Page 6 ~ Lagi, Menyerahkan Diri

16.5K 252 0
                                    

~Dua hal yang sama-sama melelahkan, rasa benci dan cinta~

®®®

Untuk sejenak, Jacob masih mematung ditempatnya memandang pemandangan gadis yang sedang berbaring tenang ditempatnya begitu teduh namun secepat kilat Jacob mengalihkan pandangannya.

"Bangun apa aku menyuruhmu untuk tidur!!" Jacob menggoyahkan tubuh Hanzel.

"10 menit lagi, aku lelah" gumamnya dengan suara sayu khas suara orang sedang tertidur.

"Banguuun!!"

"5 menit lagi, aku mohon" Hanzel masih menutup mata dengan memeluk bantal kecil didadanya.

"Baiklah"

Dia mendapat kejutan yang sangat mendadak dari pria tampan ini. Jacob mengunci pergerakannya, mengambil alih mulut Hanzel melumatnya tanpa ampun membuat gadis ini membuka matanya membelalak dan kesulitan mengatur nafas. Terlihat jelas dimata Hanzel jika pria ini benar-benar ada didepan matanya, menciumnya tanpa jeda.

Plaaaak!!

"Kurang ajar!! Apa yang kau lakukan!!" Hanzel segera memposisikan tubuhnya menjadi setengah duduk.

"Kau menamparku?!!" Mata Jacob begitu menyala, dia menggenggam tangan Hanzel begitu keras, dia bisa membuat tangan mungil ini remuk jika lebih lama lagi.

"Hanzel, Jacob itu seperti bom yang diam-diam bisa meledak kapan saja, jangan berani menekan tombolnya. Darren temperamen dan Jacob lebih dari temperamen. Dia bisa berubah lebih menyeramkan. Darren itu singa dan Jacob srigala, srigala menerkam tidak pernah ada ampun, srigala lebih buas dari singa ingat itu! Jangan berbuat masalah dengannya" Kali ini Hanzel bisa mendengar suara Harley pada saat itu. Suara Harley saat menceritakan tentang kehidupan Jacob. Dia mengingat dengan benar, kata-kata temannya ini.

Jantung Hanzel berdetak tidak karuan, dia sangat ketakutan, wajah Jacob begitu siap menyerang.

"Maafkan aku, tadi kau.." Ujar Hanzel memasang wajah memelasnya.

Jacob masih menatap dengan tatapan siap membunuh.

"Jacob ini sakit, maafkan aku, tadi aku.. ini aku sudah bangun.. apa yang harus aku lakukan lagi, ini sudah beres, kau bisa melepaskanku sekarang, maaf aku tidak sengaja menamparmu, aku bisa melalukan apapun asal kau mau memaafkanku" Ujar Hanzel semakin memelas memasang wajah terlembutnya. Hanzel melanjutkan dengan menundukkan kepalanya.

Melakukan apapun? Lagi dan lagi Hanzel menyerahkan diri begitu saja untuk hari ini pada dua pria buas. Bibirnya seperti petir, menyambar seenaknya bukan pada tempatnya.

"Baiklah aku mau ini" Jacob melepaskan tangannya namun berlanjut meraba bibir Hanzel dengan jemarinya. Hanzel membelalak tidak percaya, bagai bumerang kata-katanya malah merugikan dirinya sendiri, bodoh mengapa dia menawarkan diri, untung hanya bibir bukan perawan, seharusnya Jacob mengatakan apa yang dia incar, apa mungkin bibir lalu lainnya lalu pada tujuan utamanya yang dia incar, Hanzel kau sedang tidak beruntung hari ini. Dia mengutuk dirinya sendiri, dia harus lebih menjaga ucapannya kali ini! Setelah mengatakan berhutang budi sekarang mengatakan akan melakukan apapun, tuhan Hanzel khilaf.

"Tadi kau sudah mendapatkannya!!" Tekan Hanzel dengan mengerutkan garis diantara dua alisnya. Wajahnya seketika kembali meredup saat Jacob memasang wajah yang kembali menyeramkan.

"Baiklah sedikit saja" Hanzel menyerahkan dirinya, akhirnya.

Hanzel memejamkan matanya erat. Membuat Jacob sedikit menahan senyumnya, senyuman puasnya.

Perlahan tapi pasti Jacob mendekatkan tubuhnya, wajahnya mulai mendekat pada wajah Hanzel, tangannya sudah mulai menempel di pipinya, Hanzel dapat merasakan getaran yang sangat berbeda, jantungnya kembali berdetak kencang. Bibir jacob sudah sampai. Hanzel dapat merasakan bibirnya yang kini basah karna sentuhan bibir Jacob, walaupun dia memejamkan mata namun begitu terasa jelas bibir itu memaksa bibir Hanzel membuka dan membalasnya.

Dan terbukalah bibir Hanzel.

"Aaaaawwww!! Kau!! Kurang ajaaar!" Jacob kembali tersenyum puas saat menggigit bibir bawah Hanzel dengan sekuat tenaganya.

"Kita impas" Jacob beranjak dan berjalan menuju mini bar.

"Kau membuat ini ungu Jacob, aku hanya membuat pipimu merah!!"

Jacob hanya terus berjalan dengan mengangkat bahunya seolah tidak peduli, sedangkan Hanzel sangat tidak menyukai hari ini. Permainannya untuk menarik hati Jacob sia-sia, malah dia yang sangat dirugikan. Dia sangat kesal hari ini.

"Kau akan kemana?" Jacob berjalan mengikuti Hanzel yang sudah berjalan dengan langkah cepat menuju keluar.

"Pulang!!"

"Siapa yang memperbolehkanmu pulang hah?" Jacob kembali menarik tangan Hanzel setelah hampir menggapai gagang pintu.

"Jacob aku mohon!! Ini sudah malam aku ingin pulang.."

"Jacob" suara Hanzel kali ini melemah, ada yang lebih menyeramkan dibanding saat Jacob menggenggam tangannya keras tadi, bau alkohol yang menyengat dari mulut Jacob, untung sedikit tertutup harum maskulin sedikit moca aroma tubuhnya namun alkohol tidak kalah menyengat kali ini. Hanzel semakin ketakutan. Hanzel pernah meminum alkohol dan dia tau bau alkohol ini, dia sangat tau baunya.

"Aku tidak menyuruhmu pulang" Ujar Jacob masih menahan Hanzel dalam genggaman tangannya dan tangan satunya sibuk mengunci pintu.

Hanzel menelan ludah perlahan, jantungnya kembali berdegup kencang, kali ini untuk rasa takut yang menguasai dirinya.

"Lepaskan aku Jacob, baiklah aku akan diam disini" Hanzel melembutkan suaranya, berontak bukan keputusan yang benar, Hanzel tau jika dia berontak maka Jacob akan lebih mengerikan lagi.

®®®®®

Kira kira gini deh wajah Jacob yang lagi bau alkohol seremin tapi tamvan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira kira gini deh wajah Jacob yang lagi bau alkohol seremin tapi tamvan.

Selamat membaca semoga suka voment yaaa

Selamat membaca semoga suka voment yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyuman membius Hanzel, Morning..

WILD (REVENGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang