12. Mating and Bond

47K 2.7K 228
                                    

Werewolf Addicted

12.  Mating and Bond

===========

"Apa katamu? Tidak ada uang? Kau mau mati hah?"

Faye memegang wajahnya yang baru saja ditampar ayahnya. Kakak laki-lakinya duduk di sofa, meminum bir kaleng. Kaleng-kaleng dan botol-botol bir kosong bergeletakan di lantai, beserta dengan bekas-bekas makanan yang menjijikan.

"T-t-t-tapi aku benar-benar tak ada u-uang, Ayah," Faye merintih lagi karena tamparan ayahnya, membuatnya jatuh ke lantai.

"Anak kurang ajar! Tak berguna!"

Air matanya mengalir. Tubuhnya menjerit kesakitan karena terkena tendangan pada bagian perut. Dia mencoba menahan suaranya karena bila kakaknya yang sedang menonton mendengar suaranya, dia tak akan segan-segan melempar botol minuman padanya.

"Kau bilang kalau kau sudah ke rumah bosmu kan? Bagaimana dengannya? Apa dia juga tak memberimu uang?"

Faye merintih, melindungi kepalanya. "B-Bosku... sedang ke luar negeri."

"Shit! Fuck! Dia tak memberimu uang dan seenaknya keluar negeri? Yang benar saja!" Pria itu kembali mengumpat dan menendang Faye. "Kita tak bisa membayar Erson bila seperti ini. Apa yang harus kulakukan?"

"Kita jual saja dia."

Darah Faye seakan membeku mendengar pernyataan yang keluar dari kakaknya. Faye masih tak mengerti dengan apa yang terjadi sampai pemuda itu memaksanya bangkit sambil menarik rambutnya. Faye kembali merintih, memegang rambutnya.

"Lihat wajahnya, Ayah. Dia seperti perempuan. Esron punya hobi aneh pada pria. Aku berulang kali melihatnya membawa pria. Dia pasti tak keberatan memiliki satu, apalagi wajahnya cantik."

"Hmmm," Ayahnya memegang dagunya. "Benar juga."

"A-ayah, jangan jual ak—"

"DIAM!" Dia ditampar lagi sampai darah keluar dari mulutnya. "Tch! Itu hasilnya bila kau melawanku! Bawa dia ke kamar, aku akan menelepon Erson untuk pertukaran. Dia pasti mau membayar mahal, apalagi untuk baru bagus. Hei, kau masih perjaka kan?"

Tubuh Faye gemetaran. Dia tak berani menjawab. Ayah dan Kakaknya bersedia menjualnya.

"JAWAB AKU!"

Faye kembali menangis. Tangan Kakaknya menjerat lehernya, terus menarik rambutnya sampai dia yakin bahwa beberapa rambutnya telah rontok.

"I-i-iya."

"Hmph, bagus. Dia pasti lebih mahal dari mobil Esron." Ayahnya tersenyum puas. "Bawa dia ke kamar dan kurung. Pastikan jendelanya terkunci. Aku ingin kau mengawasi dia. Jangan sampai dia kabur. Kita punya uang banyak untuk dipertaruhkan di sini."

Kakaknya tersenyum puas. Dia menarik rambut Faye kembali ke atas kamar. Dia tidak mengacuhkan tangisan putus asa dan permohonannya dan mengunci kamar Faye, bahkan dengan sengaja memasang kayu di jendelanya.

"Sekarang, kau akan berguna kan, Adik Tiri?"

Faye menangis, bergelung di balik selimut kumuhnya. Dia tak ingin mendengar suara tawa kakaknya yang menggema di seluruh rumah.

"Jangan jual aku... jangan jual aku... jangan jual aku..." bisiknya berulang kali.

Dia merintih, memegangi perutnya yang mulai melakukan perbaikan diri. Sejak kecil keluarganya tahu ada yang aneh pada dirinya. Mereka yang tak mengenalnya menganggapnya aneh. Ayah dan kakaknya berulang kali memukulnya tiap kali ibunya tak melihat karena mereka tahu dia akan sembuh sendiri untuk kesenangan sendiri.

Werewolf Addicted [LGBT] [R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang