delapan

38 0 0
                                    

Dira yang merasa bosan. Melangkah kan kaki menuju kamar Angga.

Pintu kamar Angga tidak di kunci. Dira langsung memasuki nya.

"Ga lo nga--"

Dira menggantungkan ucapan nya kala melihat seorang pria ada dalam kamar nya.

Apa Angga selama ini homo?

Mengingat kakak nya yang memang tidak mempunyai seorang kekasih.

"Pa in."

Angga menghampiri Adik nya yang masih melongo di depan pintu. Dan menyentuh bahu Dira. Dira mengalihkan pandangan nya dari lelaki asing itu ke Angga.

Angga menoleh ke belakang yang memang teman lelaki Angga sedang duduk memperhatikan kedua nya dan balik menatap Dira.

"Oh. Kenalin Ra temen gue. Lo pasti juga bakalan tau kalian berdua kan satu sekolah". Ujar Angga sambil membawa Dira mendekat ke arah lelaki tadi.

Dira menatap Angga dengan alis yang terangkat.

Satu sekolah?

"Val. Ini adik gue yang sering gue ceritain yang kemaren lo minta id line nya dari gue"

Valdo. Ya lelaki itu Valdo teman nya Malvin.

Malvin mendelik ke arah Angga.

Angga terkekeh. "Gue salah ngomong ya?" ujar nya sambil menggaruk tengkuk nya yang memang tidak gatal.

Dira masih bingung dengan apa yang terjadi.

Val.Valdo? Valdo teman nya Malvin?

Pertanyaan itu hanya ia simpan di otak nya.

"Lo gak homo kan Ga?" tanya Dira.

Seketika Valdo tertawa dengan kencang.

Pletak. Satu jitakan mendarat di kepala Dira. "Aww. Ish sakit tau!"

"Ngaco lo ngomong gue masih doyan sama cewek"

"Heheh kali aja kan"

"Lo pasti kenal kan sama Valdo, Ra?"

"Gue gak kenal Ga" ujar nya lirih.

"GAK KENAL KATA LO--emm"

Dira menyumpal mulut Angga menggunakan kaos kaki. Entah dengan keberanian apa ia sampai melakukan niat tersebut. Angga memang sangat tidak rapi dalam urusan kamar dengan baju yang berserakan dimana mana dan kaos kaki yang ia pakai waktu sekolah tadi tergeletak begitu saja di atas tempat tidur.

Valdo semakin tertawa dengan tingkah kedua kakak beradik di depan nya. Dira juga tertawa ngakak. Sedangkan Angga dengan wajah yang merah padam siap mengeluarkan umpatan nya, namun sebelum hal itu terjadi. Dira langsung melenggang keluar dari kamar Angga sambil menjulurkan lidah nya.

Dira masih tertawa sampai sudut mata nya berair ketika sudah berada di dalam kamar nya sendiri. Ketika sudah berhenti tertawa ia jadi memikirkan sesuatu.

Seketika ia teringat ucapan Malvin beberapa hari yang lalu. Bahwa ia mendapatkan id line nya dari teman nya yang bernama Valdo. Apa kakak nya itu yang memberikan nya? Kalau benar Dira pasti membuat perhitungan, karena sudah sembarangan menyebar id line milik nya.

Bicara tentang Malvin. Kemana cowok itu tidak menghubungi nya?
Apakah aku menunggu nya?

Memikirkan itu membuat Dira hampir gila. Bodo amat sama Malvin! Batin Dira.

Rasa kantuk kalah dengan rasa gelisah yang di rasakan Dira saat ini. Malvin telah berhasil membuat nya terpikat, namun Dira enggan mengakui nya.

Di raih nya ponsel di atas nakas. Dira menatap ponsel nya dengan pandangan kosong sampai layar kembali hitam. Aneh memang! Apakah ia jatuh cinta?.

***

Suasana kelas yang ribut seakan menjadi langganan di setiap kelas. Hal itu terjadi kepada kelas Dira sekarang. Dira menatap jengah kepada teman-teman sekelas nya. Kedua teman nya tengah asik bergosip ria di pojok bangku belakang ada juga yang tengah sibuk dengan ponsel di genggaman dan yang paling mencolok adalah sekumpulan cowok gamers yang duduk di lantai kelas dengan bergerombol, mungkin mereka mabar (main bareng).

Sedangkan Dira hanya bisa menangkup wajah nya dengan kedua tangan nya yang bertumpu di atas meja. Mata panda nya terlihat kentara itu di sebabkan penyakit nya yang susah tidur di tambah pikiran nya yang melayang-layang.

Bicara tentang Malvin. Pagi ini pun Dira tidak melihat batang hidung si Malvin. Membuat nya semakin yakin bahwa si Malvin memang benar-benar play boy cap kapal api. Pahit? Kopi?.

Dira menghela napas nya kasar. Seperti biasa ia menenggelamkan kepala nya di antara tangan nya dan menutup mata.

Dira tersentak, karena getaran sebuah ponsel di saku nya. Dira berdecak dan merogoh ponsel nya.

Angga Akalanka: pulang sekolah ntar gue jemput. Jgn kmna-mana!

Nadira Naraya: iya iya Nyet.

____________

Seperti biasa lagi. Dira berdiri di depan gerbang sekolah. Jangan ditanya sedang apa, kalau bukan menunggu Kaka tercinta nya itu ralat Kaka terogeb nya itu.

"Nungguin Angga ya, Ra?"

Dira mendongak. "Eh?. Iya" ujar nya.

Valdo tersenyum. "Mau gue anter?" tawar Valdo.

Dira menggeleng sebagai jawaban pandangan nya masih lurus kedepan. Mood nya sedang tidak baik sekarang.

Sebuah mobil sport berhenti tepat di depan Dira. Terlihat seorang lelaki yang tengah tersenyum lebar di balik kemudi. Dira masih memasang wajah datar nya.

Angga turun dari mobil dan menghampiri Dira dan Valdo. Setelah menatap Dira, Angga beralih menatap Valdo dan mengernyit.

"Ngapain lo berdua?" tanya Angga menatap kedua nya.

Pertanyaan macam apa?

"Nuu___" ucapan Valdo terhenti.

"Ganti topik, gue tadi salah ngomong" ujar nya seraya mengibaskan tangan di udara dan nyengir kuda. "Kaset PS lo ketinggalan dirumah gue".

"Oh, itu nanti gue ambil deh"

"Ok. Kalo lo kerumah gue lagi, bawa aja lagi kaset nya yang banyak" ujar Angga sambil menaik turun kan alis nya.

"Ok-ok__"

"Ga buruan, gue pegel nih!" setelah merasa bosan berdiri akhirnya Dira bersuara juga.

Angga mengacak gemas rambut Dira. "Iya-iya Bawel". Angga menepuk bahu Valdo dua kali." Gue duluan Val"

Yang di jawab anggukan oleh Valdo.

Angga merangkul pundak Dira dan menggiring nya menuju mobil.

***

Kaya nggak nyambung gitu ya cerita nya😂. Maklum lah baru belajar😁. Ok makasih buat yang baca😚😘.

Vote & Coment jika kalian bersedia😊.

YOUR MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang