Page 15 ~ Pamrih

7.7K 214 8
                                    

Hanzel duduk disofa dengan coffe di meja dan sebuah laptop miliknya disana, Hanzel hanya sibuk memainkan laptopnya malam ini, mengerjakan tugas kampusnya dengan tenang.

"Mam, aku tidak akan makan malam bersama hari ini, bilang saja jika aku tidur ya" Hanzel berbicara tanpa melirik pada ibunya yang baru saja masuk kekamarnya.

"Kita bisa makan bersama disini"

Hanzel yang melihat kearah laptop segera mengangkat wajahnya dan mendapati pemandangan yang sulit dijelaskan, Jacob ada didepannya sekarang, ternyata bukan ibunya yang masuk tapi pria ini.

"Apa yang kau lakukan dikamar ini hah?" Hanzel memicingkan matanya ke arah Jacob. Menatap seolah mewaspadainya.

"Ikutlah denganku, aku ingin menunjukan sesuatu"

"Tidaaaak! aku tidak mauuu"

"Cepat ikutlaaah"

"Mengapa kau selalu memaksa Jacob!"

"Cepat bodoh! kau selalu ingin dipaksa bukan aku yang memaksa" Jacob menarik tangannya keluar kamar, kini Jacob membawanya ke lantai 3, bukan Hanzel tidak ingin melawan hanya saja para pelayan sedang menatapnya sekarang, rumah ini seperti neraka bagi Hanzel terutama saat pelayan ada dimanapun dengan seragam yang sama. Terutama makhluk yang ada didepannya ini, seperti malaikat pencabut nyawa bagi Hanzel.

"Jacob aku tidak mau, kemana kau akan membawaku?" Hanzel dengan nada kecilnya namun sedikit menekan.

Jacob membuka sebuah ruangan, ruangan yang paling ujung di lantai 3. Dilantai 3 pelayan tidak ada, sepi mungkin hanya beberapa pelayan saja yang ditugaskan dilantai 3.

"Apa ini kamarmu? Kau membawaku ke kamarmu? Apa yang ingin kau lakukan Jacob, aku tidak mauuuuu!!" Hanzel membalikkan tubuhnya berusaha untuk berjalan namun sulit Jacob masih menahan tangannya.

"Iya ini kamarku, aku tidak mengerti apa yang selalu kau pikirkan tentangku hah? Ikut saja tidak perlu berteriak dan bertingkah seperti orang tidak waras!"

Hanzel mematung mendengar perkataan Jacob, dia benar-benar selalu berpikiran buruk tentang pria ini dan memang dia selalu bertingkah tidak waras didepannya, Jacob berkata jujur dan kini Hanzel yang harus menahan malu, dimana dia harus menyimpan wajahnya sekarang.

Kali ini Hanzel menurut dan mengikuti Jacob, Hanzel mengamati seluruh isi kamar Jacob, kamarnya tidak sebesar kamar tamu, simple namun menakjubkan, bernuansa hitam dengan bright view menuju ke luar, ada balcon disana mungkin untuk mencari udara segar, memang disana terlihat banyak pepohonan, ini sangat indah. Hanzel menyukainya, berbeda dengan kamar yang berada dirumahnya berbentuk tidak beraturan, Hanzel harus membuat kamar seperti ini juga nanti. "tunggu, lalu untuk apa dia membawaku kekamarnya" Batin Hanzel.

"Apa kau sedang menyombongkan kamarmu?" Tanya Hanzel yang kini tersadar jika sedaritadi wajah konyol terpesonanya menatap seluruh pemandangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau sedang menyombongkan kamarmu?" Tanya Hanzel yang kini tersadar jika sedaritadi wajah konyol terpesonanya menatap seluruh pemandangan ini.

Jacob hanya menggelengkan kepalanya tidak perduli dengan ocehannya yang selalu berfikir buruk tentang dirinya.

WILD (REVENGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang