Page 5 ~ Menyerahkan diri

17.4K 283 3
                                    

~Bermain dengan api, memadamkannya atau ikut hangus terbakar~

®®®

Jacob sampai di lantai dua, dimana kamar Darren berada, mata Jacob tertuju pada Darren dan Hanzel yang saling berhadapan, tangan Darren yang menempel di pipi Hanzel, perlahan sangat perlahan Darren mendekatkan wajahnya sedikit memiring.

"Ikut aku!" Jacob mengambil alih Hanzel, menggenggam erat tangannya, menarik keluar kamar Darren.

"Heeey apa yang kau lakukan!?" Tekan Hanzel, Hanzel yang masih mengikuti langkah Jacob dengan sedikit cepat.

"Kau berhutang budi padaku!" Ujar Jacob.

"Apa kau sudah gila Jacob?" Teriak Darren dari lantai dua melihat kearah Jacob yang sudah di lantai dasar membawa Hanzel keluar rumahnya.

"Mata gadis itu terkena sup bodoh! dia akan kesakitan!" Teriak Darren, Kali ini Darren tidak marah hanya sedikit berteriak, entah apa yang membuatnya tenang bahkan mulai tersenyum penuh makna. Sepertinya Darren senang, temannya ini mengikuti alur permainan yang mereka berdua buat. Darren akan lebih senang jika mendapatkan sesuatu yang cukup sulit dan Jacob yang mempersulitnya.

Jacob memasukkan Hanzel pada mobilnya, setelahnya dia berjalan memutar ke arah kemudi.

"Apa yang kau lakukan?!!" Hanzel terkesiap melihat Jacob yang masuk kemobil dan mendekatkan wajahnya ke wajah Hanzel tanpa basa-basi.

"Buka!!" Bentak Jacob.

"Tidak mau!! Lepaskan aku!!"

"Cepat buka!! Kau membuatnya menjadi lama bodoh!"

Jacob mengambil wajah Hanzel dengan kedua tangannya, mulai membuka mata Hanzel dengan jarinya segera meniupnya cukup keras dan cepat.

"Kau sudah bisa membukanya!"

"Apa yang kau pikirkan hah? Menjijikan!!" Lanjut Jacob segera menyalakan dan melajukan mobilnya.

Perlahan Hanzel membuka kedua matanya dan memang benar, matanya kini sudah tidak terlalu perih seperti tadi. Walaupun masih sedikit tersisa perih setidaknya matanya bisa terbuka.

"Terima kasih" Hanzel lekas memalingkan wajahnya pada jendela mobil dia sedikit malu. "Apa kau mengira dia menyuruhmu membuka baju begitu ? Hanzel apa yang kau pikirkan, naif sekali!! Itu sungguh memalukan, bodoh bodoh!!" Kali ini Hanzel memaki diri sendiri dalam batinnya.

"Kau akan membawaku kemana?" Hanzel memulai pembicaraan, setelah sedaritadi sepi menghuni seluruh seisi mobil ini.

"Kerumahku"

"Kerumahmu?!" Hanzel tertegun mendengar jawaban Jacob yang cukup datar ini.

"Untuk apa? Ini sudah malam sebaiknya aku pulang"

"Kau berhutang budi padaku, apa kau ingat itu?"

"Aku tidak mau!!"

"Aku tidak bertanya tapi menyuruhmu!!"

"Baiklah jika memaksa" balas Hanzel datar dengan menilik malas, tidak begitu buruk setidaknya Hanzel bisa menunggu Emilie yang sedaritadi belum menghubunginya, pulang kerumah bukan hal yang baik untuk hari ini.

Mereka sampai dirumah yang cukup besar, rumah yang cukup classic.

"Ini cukup besar, tapi aku tidak yakin perdana menteri tinggal dirumah ini" Hanzel membatin. Rumah besar namun tanpa satpam dan pengamanan lainnya, rumah perdana menteri tidak mungkin sesepi ini.

"Apa ini rumahmu?"

"Rumah tetangga, aku akan masuk dengan mencongkel pintunya" Ujar Jacob berjalan menuju pintu rumahnya.

"Yang benar saja Jacob? Kita akan dikira maling oh tuhan!!"

Jacob melemparkan kunci pada Hanzel, menandakan jika dia memang pemilik rumah ini.

"Dia kaya mengapa aku mengira ini rumah satu-satunya, perdana menteri pasti punya banyak rumah Hanzel, rumah ini pasti tidak ada apa-apanya dibanding rumah yang mereka isi, Hanzel Hanzel" dia bergumam sendiri kali ini.

"Untuk hari ini bereskan rumah ini! Aku akan tidur, saat bangun seluruhnya sudah harus beres atau aku akan menambah hutang budimu!" Kata terpanjang yang keluar dari mulut Jacob, kata terpanjang yang cukup menjengkelkan.

"Apa kau sedang memerasku hah?!" Hanzel memicingkan matanya ke arah Jacob, namun percuma Jacob tidak menggubris kata-kata Hanzel dan berlalu menuju kamarnya. Menutup pintu meninggalkan Hanzel dengan segudang pekerjaan.

Sepertinya rumah ini tidak terawat bertahun-tahun, sangat berantakan, bukan kapal pecah tapi bom hiroshima lebih tempat menggambarkan rumah ini. Debu yang mencapai satu senti, barang-barang yang tidak pada tempatnya. Buruk! Seharusnya ada pembantu dirumah ini.

Satu persatu Hanzel menyelesaikannya dengan cepat, cukup melelahkan, sampai terakhir, kamar mandi yang kering dan berkarat, untung kamar mandi ini cukup mewah, tidak ada kecoa musuh terbesar Hanzel. Jika ada mungkin ini tempat yang akan Hanzel lewatkan untuk dibersihkan.

"Dia sungguh memerasku!!" Gumam Hanzel seraya menggosok bath tub sekuat tenaga.

Pukul 9 malam seluruh rumah selesai dengan baik dan indah, Hanzel sangat mahir dalam hal ini. Rumah ini kinclong tanpa noda dan debu sedikitpun, Hanzel membuat lantai dan barang-barang mengkilat, untung rumah ini hanya satu lantai, Hanzel mengerjakannya cukup cepat.

"Menyesal aku mengatakan berhutang budi padanya!!" Hanzel mendaratkan tubuhnya pada sofa. Kegiatan hari ini sangat memakan tenaga dan emosinya.

Hari yang melelahkan membuat Hanzel menutup mata begitu mudahnya, perlahan tapi pasti, nafasnya mulai teratur berat, kesadarannya mulai hilang berganti nyenyak dan lelap.

Di tempat lain, Jacob yang baru saja membuka matanya setelah tertidur cukup lelap, dia mulai beranjak dari tempat tidur dan membersihkan dirinya. Setelahnya keluar kamar, matanya tertuju pada seluruh ruang yang berkilau dan harum tanpa debu, Jacob seperti menyewa tukang bersih rumah untuk hari ini. Dia tersenyum puas sampai matanya tertuju pada sofa, dimana sang tukang pembersih rumah sedang tertidur lelap.

Untuk sejenak, Jacob masih mematung ditempatnya memandang pemandangan gadis yang sedang berbaring tenang ditempatnya begitu teduh namun secepat kilat Jacob mengalihkan pandangannya.

Untuk sejenak, Jacob masih mematung ditempatnya memandang pemandangan gadis yang sedang berbaring tenang ditempatnya begitu teduh namun secepat kilat Jacob mengalihkan pandangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

®®®®®

Voment yaaa hehe
Selamat membaca
Semoga pada suka

WILD (REVENGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang