.

"Wow," Dhe terpesona. Yash benar-benar membawanya ke tempat paling istimewa dalam hidupnya. "Cantik sekali."

"Sudah kubilang kau akan suka."

Dhe tersentak, mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Yash. Yash tersenyum, matanya terbuka perlahan memperlihatkan mata hitam miliknya. Suaranya yang serak membuat Dhe gemetar pelan. Dhe harusnya sudah terbiasa dengan sex, tapi bila bersama Yash, sepertinya dia kembali menjadi perjaka yang tak tahu apa-apa.

"Pagi," sapa Yash, mengecup bibirnya.

Wajah Dhe merona. "Urm, pagi."

"Sebenarnya, aku ingin sekali tak bergerak dari sini dan hanya memelukmu saja, tapi kita butuh mandi."

Dhe mengerang, memukul dada Yash, yang tertawa kecil padanya. Barulah disadari Dhe kalau badannya lengket dan kotor dengan cairan putih, rumput dan tanah. Bukan hanya itu, dia juga bisa merasakan semen Yash yang membeku di anusnya.

"Pantatku sakit," gumam Dhe tanpa sadar. Bokongnya memang nyeri tiap kali bergerak dan ini sudah pasti karena semalam. Bukan hanya itu saja, Yash juga menandai seluruh tubuhnya dengan bekas gigitan yang sekarang membiru atau memerah.

"Maafkan aku, aku janji lain kali akan lebih lembut," Yash menyalahkan serigalanya karena terlalu brutal dan serigalanya itu mengerut di pojokan, mendengking bersalah.

Dhe tertawa. "Tak masalah. Kemarin itu hebat sekali. Aku tak menyesal."

Yash tersenyum, menghirup bau Dhe yang bercampur dengan baunya, membuat serigalanya melonjak kegirangan. Ini dia bau yang diinginkan Yash, bau Dhe yang jadi miliknya.

"Sebaiknya kita segera pulang. Aku lapar," kata Dhe.

Yash mengangguk. "Kau mau ke rumahku? Rumahku tak jauh dari daerah ini. Kau bisa mandi dulu sebelum pulang."

Jantung Dhe melonjak di dadanya, membuat Yash merasa bahagia.

"Tentu."

Dhe bangkit dengan susah payah. Bokongnya nyut-nyutan. Wajahnya merona lagi begitu selimut tak lagi menutupi tubuhnya sehingga mata Yash dengan bebas melahapnya. Dhe bisa melihat nafsu dan gairah di mata kuningnya.

Werewolf Addicted [LGBT] [R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang