Page 16 ~ Posesif

7.2K 214 0
                                    

~Tuhan menciptakan berjuta rasa, bahkan beberapa rasa tidak dapat dimengerti, seperti rasa ini, rasa benci yang bisa terlihat namun sulit dirasa~

®®®

"Hanzel apa mami tau kau bekerja disini?" Tanya Emilie pada Hanzel.

"Tidak Emilie, mau bagaimana lagi, 20 juta dalam satu bulan, aku harus bekerja keras, apapun asal mendapat uang" Ujar Hanzel menyeringai.

"Hanzel meja 18" Seorang bar tender memberikan minuman pada nampan Hanzel.

Hanzel berjalan ke arah meja bernomor 18 dan menyuguhkannya dengan sopan.
"Pesananmu tuan" Ujar Hanzel dengan senyuman ramahnya.

"Untukmu" seorang pria memberikan uang pada Hanzel, menyimpan di nampannya.

"Ini terlalu banyak" Lanjut Hanzel melihat uang tip dengan jumlah yang sangat banyak.

"Aku bisa memberi lebih jika aku bisa tidur denganmu malam ini sayang"

Mendengar itu Hanzel hanya tertegun tidak percaya, pertama kalinya seseorang berkata begitu menjijikan padanya, tapi apa daya, gadis yang bekerja sebagai pelayan disebuah bar mau tidak mau akan disamakan dengan gadis yang tidak benar, terutama pekerjaan dengan jam malam seperti ini, Hanzel hanya bisa berusaha menguatkan mental dan batinnya. Sekalipun perasaannya benar-benar sakit mendengar seseorang merendahkannya dengan jelas.

"Terima kasih untuk uang tipnya tuan, maaf dia hanya pelayan" Emilie menarik tangan Hanzel. Hanzel yang masih tertegun kini mengikuti langkah Emilie.

"Kau harus terbiasa Hanzel, Aku sudah biasa bahkan nyaris diperkosa lagi..." Ujar Emilie berbicara begitu tenang. Hanzel melihat ke arah Emilie dengan membelalak.

"Diperkosa lagi?" Tanya Hanzel masih tertegun.

"Yaa, tapi tidak untuk kedua kalinya, aku tidak sepolos dulu, aku hanya mengambil uangnya dan kabur, dunia ini keras Hanzel kau benar, seluruh orang harus tau cara kerja dunia"

"Tapi apa yang aku katakan tidak sekeras hidupmu Emilie, itu lebih dari menyeramkan"

"Menyeramkan jika kita tidak berpengalaman, aku akan banyak memberitahu padamu tentang pria, bagaimana jahatnya mereka dan bagaimana cara kita menanggapinya"

"Emilie aku akan mengambil sip bersamamu saja, aku akan sangat aman, Emilie kau tau gadis ini sangat polos dan suci" Ujar Hanzel menatap dengan tatapan manja layaknya kucing memelas.

"Ciiiiih..Hanzel kau benar-benar berlebihan" Emilie tertawa mendengar Hanzel berbicara begitu datarnya.

Hanzel hanya membalas sedikit tertawa, Emilie selalu membuatnya lebih baik. Dia harus kuat, mungkin selama bekerja Hanzel akan selalu menemukan pria berhidung belang lagi seperti itu, Hanzel hanya harus menyiapkan mental cukup kuat. Hanzel sudah bekerja 4 hari disini, tapi baru hari ini seseorang berkata begitu tajam padanya, mau bagaimana lagi, itu resiko dia bekerja malam hari terutama di bar seperti ini apalagi penampilannya yang menarik akan selalu membuatnya menjadi bahan godaan.

"Hanzel ruang VVIP 09" Ujar Bar tender kembali memberikan sebuah pesanan pada nampan.

"Emilie temani aku" Bisik Hanzel sedikit kehilangan nyali.

"Emilie ruang VVIP 01" Ujarnya pada Emilie.

"Cepat mereka sudah menunggu sejak tadi"

"Baiklah" Ujar Emilie dan Hanzel bersamaan.

"Aku akan menyusul kau akan baik-baik saja, abaikan jika mereka menggodamu"

"Oke Emilie" Hanzel berjalan, kali ini dia kehilangan nyalinya, baru saja dia menegaskan akan kuat mental namun saat itu juga dia kehilangan mentalnya, dia sedikit bergidik membayangkan pria, kali ini Hanzel jadi menakuti semua pria. "Hanzel bisa, Hanzel kuat yakin!" Dia berdiri didepan pintu masih bergumam seluruh doa pelindung dan mulai memasuki ruangan.

WILD (REVENGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang